Cerita Seputar Karier Memasak

Wahaha judulnya sok iyes.

Tidak terasa hampir satu tahun saya tinggal dinegara yang cuacanya silih berganti antara hujan dan angin, walaupun sesekali matahari muncul juga. Banyak hal-hal baru yang saya temui ketika menjadi seorang imigran. Bukan hanya adaptasi lingkungan, cuaca, bahasa, kenalan baru, orang-orang baru, kegiatan baru, bahkan adaptasi makanan. Saya suka tinggal di Belanda dengan udaranya yang segar dan terasa nyaman dipernafasan (saya punya sinusitis akut, sudah operasi dua kali tetapi semenjak tinggal di Den Haag tidak pernah kambuh), transportasinya, fasilitas kesehatan, cepat kalau berurusan dengan instansi pemerintahan, banyak fasilitas yang gratis dan menunjang adaptasi saya sebagai imigran, toko dan pasar yang menjual segala jenis bumbu dan bahan masakan Indonesia, restoran halal yang gampang dijumpai, dan restoran Indonesia yang bertebaran disana sini. Intinya, di Den Haag semuanya ada. Meskipun nampaknya disini semua lengkap, adakalanya saya tetap rindu dengan beberapa hal yang ada di Indonesia. Rindu menggunakan pakaian yang tidak bertumpuk-tumpuk (disini dingin, jadi kalau keluar rumah harus menggunakan pakaian yang berlapis dengan segala perlengkapannya), mbok tukang pijat di Situbondo (bahkan suami sampai pijat 3 kali selama 1 bulan disana), dan terutama saya kangen dengan makanannya.

Sebelum pindah, saya tidak cukup mencari informasi tentang tempat untuk mendapatkan bumbu-bumbu untuk memasak makanan Indonesia. Karena itulah saya membeli bumbu instant di Indonesia sebanyak-banyaknya yang kemudian dikirim ke Belanda. Selang satu bulan setelah saya datang, barulah seorang kenalan mengajak ke Haagse Markt, pasar tradisional yang super lengkap di Den Haag. Tidak hanya lengkap, harga barang-barang yang dijual disana sangat murah. Selain itu, suami juga menunjukkan toko oriental yang menjual semua bumbu untuk masakan Indonesia (kapan-kapan saya akan membahas tentang toko ini secara terpisah). Pada akhirnya, bumbu instant yang dikirim tersebut tidak tersentuh dan saya bagikan ke beberapa kenalan. Awal saya tinggal di Den Haag, setiap akhir minggu kami selalu menjelajah restoran Indonesia, hanya ingin sekedar tahu rasa makanannya seperti apa. Beberapa saat kemudian, setelah saya cukup tahu dengan beberapa restoran Indonesia yang ada di Den Haag, perburuan makanan diakhir pekan frekuensinya berkurang secara bertahap. Ada yang makanannya cocok dengan lidah saya, ada yang tidak. Karenanya saya mulai bertekad untuk belajar memasak sendiri makanan-makanan yang saya inginkan.

Sejak kecil, saya memang suka sekali memasak. Ibu memiliki usaha katering di Situbondo sebagai pekerjaan kedua selain profesi Beliau sebagai guru. Karenanya, membantu ibu sejak usia 7 tahun, mengenali bumbu-bumbu dan segala jenis masakan Indonesia bukanlah hal yang baru buat saya. Saya cinta memasak. Namun ketika usia 15 tahun meninggalkan rumah untuk tinggal dikota Surabaya, saya nyaris jarang memasak lagi karena fasilitas kos saat itu termasuk dengan makan. Hal tersebut berlangsung sampai saya sebelum pindah ke Belanda. Apalagi sebagai anak kos, akan cukup simpel kalau membeli makanan jadi. Ditunjang lagi sejak mengikuti Food Combining, saya lebih sering mengkonsumsi sayuran mentah. Kesempatan saya memasak kalau pulang ke Situbondo. Karenanya, ketika pada akhirnya saya memiliki dapur sendiri, rasanya gembira luar biasa, seperti menemukan ruang kerja, seperti menemukan hobi lama kembali lagi. Kalau untuk makanan Indonesia, saya tidak mempunyai banyak kesulitan ketika memasak. Takaran bumbu biasanya saya memakai perkiraan atau feeling.

Hidangan lebaran : lontong sayur, opor ayam, dan sambel goreng telur puyuh kentang pete.
Hidangan lebaran : lontong sayur, opor ayam, dan sambel goreng telur puyuh kentang pete.

Saya baru menemui kesulitan ketika mulai ada niatan untuk membuat kue. Kebetulan pada saat itu saya ingin sekali makan kue coklat. Akhirnya saya menemukan resep mud cake diblog Ria. Karena belum pernah membuat kue sebelumnya, jadi saya buta pengetahuan tentang tepung. Saya sampai bertanya beberapa kali ke Ria tentang jenis-jenis tepung. Nah, ketika kopdar dengan Mbak Yoyen, akhirnya ada kesempatan untuk bertanya jenis-jenis tepung di Belanda. Waktu itu saya cerita ke Mbak Yoyen kalau ingin sekali membuat kue, tapi takut tidak jadi. Mbak Yoyen memberi semangat kalau saya harus mencoba. Akhirnya pulang kopdar saya bersemangat untuk segera membuat mud cake. Tantangan selanjutnya adalah mempelajari cara kerja oven. Bersama suami, saya membaca secara seksama petunjuk penggunaan oven. Agak canggung juga awalnya, takut bantet tidak bisa dimakan, atau takut gosong. Tapi begitu hasilnya keluar, terharu rasanya karena berhasil bisa dimakan. Saya sampai loncat-loncat kegirangan. Seminggu kemudian, salah satu keponakan berulangtahun. Saya mengusulkan ke Mas Ewald untuk memberi kado kue ulang tahun. Asli ini semacam uji nyali. Saya tidak ada bayangan sama sekali membuat kue ulang tahun itu bagaimana. Akhirnya nekad dengan bahan dasar mud cake kemudian saya hias dengan coklat dan beberapa hiasan lainnya. Saya sebenarnya tidak tahu rasanya seperti apa, pada waktu itu hanya berdoa semoga para undangan, adalah keluarga dan teman-teman yang berulang tahun, ketika memakan tidak tiba-tiba sakit perut. Ternyata mereka suka sekali dengan kuenya. Habis ludes, padahal ada 2 kue ulang tahun lainnya. Saya dipuji Mama mertua dan saudara-saudara. Pulang dari acara, senyum tidak putus tersungging dibibir.

Kue ulang tahun pertama
Kue ulang tahun pertama

Setelah pengalaman tersebut, ketika menghadiri beberapa acara ulang tahun teman suami, dia meminta saya untuk membuat kue ulang tahun sebagai kado. Saya dengan senang hati membuat aneka kue ulang tahun variasi lainnya. Dan sejauh ini masih diterima dengan baik, dibilangnya sih sesuai dengan selera mereka. Malah ketika dua keponakan berulang tahun awal tahun ini, ibunya memesan kue ulang tahun pada saya. Awalnya aneh, kok keluarga memesan kue, yang artinya membayar. Tapi kata suami tidak apa-apa karena keinginan yang berulang tahun. Akhirnya saya buatkan, lumayan uangnya untuk membeli buku. Lain cerita kue, lain cerita masakan Indonesia yang dimakan oleh keluarga dan teman-teman suami.

Beberapa kali suami mengundang keluarga dan teman-temannya untuk makan dirumah. Saya bertanya mau masak apa *nantangin, padahal cuma bisa masakan Indonesia. Untungnya suami bilang kalau teman-teman dan keluarga tidak ada masalah jika disajikan makanan Indonesia. Saya dengan senang hati memasak makanan Indonesia, sekalian untuk memperkenalkan ke mereka betapa Indonesia kaya akan kulinernya, *sekalian promosi juga siapa tahu mereka mau pesan ke saya :D. Sejauh ini, komentarnya positif, makanan yang saya sajikan selalu ludes tidak bersisa karena mereka selalu nambah dan nambah lagi. Bahkan ada teman suami dengan terus terang meminta ijin nasi kuning dan sayur urap serta perkedel tahu untuk dibawa pulang. Saya malah senang karena tidak harus menyimpan makanan dikulkas.

Kiri : makan untuk berempat. Menu : Nasi kuning, urap sayur, ayam suwir pedas, perkedel, tahu, tempe, kerupuk, sambel goreng telur puyuh kentang. Dessert puding. Kanan makan untuk berenam. Menu : martabak, mie goreng, ayam panggang, oseng sayuran, tempe tahu.
Kiri : makan untuk berempat. Menu : Nasi kuning, urap sayur, ayam suwir pedas, perkedel, tahu, tempe, kerupuk, sambel goreng telur puyuh kentang. Dessert puding. Kanan makan untuk berenam. Menu : martabak, mie goreng, ayam panggang, oseng sayuran, tempe tahu.

Suatu waktu, suami bilang akan ada meeting untuk divisinya. Saya diminta tolong memasak untuk seluruh anggota meeting kalau tidak salah berjumlah 10 orang, menunya terserah saya. Akhirnya saya putuskan untuk membuat menu terdiri dari nasi kuning, perkedel kentang, urap sayur, ayam bumbu kuning dan dessert puding. Saya tempatkan semua perbox. Pulang kerja suami girang karena teman-temannya menyukai dan tandas tidak bersisa. Beberapa waktu lalu, saya menerima pesanan dari kantor suami tetapi berbeda divisi, untuk meeting, masakan Indonesia juga. Lumayan, buat tambahan beli cabe dipasar. Ketika ulang tahun suami sebenarnya saya ingin memasak sendiri untuk 25 undangan (keluarga dan teman), tetapi karena paginya harus menemani dia ujian thesis dan dia tidak mau saya terlalu capek didapur, akhirnya menu utama pesan yaitu nasi tumpeng lengkap dan es cendol. Saya tinggal menyiapkan camilan saja.

Menu tambahan ketika suami ulang tahun untuk 20 undangan : Baso daging dan baso tahu, lumpia sayur, siomay, cupcake. Menu lainnya pesan.
Menu tambahan ketika suami ulang tahun untuk 25 undangan : Baso daging dan baso tahu, lumpia sayur, siomay, cupcake. Menu utama pesan.

Mas Ewald suka sekali masakan Indonesia, bahkan sejak sebelum bertemu saya. Karenanya, saya tidak menemui kesulitan dalam hal menyiapkan makanan. Dia akan makan apapun yang saya masak, kecuali udang karena dia tidak suka. Ikan asinpun masih mau mencicipi sedikit, apalagi sambel trasi dan pete yang merupakan favoritnya. Sambel wajib ada disetiap makanan Indonesia, ataupun disetiap saya masak kalau tidak terasa pedas, dia akan protes. Syukurlah saya juga doyan pedas. Saya tidak makan daging dan unggas, suami masih makan meskipun porsinya tidak banyak. Sesekali saya masih memasak rendang, ayam panggang, baso daging, maupun soto ayam favoritnya. Untuk masalah rasa, ketika memasak makanan yang saya tidak makan, saya memakai feeling dan dengan bantuan suami. Saya memasak besar setiap sabtu atau minggu, untuk persediaan lima hari kedepan. Seringkali Mama mertua saya bagi juga. Beliau adalah ahli rasa yang saya percaya karena selalu jujur. Pernah suatu ketika saya memasak semur tempe, dirasakan, ternyata tidak suka rasanya. Saya disuruh bawa pulang lagi. Saya malah senang yang seperti itu, daripada dibuang. Masakan yang selama ini saya masakkan untuk Mama : rendang, gado-gado, soto ayam, rawon, kaasstengels (Beliau sampai tidak percaya saya membuat sendiri kaasstengels ala Indonesia karena katanya seperti rasa ditoko kue, enak :D), beberapa kue, nasi kuning urap sayur, perkedel tahu, dadar jagung, dan beberapa masakan lainnya. Beliau juga suka pedas dan doyan makan pete.

Sayur pecel teme tahu, asem-asem ikan, fuyung hai, rawon sayur, martabak, tahu gejrot.
Sayur pecel tempe tahu, asem-asem ikan, fuyung hai, rawon sayur, martabak, tahu gejrot.
Mie jamur baso, tahu dan ote-ote petis, lodeh tewel perkedel tahu dan dadar jagung, kaasstengels, soto isi sayura dan perkedel kentang, sambel tempe dan pepes jamur.
Mie jamur baso, tahu dan ote-ote petis, lodeh tewel perkedel tahu dan dadar jagung, kaasstengels, soto isi sayuran dan perkedel kentang, sambel tempe dan pepes jamur.

Tinggal dinegara yang serba mahal dan tidak semua bahan bisa didapat, butuh kreatifitas tersendiri. Saya suka makan telur asin, tapi kalau beli disini mahal. Akhirnya saya belajar cara membuat telur asin dari telur ayam. Meskipun harus menunggu selama 3 minggu hanya untuk sekedar makan telur asin, saya masih bersyukur, lumayan tombo kangen. Begitu juga kalau makan rawon sayuran, saya ingin pendampingnya sambel trasi kecambah pendek. Tetapi kecambah pendek saya belum pernah jumpai disini. Akhirnya saya membuat sendiri dari kacang hijau yang dilembabkan. Hanya untuk makan kecambah pendek harus menunggu satu malam, tidak mengapa daripada ngiler. Hal-hal tersebut yang membuat saya merasa masih baik-baik saja di Belanda, karena beberapa masakan Indonesia masih bisa saya buat sendiri. Seperti akhir pekan lalu tiba-tiba ingin makan nasi bakar ikan asin, akhirnya setelah berkutat didapur, saya dan suami bisa makan siang dengan nasi bakar. Nah, nasi bakar ini menjadi menu makan siang suami dikantor selama 2 hari. Walhasil teman-temannya penasaran suami ini sebenarnya makan apa, setelah dijelaskan, mereka jadi tertarik pesan untuk minggu depan. The power of nasi bakar.

Nasi bakar isi pete, jamur, tahu dan kemangi.
Nasi bakar isi pete, jamur, tahu dan kemangi.

Tidak semua masakan memang bisa saya buat sendiri. Misalkan pempek atau baso ikan saya masih belum bisa membuatnya. Akhirnya ya pesan. Intinya ketika mampu membuat masakan atau kue dengan hasil yang memuaskan, saya lalu mencari-cari lagi resep lainnya untuk dipraktekkan. Terharu adalah ketika bisa membuat sendiri martabak manis dan pizza. Memasak sendiri itu lebih menyenangkan, jika kita memang punya waktu. Selain bahannya kita tahu dengan pasti, lebih murah, dan tentu rasanya bisa kita atur sesuai selera.

Banan cake, martabak manis a.k.a terang bulan, cupcake, pizza tuna jamur paprika.
Banana cake, martabak manis a.k.a terang bulan, cupcake, pizza tuna jamur paprika.

Sumber Resep

Apakah masakan saya hasil dari mengolah resep sendiri? Sebagian kecil sekali iya, tapi sebagian besar tidak. Saya belum pada tahap untuk membuat resep sendiri, masih pemula, jadinya masih mencontek. Ada beberapa sumber ide memasak dan resep :

Ibu dan Bude

Saya selalu rindu masakan Ibu dan Bude. Saya ingin memasak dengan rasa yang selama ini saya ingat. Merekalah sumber inspirasi saya dalam memasak maupun bertanya tentang segala macam resep.

Blog

Blog Mbak Yo : Lo Foodie https://lofoodie.wordpress.com (Blog Mbak Yo ini sangat membantu pemula seperti saya. Resep masakannya mudah dipahami, langkahnya jelas dan hasilnya maksimal enak. Sebagian besar foto masakan diatas dari resep diblog Lo Foodie), Blog Ria https://ohdearria.wordpress.com, Blog Mbak Rachmah http://kedaikuistanaku.blogspot.nl/, Blog Melly : http://mellyloveskitchen.com, dan Blog Beth https://zbethz.wordpress.com/

Instagram

Sewaktu masih aktif IG, saya suka mencari ide masakan dari akun-akun berikut ini : @anitajoyo, @icha.savitry, @tiyarahmatiya, @bundnina_, @omah_ijo, @s_fauziah (Beberapa masakan Puji membuat saya ngiler, akhirnya latah ikutan bikin), dan @isnasutanto. Pada akun mereka tersebut langsung disertakan resepnya. Gampang tinggal mencontek saja atau dimodifikasi sedikit.

Youtube

Youtube tentu saja menjadi rujukan dalam mencari resep. Berikut adalah akun favorit saya : Masaktv.com, Kokiku tv, Bake like a pro, Rasamasa, Gemma Stafford, atau simpel tinggal ketikkan resep apa yang diinginkan, sebagian besar saya temukan di youtube.

Grup Whatsapp dan Google

Saya hanya mempunyai 3 grup whatsapp. Dua grup berisi teman-teman di Indonesia, satu grup berisi ibu-ibu yang tinggal di Eropa, grup ini namanya MbakYurop. Saya banyak mendapatkan ide makanan maupun resep dari grup MbakYurop.

Begitulah cerita panjang saya tentang perjalanan karier memasak selama hampir satu tahun. Kalau misalkan nanti saya sudah bekerja diluar rumah, entah masih bisa lagi atau tidak untuk tetap konsisten memasak. Mudah-mudahan tetap ada waktu, karena saya cinta memasak.

Selamat berakhir pekan, selamat memasak untuk keluarga dan teman-teman tercinta. Saya mau mencoba membuat onde-onde dan dawet nangka akhir pekan ini. Kalian berencana memasak apa? Ada akun atau blog favorit tidak untuk mencari resep masakan, boleh dong dibagi disini 🙂

-Den Haag, 14 Januari 2016-

Semua foto diatas adalah dokumentasi pribadi

334 thoughts on “Cerita Seputar Karier Memasak

  1. Kemampuan masakku belum berkembang banget Den, aku kurang kreatif kalau masak-memasak karena malas terus bumbu-bumbu juga gak lengkap.

    Suatu hari aku bikin sambal goreng udang, isinya cuma kentang sama udang (gak kepikiran beli pete), terus tak tinggal ngeloyor bentar, dihabisin suami. Rasane kudu nangis!!!

    1. Lama-lama akan terasah Ail dengan berjalannya waktu. Bahkan seringnya buat bersihin kulkas, kan sayang kalo dibuang dan masih bisa dimakan, akhirnya diolah. Jadi mau ga mau dituntut sedikit kreatif soalnya dibuang sayang haha. Iya, kalau bumbu kurang lengkap akhirnya memang males, aku sering juga gitu kalo pas bumbu abis jadinya males.
      Suamimu berarti seneng bener itu Ail sampai dihabisin gitu sambel goreng udangmu, meskipun akhire dirimu kemangkelen hahaha *isok mbayangno

      1. Iya dia doyan makanan Indonesia. Aku kadang masak dua menu, menu barat buat dia, menu Indonesia buat aku. Eh sama dia dicampur jadi satu karena pengen ngerasain.

        Aku wis berencana lek mulih nyangu mpon2 Den sak koper Den.

        1. Wah, aku mbayangno panganan dicampur iku piye, soale wong londo iki senengane yo panganan dicampur2. Pernah datang ke acara kenalan. Suami dia ga paham makanan yang disediakan dimeja. Gudeg dicampur karo baso malang mangane dicampur stamppot (makanan khas Belanda). Jarene enak haha, aku sing ndelok kok agak was was rasane piye iku :)))
          Iyo Ail, nggowo mpon2 sing akeh sing dirasa awet, seperti kluwek, asam kandis (gawe rendang dan ikan lempah kuning).

    1. Huahahah ya ga lah Feb, kalau dewa masak, buka restoran aku 😀
      Ini aku juga gantian Feb masaknya sama suami. Jadi kami bagi2 tugas masak. Nanti kalau jadi sama Ukhti, semoga bisa saling bagi tugas masak yaaa 🙂

    1. Iyaa, bener banget May, meskipun agak repot juga proses menyiapkannya, trus begitu sudah dimakan ga sampai 10 menit dah habis aja haha
      Waahh, terima kasih May buat tambahan websitenya. Bisa kujadikan referensi lainnya nih untuk ide memasak

  2. Liat foto-fotonya kayaknya Deni seperti sudah pro,:)
    Memang the power of kepepet sangat membantu.
    #saya belum selesai juga baca buku “The Power of Kepepet” 🙂

  3. Ini bacanya abis makan loh… tapi lihat fotonya kok ngeces yoooo… tanggung jawab dong Den… kirimin gitu makanannya ke sini.

    Enak yak punya banyak temen blog yang bisa dicek dan cobain resepnya Den. Ayo… buka katering eh salah, warjok di sana. Siapa tahu next ke sana bisa makan enak di warjokmu

    1. huahaha Yan, kalo ngences ya gampang, tinggal melipir ke warteg sebelah haha.
      Kalo kamu next kesini, ga usah nunggu aku buka warjok. Kuajak ke warung yang ada di Den Haag aja, banyak bertebaran hahaha

    1. Slurupphh ya nasi bakarnya 😀 sudah banyak tukang katering disini, nanti kalau semua jualan sapa yang mau makan haha.

  4. Aku dulu sama sekali gak bisa masak, apalagi baking. Dulu bedain kunyit dan jahe aja aku gak tau lho…hahahaha….baru belajar masak setelah udah nikah, untunglah walo gak jago, tapi hasilnya masih bisa kemakan lah 😀

    1. Haha Lis, banyak berkah setelah menikah ya, termasuk berkah bisa masak. Kalau aku masih susah nih bedain tepung kalau mau baking. Masih piyik banget didunia perbakingan 😀

  5. Hii Deeen… Uda lama aku ga berkunjung kesinih, maap yah. Happy new year btw masih blom telat kan Wah itu foto2 makanan bikin ngiler semuanya! Kamu pinter aah, yg ga pake2 ukuran itu yg beneran punya bakat masak Den! Kalo aku selalu harus liat buku resep hahaaa…ma kadih for the mention Den, pdhl uda lama aku ga posting resep makanan Dirimu kmana aza si di IG, koq uda lama aku ‘ngeh’ ga perna beredar lagi? Pdhl aku kangen dngan foto2 masakannya yg simple tapi looks so delicio

    1. Hai Ria, no need to say sorry 🙂 Terima kasih Ria, masih januari kok ini, masih suasana tahun baru haha.
      Soalnya kue pertama yang kubuat itu dari resepmu, jadi ga bakal terlupa Ria, dan resep kue diblogmu mudah dimengerti jalan ceritanya, kecuali tepung yang masih PR besar buatku sampai sekarang haha.
      Iya Ria, cuti dulu dari IG. Ah terima kasih dikangenin foto2 masakanku hehe. Kalau sudah waktunya nanti mudah2an bisa balik lagi ke IG 🙂

  6. Wuiihh, jago! Aku baru bisa masak sendiri pasca menikah! Hahaha. Parah ya. Itupun masih sering berguru dan nanya lewat telfon ke ibuku dan kakak ipar. Aku join banyak grup masak2 di FB. Itu karena pengen kalo nge-socmed wajib ada manfaatnya dibanding mudharatnya *tekad itu juga baru muncul belum lama ini ;p intinya, salut Mbak. 2 kata untukmu: rajin & kreatif.

    1. Sama lah Frany, aku baru beneran niat belajar masak setelah punya dapur sendiri 😀 intinya belajar tiada henti haha.
      Iya, sebenarnya FB yang grup2 masak itu bagus2 ya, sayang aku mau cuti dulu FB 😀 Terima kasih Fran

    1. Hahaha iya Mbak, saking kalau ga merantau jauh banget mungkin ga akan “terpaksa” se kreatif ini 😀
      Terima kasih banyak Mbak Monda 🙂

  7. Aku tuh kagum banget sama Mbak Deny, rajin banget deh masaknya. Dan enak-enak. Suka terjotos dengan kemalesan diri sendiri hahaha. Enaknya di sana ada pete, di sini adanya frozen… jadinya, nggak enak 🙁

    1. Hahaha Thanks Mar, soalnya belum terlalu banyak kegiatan diluar rumah, jadinya dipuas2in dulu masak. Ntar kalau sudah bekerja diluar rumah, baru kita buktikan apakah masih tetep bisa berkarya didapur atau tidak 😀
      Disini ada pete yang segar sama pete frozen, tapi aku hampir selalu beli yang frozen dengan alasan jauhhh lebih murah. Tapi pas dimasak tetep enak dan “beraroma” haha

  8. Wahhhh.. masakann nyaaa.. mantaapp Den.. bervariasi banget, gak kayak masakan aku.. huhuhu.. Kadung males nyiapin duluan, karena ujung2 nya yg makan lebih banyak yah gua juga.. jadi ga bisa terlalu variasi… Btw, salam kenal yaa.. 🙂

    1. Hai Inly, salam kenal ya. Terima kasih sudah mampir dan follow blog kami 🙂
      Masih rajin2nya nih. Entah ntar kalau sudah ada anak dan sudah bekerja diluar rumah masih bisa masak serajin ini apa nggak haha. Kalau aku malah ga terlalu seneng makan masakan sendiri, karena keburu kenyang sama aroma pas waktu masaknya. Akhirnya suami yang rajin ngabisin.

  9. Ish, Mbak, gimana nggak disayang suami sama Ibu mertua, kalau pinter masak begini.. (sekalipun nggak pinter masak kayak saya juga disayang sih, hahhaha)..

    Dan seneng ya, kalau sampai teman-teman di kantor juga pesen masakan. Berarti emang kelezatan masakannya sudah diakui banyak orang, nih!

    1. Kata pepatah kan “taklukkan hati mertua dan calon pasangan dari perut dan lidah” hahaha pepatah ngarang snediri 😀

    1. Masih setahun disini Min, jadi masih rajin. Entah kalau sudah ada anak atau sudah bekerja diluar rumah, masih bisa serajin ini apa tidak haha. Jangan2 nanti aku akan sering nanya kamu, masak yang gampang dan ga pake lama 🙂

  10. Aku juga kalau masak kebanyakan pake feeling atau apa yang ada. Baking juga gitu, yang pasti tahu bahan dasar, nah dari situ bikin coba segala rupa. Yang paling berat kalau harus baking untuk banyak orang oven kurang gede. Dan menghiasi kuehnya yang paling lama kalau udah begitu. Aku dah bikinin kueh kawinan temenku beberapa kali sih. 🙂

    1. Wah, Andine kereeenn malah sudah beberapa kali bikin buat kue kawinan. Aku bikin kue ultah aja selalu panas dingin setiap ngelihat raut muka yang makan haha.
      Wah, salut Ndine nyoba2 segala rupa kue. AKu beneran masih amatir, nyontek resep. Ga terlalu paham aku kalau baking. Kalau masak masih pede nyoba2 resep sendiri

  11. masakan Indonesia emang jagoan lah…ingat waktu diundang Carbo Loading di kedutaan indonesia di Berlin, salah satu teman ada yang bawa pacarnya orang Belanda juga kalau ngga salah. Dia girang ketemu rendang ih…

  12. Ya .. Ampun… Hebat banget.. Bisa masak segala macem. Sebaliknya sama alu. Yang krn gampang mesen makanan. Segala makanan di pesan. Dan si bibi walopun ndak jago masak. Lumayan lah. Buat makan sehari hari. Aku juga sedang berusaha stop makan unggas dan daging… Semoga bisa ikutan Denny ah..

    1. Hikmah jauh dari Indonesia ini mbak. Mau beli terus kan boros, rasa juga ga terlalu cocok. Akhirnya ya belajar masak 🙂

  13. Aku ngiler mbakk liat masakan nya.. Asli aku mah cetek bgt ndak bs masak yg heboh2 hihihi

    Wah, Alhamdulillah yah pd suka cake ultah buatan mbak, pasti rasane mantap iki 😀

    1. Aduh malu, dikomen juragan kue haha. Ini masakanku yo biasa2 aja Ye,maksudku bukan yang level kateringan yang berkelas haha. Rasa kuenya yo menurutku standar, karena memang dasarnya aku ga terlalu doyan kue. Saking aja penasaran, mosok sih ga bisa bikin, akhirnya tergerak bikin. Pas selesai buat diincipi sedikit, sisanya suami yang ngabisin 😀

  14. Aku naksir place mate batikkeee, apiiik reeek… masakan di atasnya jadi bener bener nuansa Indonesia. Oiya tahu bakso itu tahunya pakai tahu pong ya? ada beberapa jenis kah tahu pong ini di sana, den? aku taunya bentuk yang persegi panjang. Yang kotak seperti di bakso tahu itu ada lagi ya?

    Ada kebahagiaan sendiri ya kalau apa yang kita sajikan dihargai dan disenangi orang lain, rasanya capek memasak dan uprek di dapur hilang seketika.Kadang yang bikin seneng di sini, orang lebih menghargai homemade daripada hasil membeli 🙂

    1. Place mate kado mantenan Mel haha. Kado mantenanku lho buanyaak yang ngasih benda2 bermotif batik. AKhirnya ya tak bawa semua pindah.
      Iya, ini aku pakai tahu pong Mel, lebih praktis buatku soale males kalo musti goreng2 lagi. Kalo tahu pong kan tinggal isi dagingnya, trus kukus. Beres 🙂
      Iya bener, bentuk penghargaan orang masak itu sebenarnya pas lihat masakan kita habis tandas. Itu rasanya sudah waahhh banget. Ilang remuk2 badan haha.

  15. whoaaaa… #sodorinCV kalau butuh bantuan kala ada order wiken ya Den… hihihi.. dulu waktu master di Belanda aku rajin memasak dan memasakkan teman2 dan orderan syukuran kelulusan, berbekal bumbu masakan jadi.. lumayan itung2 makanku melimpah dan gratis sepanjang tahun, pulang ke Surabaya kerjaannya emak memasak – masak mulu.. jadi sekarang ceritanya lagi “break”… salad n sandwich forever gitu… selain malas, ntar makannya ngga bisa dikit kalau kena makanan Indonesia ^^ ya ngga sih….

    1. Huahaha, mengkaryakan suami sudah lebih dari cukup plus dia bagian cuci peralatan masak dan bersih2 dapu, komplit haha.
      iyaaa bener banget. Kalau kena masakan Indonesia boros dinasi karena nambah2 mulu haha.

  16. Waduuuuh, jadi laper! Pas di Surabaya, sejak aku kuliah semester 1 udah masak buat sekeluarga,nah pas pindah sini gak kaget masak tiap hari, toko Asia juga banyak dan bisa pesen online juga di Hamburg atau Berlin misal,lengkap sih hampir semua bahan Indonesia ada di toko asia sini atau di toko online yang di Hamburg tokoindonesia.de Btw, pernah ke Venlo gak? disana ada toko Indra jaya, karena deket Jerman, orang Indonesia kadang hunting makanan Indonesia kesana. Ya ada sih beberapa yang gak ada misal Jengkol hehe, tapi ada orang Indonesia bisnis makanan dan dia jual jengkol juga, tapi di Belanda! wah nitip ke Deni aja ya hehe.
    Ngomongin baking, jujur aku gak minat baking:(( lihat tepung dll, kok males banget hehe. Tapi setahun sekali aku baking buat ultah suami buat dibawa ke kantor, ini gara2 baca postinganmu jadi mungkin coba baking lagi buat anakku hehe.
    Dalam hal memasakan masakan Indonesia buat keluarga disini, hampir sama kayak Deni, cuma nih ya,susahnya gini orang sini gak suka makanan yang sudah dingin, naah nasi kuning kan rata2 dingin, hmm jadi aku gak pernah masakin Nasi kuning. AKu masakin yang bisa dipanaskan misal Soto. Deni ga makan unggas sejak kapan? kita juga mgurangi Den, memperbanyak sayur, alias menu vegetarian. Sukses ya ama pesenan makanannya! siapa tau jadi karier, betul?

    1. Aku belum pernah ke Venlo tapi dulu sebelum pindah pernah dikasih tau salah satu blogger tentang toko Indrajaya. Trus kenal temen di Koln belanjanya juga ke toko Indrajaya. Iya Lu,di Belanda jengkol berlimpah, buanyaakk banget yang katering jual rendang jengkol. Setelah di Belanda ini aku baru tau lho kalau jengkol jadi primadona. Maklum aku ga pernah makan jengkol jadi ga tertarik untuk nyoba juga. Suami tuh yang doan banget, durian aja dia suka, aku nyium baunya aja pengen pingsan rasanya.
      Aku nasi kuning buat acara keluarga ya masaknya dirice cooker Lu, jadi disajikan pas mendekati acara makan, jadi masih hangat. Kalau nasi kuning buat tumpengan waktu itu aku pesen, entah gimana caranya si katering ini, nasi tumpengnya masih anget selauk pauknya.
      Aku sudah sekitar lebih dari tujuh tahun stop makan unggas dan daging. Dasarnya memang ga suka karena dari kecil ga terbiasa, akhirnya stop sekalian.
      Haha karier masak nanti mungkin dikembangkan ditanah air, sekarang buat hore hore bergembira aja.

  17. Hebaaat masakannyanya canggih banget :). Wah bisa di seriusin jadi bisnis loh itu.
    Aku kalo masak suka mood2an Den. Dan paling males liat resep hahahaha, jadi kreasi sendiri aja. Kadang enak, kadang ga enak (tapi tetep di makan sama pak suami hahaha).
    Masak kadang bukan masalah bahannya ada apa engga sih tapi suka atau engga, malas atau engga ya. Btw dapet pete di mana di Belanda? Aku sukaaa banget sama pete, biasanya di balado aja sampe teri atau cumi asin 🙂

    1. Diseriusinnya pas kami pensiun di Indonesia aja kayaknya May. Disini buat cari pengalaman dan ilmu, iseng2 dapat duit. Soalnya rasa masakanku ini ga konsisten haha. Lha nyemplungin bumbunya aja ga ada takaran, pakai feeling semua, kecuali kalau buat kue baru mengikuti resep.
      Aku juga ngintip resep itu cuman lihat bumbunya apa aja May, kalo takarannya ngarang sendiri, itupun kadang rasanya sesuai kadang ga, sama kayak kamu, tetep aja dimakan sama suami haha.
      Waahhh Toosss kita May, aku jugaaa doyan banget sama Pete. Duhhh ngabisin nasi banget itu May, Pete Cumi Asin. Ga nyadar bisa nambah nasi berkali2 haha. Pete disini ada di toko oriental. Jengkol segala maca dijual ditoko ini, cuman aku ga penah makan jengkol jadi ga doyan. Suami tuh yang doyan jengkol (ni orang lidahnya lebih Indonesia daripada aku haha)

  18. Mbak Deni, mungkin Mbak bisa sharing juga di sini resep-resep pilihan yang selalu jadi andalan. Hehe.. Mantep nih kayaknya masakannya Mbak 🙂 Oh ya, saya suka baca blog ini karena biarpun tulisannya panjang tapi nggak pernah membosankan. Hehehe.. Keep on writing, Mbak! 🙂 🙂 🙂

    1. Hai Seraphine, ada sebenarnya resep pilihan yang jadi andalan, dan itu kebanyakan masakan keluarga. Aku sebenarnya pengen lho sesekali sharing resep masakan, masalahnya aku kalo masak jarang banget pakai takaran. Cuma berdasarkan feeling. Ngintip resep disumber resep yang aku sebutkan cuma bahan dasarnya.Takaran bumbunya feeling haha.
      Terima kasih banyak 🙂 seringkali aku kalau sudah menulis apa yang aku senangi susah untuk distop. Bersyukur banget ada penghitung kata, kalau nggak bisa bablas. Ini aja sudah lebih dari 2000 kata ya haha bikin mata lelah baca.

    1. Hai Mayang, Terima kasih. Sebenarnya ga jago2 banget karena masih pemula ya. Cuman memang ga ada pilihan disini, musti belajar masak kalau pengen makan masakan yang diinginkan. Kalau beli terus boros dan terkadang rasanya ga sesuai. Aku juga dulu jago makan. Ini karena keadaan aja jadinya bisa masak 🙂

  19. Salah banget ini pagi2 baca artikel ini, alhasil perut udah berontak pagi2…hahaha

    Aku baru “terpaksa” belajar masak ketika pindah ke Denmark, itu juga karena walaupun di Jakarta sempat ngekos selama 6 tahun, warung nasi rames pun dimana2, jadi buat apa belajar masak, sementara kalau di rumah orang tua pasti dimanja oleh masakan mama.

    Pacar yang sekarang untungnya doyan makanan Indonesia, sayangnya cuman satu, dia ga bisa makan pedas, kalau pas kena yang pedas langsung bisa keluar air mata hahaha, harus di training nih

    1. Hahaha Va aku tadi malam pas nulis yo sambil nahan lapar dan iler :)))
      Sama ya Va berarti. Baru “terpaksa” belajar masak beneran karena jauh dari Indonesia, kalo nggak yo ileran nahan pengen ini dan itu, dengan catatan bahannya juga ada. Kalo ga ada yo tetep ngences kepengen soale ga onok sing dimasak hahaha. Indonesia memang benar2 memanjakan kita karena disetiap pengkolan nasi rames dan segala makanan lezat ada.
      Ah, bersyukur Va kalau pacar suka makanan Indonesia. Susah itu kalau ketemu yang pemilih. Duh, ngebayangin dia sampai keluar air mata, pasti berasa pedes banget itu ya buat dia karena memang belum terbiasa. Pelan2 ditraining pedes Va, sopo ngerti lama2 nagih trus kalo kulineran di Surabaya sudah enjoy sama pedesnya *nulis komen sambil mbayangin lontong balap slurupphh

  20. Oh iya komen lagi, semangat terima pesenan hehe… Aku dukung, btw Mba, maap bukan belagu haha tapi bikin pempek gampil Mba, pasti bisa Mba Den 😀

    1. Pesenan ga banyak itu Ji, buat iseng2 isi waktuku dan londo2 pesen makanan Indonesia itu berasa gimanaa gitu. Nasi bakar, duh Indonesia banget ya haha.
      Jii, hahaha gampil. Aku tuh sebenarnya dah dari kapan waktu mau nyoba bikin pempek karena sudah nemu resepnya di rasamasa yang pempek dos. Tapi masih maju mundur bisa apa ga. Musti menguatkan niat dulu nih haha. Nanti deh kalau sudah niat dan ternyata berhasil, aku laporan ke kamu. Biar bisa bilang “gampil Ji ternyata bikin pempek” whuahaha.

        1. Hahaha, Pujiii aku jadi ngences pengen sekarang kamu nyebutin segala jenis makanan diatas *mbayangin makan bakwan pakai cabe rawit, mak nyusss :)))

  21. Udah baca dari awal, seneng banget baca ada nama aku disebut. Aapalah aku ini hanya tukang masak asal – asalan hehehe…. Mba Deny, aku salut bisa masak sebanyak itu. Salut banget 🙂 Semangat Mba, jangan lupa kapan – kapan sharing resep masakan juga 🙂

    1. Eh beneran lho Ji, meskipun fotomu ga secanggih buk ibuk lainnya, tapi selalu menimbulkan latah ke aku buat ikut2 masak seperti kamu juga haha. Makanya aku sering nanya kamu bumbunya apa, trus praktek. Sayang sekarang aku masih libur dulu IG nya, nanti kalau sudah aktif lagi aku contek2 ide masak di IGmu, sapa tahu kelewat beberapa masakan. Thanks Ji selalu ngasih ide dan resep masakanmu.

    1. Hahaha Adhya terima kasih. Kamu juga pasti merasakan dulu sewaktu di Roma kalau kangen makanan Indonesia itu kan menyiksa banget. Makanya aku niat belajar supaya bisa. Jadi belum jago2 banget ini Adhya, hanya bisa dan kok ya ternyata cocok dilidah keluarga, beberapa teman dan kolega suami. Buka restoran di Indonesia aja kayaknya. Disini sudah banyak pemain haha.

  22. Mbak, jadi laper subuh kan ini! Tapi serius lho makanan mbak tuh enak-enak semua… Aku juga baru setahun belakangan ini seneng masak, rasanya ada kebahagiaan sendiri kalo masakan yang kita buat rasanya enak.

    Soal makanan Indonesia, ini nih kenapa aku betah di Belanda… Mau masak makanan Indonesia mudah sekali, mau makan makanan Indonesia di luar juga ga masalah. Banyak “afhaal catering” yang buka sampe malem terus menunya ala ala warung Tegal (cara pesannya juga HAHAHA). Kebayang susahnya temen temen di negara lain yang belom tentu bisa makan rendang sekali setahun #lebay

    Kalo significant other doyan makanan Indonesia, malah lebih bagus lagi! Dulu aku heran ngeliat Ewald kayaknya paham bener cara makan makanan Indonesia. Alhamdulillah ya mbak, punya suami yang ga rewel makanan, malah seneng makanan Indonesia, jadi mau masak apa aja di rumah ga repot. Aku juga sedang agak kaget mengalami significant other doyan makanan Indonesia, waktu itu aku test masakin nasi goreng pake bumbu bikin sendiri eh dia suka. Dia juga tau kalo makanan kayak soto dan rendang makin sering dipanasin makin enak, hahaha! Tiap weekend kalo ke rumahnya dan lagi minat masak atau males masak, tinggal bawa makanan Indonesia aja pasti dimakan sampe abis.

    Sukses terus hobi memasaknya ya mbak! Kapan lagi lah ada makan-makan bareng :p

    1. Hahaha bikin kruyuk-kruyuk ya Crys pagi2 lihat foto. Aku juga tadi malam nulis sambil nahan iler, mana dikulkas ga ada persediaan makanan :))) aahhhh terima kasih Crystal, jadi malu malu haha. Tenang Crys, kalau ada acara dirumah, Insya Allah kamu pasti aku undang, jadi makan-makan bareng lagi kita. Eh tapi ga perlu nunggu acara besar juga gpp, kalau aku pengen masak lebih banyak, nanti aku undang kalian (tetep ditekankan kalian hahaha).
      Iya, itu juga yang aku syukuri, ga susah nyari bahan-bahan masak makanan Indonesia di Belanda, (nyaris) semuanya ada. Warteg ala Belanda (jadi ingat Selera Anda di Leiden) pun sampai malam bukanya. Tapi bener Crys, memang ada yang tinggal di negara lain susah cari bahan-bahan, akhirnya nahan diri buat makan rendang setahun sekali, atau kalo nggak ya pesan ke Belanda karena disini kan banyak yang buka katering.
      Waahh, senangnya Crys dia doyan makanan Indonesia. Aku membayangkan kalau misalkan pemilih agak susah ya nanti gimana musti masak beda. Asalkan ga keberatan masak double menu sebenarnya gpp sih, cuman ngebayanginnya repot haha. Wahh sip banget kalo gitu Crys, bisa saling mengeksplore kuliner masing2 negara. Aku tuh suka terharu lho kalau tahu warga negara asing suka dengan selera Nusantara. Semangat Crys buat kamu untuk memasak. Kan katanya salah satu yang membuat pria makin jatuh cinta sama perempuan adalah taklukkan perut dan lidahnya haha.

      1. Kuliner Belanda apa yang mau di eksplor? Paling ham en kaas, tosti maning tosti maning, sekali kali worst. Hahaha! *maap ya Ewald* Ah selera anda gak enak. Itu mah makanan Indisch bukan Indonesia. Yang enak disini tuh Bunga Mas. Ada warung makanan Jawa deket rumah, eh yang punya orang Jawa Suriname, masih lancar banget bahasa Indonesianya.

        1. Iya Crys, selera anda ga enak. Selain rasanya yang ga cocok lidah, kerasa banget kalau makanannya sering diangetin jadi ga seger lagi rasanya. AH, Bunga Mas ya, aku catet kalo gitu, sapa tahu nanti kapan2 bisa nyoba.

          1. Iya, dia beef rendangnya enak banget. Kemaren aku beliin itu buat mas C pas weekend, eh dia malah doyan, 5 menit kemudian lenyap tak bersisa. Beef rendang Bunga Mas tuh jenis beef rendang yang “makin sering dipanasin makin enak”. Jadi kepengen kan. Sayangnya Bunga Mas tutup tiap Minggu dan Senin 🙁

    1. Iya bener Lin, kalo nggak karena kondisi dan situasi, mungkin ga akan “terpaksa” belajar masak. Daripada manyun ileran kan ya kepikiran makanan Indonesia, akhirnya ya belajar haha.Thanks Lin, mungkin ini yang disebut cara untuk bertahan dinegara orang 😀
      Belum terpikir untuk serius dibisniskan, masih sebatas hobi dan kesenangan. Itupun kalau ada yang pesan ya skala kecil masih lingkungan keluarga dan teman-teman suami. Masih skala hore2 bergembira ini hehe.

  23. HEBAT BANGET <3 semua orang yang pinter masak menurut aku hebat banget, karena aku gak bisa masak. paling heboh cuma bikinin makanan sehat buat Kara selama masih di rumah. Dan bisa ya sabar banget nungguin telur ayam jadi telur asin, duh kalo aku mah … serah deh.
    resep yang aku sering coba yang gampang gampang aja, sekarang sih lagi suka nyoba yang di FB page 'Tasty'. hihi..
    Tahu gejrotnya bikin ngiler banget ih

    1. The power of kepaksa banget ini Tasha, daripada ileran kangen makanan Indonesia haha. Ih, kamu juga hebat tuh, masih ada niat buat masak makanan sehat buat Kara. Balik lagi Tasha, ini bukan hebat,tapi daripada ileran haha. Dan juga masih belum ada kegiatan banyak diluar rumah, jadinya masih banyak waktu buat coba resep ini itu. Ga tau deh ntar kalo sudah bekerja luar rumah, sepi kali dapur *elus2 kompor.
      Cobaan iman banget itu telor asin, adakalanya aku putus asa dengan pandangan nanar ngeliatin toples tempat buat ngerem telornya haha. Tapi kalau pengennya cuma satu , aku ya beli sih daripada nyiksa nunggu 3 minggu :))))
      Ah, Tasty ya, dicatat dulu, nanti kalau aku aktif FBan lagi aku coba cari. Pulang kerja ntar langsung melipir ke abang2 jual tahu gejrot Tash haha.

    1. Bener banget Ria, kalau masak masih bisa kira-kira takaran. Kalo bikin kue, selain musti patuh sama resep, juga musti kenal sama ovennya. Kalo nggak, yang ada bantet atau malah ga jadi, ga bisa dimakan malahan.

    1. Eda, Thaannks. Belum ditahap pintar banget Eda, masih tahan nyontek resep orang. Soalnya aku suka kangen makanan Jatim, duh tiada duanya deh,apalagi makanan Surabaya. Akhirnya ya masak sendiri. Haha, ga buka usaha katering ini Eda, dinikmati seputar keluarga dan teman-teman suami aja. Kalaupun ada yang pesan ya mereka2 ini. Itung2 isi waktu kosong.

  24. mbak deny, caranya nyimpen masakan di kulkas buat semingguan gimana? semacam dibikin frozen food gitu kah? diplastikin per sekali makan atau gimana? aku sekarang jaraaang banget masak. pesen katering di tetangga. karena selain lebih praktis, murah juga. tapi adakalanya pingin masak sendiri, karena ada beberapa masakan dia yang kurang oke menurut lidahku. *halah*
    kalo udah ribet masak, pingin sekalian aja nyoba yang nyetok di kulkas gitu.
    btw, itu foto masakannya mbak deny keliatannya menggoda iman buat dicicipin 🙂

    1. Hai Na, jadi gini caraku. Kami makan nasi kan hanya siang aja. Pagi aku sarapan buah, suami roti. Malam kami makan sayuran mentah (salad) yang dadakan disiapkannya dan lauk. Nah, aku masak besar itu untuk persediaan makan siang. Aku masak lauk 2 macam, misalkan dadar jagung sama sambel goreng tempe tahu. Nah, lauk ini yang akan kami konsumsi selama 5 hari kedepan. Untuk sayur, aku masak per 3 hari. Jadi selama 3 hari berturut, sayurnya sama. Cara menyimpannya biasa : aku masukkan ke box per jenis makanan, simpan kulkas. Nanti makannya tinggal kombinasikan dan ambil sesuai yang diinginkan dan angetin di microwave. Nasi juga begitu, aku masak sekaligus banyak, trus simpan kulkas (aneh ya nasi simpan kulkas, tapi semenjak disini, aku belajar hal-hal efisien seperti ini haha). Kalau untuk bekal suami makan siang, baru aku menyiapkan dilunch boxnya aku taruh sayur, lauk, dan nasi. Nanti dia sebelum makan angetin dimicrowave kantornya. Nah, kalau misalkan masak rendang atau bumbu soto atau bumbu rawon atau bumbu2 lainnya, aku masak dalam jumlah banyak, trus aku taruh freezer per porsi. Jadi kalau suatu saat butuh, tinggal keluarin dari freezer trus dipakai. Aku merasa lebih efisien seperti ini, menyingkat waktu karena sekali masak besar diakhir pekan, jadi hari-hari biasa ga terlalu ribet lagi. Coba Na cara kayak gini, mungkin aja bisa membantumu yang full time kerja.
      Thanks Na, biasanya aku suka share foto-foto masakan di IG (dulu) 🙂

      1. makasi mbak deny, sharingnya. btw, untuk rasanya apa ada perubahan? kapan hari aku bikin bumbu merah inti, setelah ditumis lalu disimpen di botol kaca rapat, masukin kulkas. lalu kalo mau masak, gak usah uleg bumbu lagi. tapiii….rasanya gak fresh seperti pertama kali bumbu merahnya dibikin. apa mungkin aku yang kurang kece aja masaknya ya :p
        suami sukanya masakan fresh sini. jadinya agak pusing ini ngaturnya. haha. okee..mungkin masak besar lalu masuk kulkas, makannya diselang seling aja kali ya biar ga bosen.
        makasi ya mbak deny
        *btw, balesin komen disini susaaahh..haha*

        1. Sama-sama Na. Aku sih ngerasanya ga berubah ya. Na, bukan dimasukin ke Kulkas, tapi masukkan ke Freezernya. Taruh diwadah perporsi pakai (aku biasa taruh diplastik kira2 seberapa biasa untuk per kali pakai), trus masukkan di freezer. Jadi ketika akan pakai, langsung dikeluarkan perporsi. Bukan ditaruh wadah besar trus dikeluar masukkan, karena itu akan merubah rasa. Karena kalau daging atau ikan atau ayam atau apapun itu kalau masuk freezer, trus dikeluarkan, jangan dimasukkan freezer lagi karena nanti ketika akan dipakai rasa akan berubah. Makanya aku biasa pisah2kan perporsi pakai.
          *kalau bales dari Wp reader kayaknya ga bisa Na,musti bales langsung dari web (itupun ga jamin bisa juga haha)

  25. Masak memasak, apalagi baking emang bikin nangih Mba Deni. Awalnya takut nyoba, tapi kalo berhasil senengnya minta ampun. 😀
    Btw di sana ada pete juga ya? Hihi syukurlah kalo Mas suaminya doyan ya. Oya aku kalo resep biasanya aku suka liat di Mba Endang: justryandtaste.com, anti gagal (sejauh yang saya coba) sama kalo mau yang lebih simple atau masakan kekinian aku suka liat di youtube, channelnya: kokikutv. 🙂

    1. Iyaaa bener banget Ata, baking itu bikin nagih ternyata. Kalau sudah bisa satu jenis kue, jadi tertantang untuk bikin yang lebih sulit lagi haha.
      Disini ada pete dan jengkol Ata, lengkap. Waahh Thanks ya Ata rekomendasinya, langsung meluncur menuju lokasi. Kokiku tv itu juga andalanku 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.