Sejak kamis malam entah kenapa saya tiba-tiba terbayang pecel tumpang Nganjuk. Kangen sekali rasanya ingin makan pecel Nganjuk yang super pedas diberi sambel tumpang, sambel goreng tahu tempe dan peyek teri yang ditata dipincuk daun. Biasanya saya membeli ditetangga Mbah Putri yang menjual nasi pecel. Setelah makan pecel tumpang dilanjutkan makan bubur sumsum. Menulis ini saja saya harus menahan air liur yang hampir menetes. Makanan sederhana tetapi menjadi istimewa jika jauh seperti ini. Karena persediaan sambel pecel saya habis dan masih belum ada mood untuk membuatnya, akhirnya saya hanya membawa khayalan makan nasi pecel tersebut ke dalam tidur, siapa tahu didalam mimpi kesampaian bisa makan pecel tumpang Nganjuk lengkap dengan bubur sumsum, yang nyatanya saya malah mimpi liburan.
Jumat sepulang kerja, dalam keadaan basah karena kehujanan, sambel pecel tiba-tiba datang lagi sekelebat didalam pikiran. Daripada terus dihantui perpecelan ini akhirnya saya mampir ke toko Indonesia dekat rumah untuk membeli kacang sambel. Sebelumnya saya mampir ke supermarket untuk membeli beberapa sayuran. Ketika melewati rak ikan, mata saya tiba-tiba tertuju pada ikan pangasius yang sedang diskon 50% seberat 250gr. Wah, lumayan pikir saya. Saya berpikir sebentar, bisa dibuat apa ya ikan pangasius ini. Lalu saya teringat kalau ikan pangasius ini bisa menggantikan ikan tengiri untuk membuat pempek. Tanpa berpikir panjang saya langsung membeli ikan tersebut, niatnya ingin bereksperimen membuat pempek menggunakan ikan untuk pertama kali. Entah kenapa saya menjadi lupa tujuan awal ingin mampir ke toko Indonesia, setelah sampai rumah baru teringat niat awalnya ingin membuat sambel pecel lha kok malah belok ingin membuat pempek *duassaarr. Saat suami sampai rumah, saya sampaikan rencana besar dihari sabtu untuk membuat pempek. Dia hanya senyum-senyum melihat saya bersemangat, mungkin dalam hatinya bilang “mudah-mudahan tidak gagal ya” karena ini pertama kali membuat pempek.
Sabtu jam 9 pagi saya mulai menyiapkan peralatan memasak, kemudian mencari resep pempek di youtube. Iya saya baru mencari resepnya pagi itu. Akhirnya saya mengkombinasikan resep yang saya dapat dari masak.TV dan resep pempek dos. Setelahnya saya baru mempersiapkan bahan-bahannya, yang untungnya masih punya persediaan tepung tapioka dan tepung terigu. Saya tidak mengikuti takaran resep yang sudah ada, hanya memakai ilmu perkiraan saja, yang penting takaran untuk tepung terigu setengahnya tepung tepioka. Itupun saya hanya memakai takaran sendok bukan ditimbang. Setelah menggiling ikan, memasukkan telor dan air, kemudian diaduk lagi, tepung mulai dimasukkan. Setelahnya drama dimulai. Rupanya saya terlalu banyak memasukkan air. Akhirnya setelah tepung tapioka didalam wadahnya habis, adonan masih terasa lembek. Saya terdiam sejenak, memikirkan apa yang musti dilakukan. Disaat seperti itu saya merindukan warung atau toko pracangan di Indonesia. Kalau ada yang kurang ditengah memasak, bisa langsung melipir ke warung. Yang sedihnya disini tidak ada, dan masak iya saya harus menunggu toko Indonesia dekat rumah buka dulu jam 12 siang, keburu adonannya ngambek :D.
Saya masuk ke gudang, membongkar segala persediaan disana, berharap terselip tepung tapioka. Kenyataannya saya malah menemukan tepung beras ketan sisa membuat wingko babat. Akhirnya saya nekat memasukkan tepung beras ketan kedalam adonan sebagai gantinya tepung tapioka, logikanya kan sama-sama memadatkan fungsi kedua tepung tersebut. Saya sebenarnya tidak yakin pada logika saya tersebut, sampai pada proses terakhir direbus dan setelah didinginkan, saya coba mencicipi dengan mengiris sedikit. Wah, ternyata rasanya enak *huahaha dipuji sendiri, tapi memang benar rasanya enak, strukturnya tidak keras, lumayanlah untuk ukuran pertama kali membuat pempek yang diselingi drama kehabisan tepung. Beralih ke proses membuat cuko yang juga agak drama. Dari resepnya salah satunya dibutuhkan ebi. Karena tidak punya ebi, tetapi menurut masak.tv juga diperlukan tongcay, saya punyanya hanya tongcay. Jadilah saya hanya menggunakan tongcay, asam jawa dan cukapun hanya tinggal sedikit yang tersisa dari persediaan. Ya dari sisa-sisa tersebut saya mengolah cuko sedemikian rupa, hasilnya enaak sekali sesuai yang saya harapkan.
Hasil akhirnya saya bisa membuat 6 porsi pempek. Lumayan mengiritlah dibanding harus beli, jadinya sekarang punya persediaan, kalau kepengen tinggal menggoreng dari yang tersimpan di freezer. Karena terharu berhasil membuat pempek pertama kali, saya langsung kirimkan fotonya ke Puji, maklum dia yang selalu bersemangat “ngomporin” saya sejak dulu untuk membuat pempek sendiri dan mengatakan kalau membuat pempek itu mudah. Ternyata memang mudah, kalau tidak diselingi drama haha. Tarrraa, Inilah pempek pertama buatan saya yang dinikmati bersama suami π Karena euforia, siang dan malam saya makan pempek :p
Hari minggu seperti biasa hari memasak. Karena memang sedang malas, akhirnya saya masak yang gampang-gampang saja untuk lauk beberapa hari kedepan. Saya membuat perkedel panggang. Resepnya sama seperti perkedel biasa, tapi karena malas menggoreng dan malas membentuk bulat-bulat, akhirnya saya panggang saja. Lebih praktis dan mengurangi penggunaan minyak. Suami juga lebih senang perkedel panggang karena lebih sehat tanpa minyak.
Hari minggu ini suami mengikuti lari half marathon (21km) yang diadakan di Den Haag bernama CPC Loop. Tahun lalu kami ikut acara ini bersama, ceritanya pernah saya tulis disini. Tahun ini saya sudah mempersiapkan diri untuk ikut yang 21km juga. Saya sudah mendaftar, sudah latihan selama beberapa bulan, tetapi karena suatu kondisi akhirnya saya harus merelakan tidak bisa mengikuti half marathon. Sedih rasanya, padahal impian saya bisa ikut berlari bersama suami dan karena sudah latihan juga. Tetapi memang tidak bisa dipaksakan karena skala prioritas. Akhirnya suami pergi sendiri. Seperti biasa sebelum lomba lari, dia akan makan spaghetti. Saya memasak spaghetti, dengan sausnya ditambahi jamur dan wortel kemudian ditaburi keju, disajikan bersama daun basil. tomat dan paprika. Menurut dia enak sekali, sampai nambah *enak opo luwe mas :D.
Sedangkan makan siang saya dengan lodeh pedes. Angan-angannya sih membuat lodeh mangut, tapi kan disini tidak ada. Akhirnya mangutnya diganti makarel asap. Rasanya nyaris sama lho, ada sangitnya. Menu begini saja bisa nambah nasi berkali-kali :D.
Setelah suami berangkat lari, saya melanjutkan belajar bahasa Belanda. Menjelang sore, saya mulai penat belajar, akhirnya melanjutkan membaca buku A Simple Life. Saya suka sekali isi buku ini karena yang ditulis oleh Desi Anwar tidak jauh-jauh dari kehidupan kita sehari-hari. Meskipun menggunakan bahasa Inggris, tetapi kalimatnya mudah dipahami. Seringnya saya manggut-manggut kalau menemukan bagian-bagian yang “menohok” ataupun senyum-senyum kalau membaca bagian yang “lho ini kan aku banget.” Buku yang sangat saya rekomendasikan untuk dibaca. Buku Desi Anwar ini adalah buku ke 10 yang saya baca ditahun 2016 ini. Sedang deg-degan nih menunggu IEP datang *padahal kalau sudah datang juga belum tahu kapan dibacanya π.
Begitulah cerita akhir pekan saya dan suami. Oh iya, suami bisa menyelesaikan 21km dengan catatan waktu 1 jam 50 menit. Kata dia lebih cepat 4 menit dibandingkan tahun lalu. Mudah-mudahan tahun depan saya bisa ikut 21km bersama dia dan tidak ada kendala.
Bagaimana cerita akhir pekan kalian? Mudah-mudahan berkesan juga ya. Sedang membaca buku apa saat ini?
Semoga minggu ini dilancarkan segala urusan dan dimudahkan segala yang diharapkan. Selamat hari Senin.
-Den Haag, 6 Maret 2016-
Semua foto adalah dokumentasi pribadi
mbakk.. itu ikan panggasius nya beli di amazing orientalkah? huhu anakku demen bangt makan pempek.. baru 3 mgg di sini udah kangen dia sm pempek..
Ikan pangasius gampang dicarinya. Di Albert Heijn ada dibagian ikan2 (fillet), di Amazing juga ada dibagian freezer, di Jumbo dan Aldi juga ada. Di Haagse Markt juga ada.
Di Palembang sendiri ebi digunakan hanya sebagai “teman” pempek panggang dan pempek kapal selam, itupun jarang mbak, nggak mesti ada π yang penting cuko-nya mantap hehehe
Iya ya Om, kalau disana ebi cuman sebagai teman makan. Cuko buatanku ini mantab, cuman terlalu asem huahaha *mantab ga mantab harus dihabiskan :)))
Rajin banget dirimu Den bisa bikin masakan sebanyak itu. Coba aku tetanggamu ya, uda nangkring tiap hari di dapur mu nunggu diusir hahahaaa….
Hahaha aku malah seneng kalau bisa antar2 masakan ke tetangga, andaikan kita bertetangga ya. Ini kalau aku masak banyak, sampai kuantarkan ke Mama mertua dan ipar haha. Aku kalau stress sekarang larinya ke masak, padahal aku ga seberapa suka makan hasil masakan sendiri. Akhirnya dibagi2 hahaha
Selamat atas percobaan yang berhasil mbak. Mungkin udah dari sononya punya bakat memasak.
Pak suaminya keren bisa lari sampai jarak 21 KM ha ha ha….. Klo saya pasti udah klepek2 soalnya nggak pernah olah raga. 21 km itu jauh banget loh nurut saya.
Bisa karena terpaksa kalau aku bilangnya, alias kepepet haha.
Iya, suamiku sudah biasa ikutan race 21km. Aku masih ngos2an ngatur nafasnya haha. 21km itu aku merasa agak bosan karena jauh. 10km sebenarnya pas.
Den…aku salut banget loh sama kamu. Rajin dan pintar masak. Aku kok males ya masak memasak? Kayak beban gitu rasanya. Apalagi sejak ga ada mba sari huhuhu. Btw aku lagi sakit 3 hari ini loose apetite juga..lagi nyari makanan yg kira2 bakal aku makan lahap…tapi ga nemu2. Biasanya pempek jd pilihanku selain pizza tp ini kok ga napsu juga ya? *jadi curcol*
Joo, aku kalo lagi masak banyak dan agak aneh gini artinya aku sedang melampiaskan stress haha. Aku stress banget belajar bahasa Belanda nih, jadinya melampiaskan di masak. Jeleknya aku ga terlalu suka makan masakan sendiri, untungnya suami bersedia menampung masakanku diperutnya haha. Jadinya ga kebuang.
Waahh, semoga cepat sembuh Jo. Pasti ga enak banget itu kehilangan nafsu makan.Coba makan bakso yang super pedas, mungkin bisa mengembalikan nafsu makan. Baso malang Jo, ehhm atau apa gitu yang pedes2 dan berkuah. Atau makan steak yang sausnya super yummy (lihat difoto2 sih aku haha). Cepet sembuh ya Momma G.
Bisa komeen, hore horee berhasil π Emang kalo mau bebikinan itu mesti kreatif memanfaatkan segala yang ada ya Mba π
Bisa komen dengan perjuangan ya Ji haha. Iyaa, masak selain butuh nyali kuat juga butuh kreatifitas tinggi rupanya. Dan butuh dikomporin pula hahaha.
Bacanya jadi laper Den.. sukses juga bikin pempek nya yaah π hehehe dan selamat untuk suamimu udah selesai half marathonnya juga! next time kamu yah π
aku lagi baca China Rich Girlfriend, novel komedi, bacaan ringan π tadinya abis selesai baca Room yang dijadiin film itu lho, intense banget akhirnya sekarang baca yang ringan2 saja hehe. Itu bukunya Desi Anwar novel? tentang apa Den?
Amiinn semoga Christa, next HM aku bisa ikutan.
Aku jadi pengen lihat Room loh karena kok jadi pembicaraan dimana2, dan ternyata dari kisah nyata ya. Aku suka kalo kisah2 nyata gitu walaupun jalan ceritanya kadang bikin stress dan sedih π
Itu tulisan Desi Anwar apa ya kayak semacam essay, jadi bukan novel. Tulisan tentang kehidupan sehari2, semacam perenungannya dia tentang kehidupan. Bagus deh Chris, coba baca. Ringan tapi mengena isinya.
mbak empekempek ini emang jajanan yang agak ribet dikit bikinnya tp anakku suka banget. disini beli di farina berdua aja udah 60rban mending bikin apalagi disana ya
Iyo Kha, luaraangg disini meskipun harganya memang bervariasi ya tergantung jenis pempek dan berapa isinya perporsi. Range harganya antara 5 euro sampai 12 euro per porsi. Makanya sesekali aja beli, selebihnya beli sendiri hehe.
wah, keren Den, jago dah… memang kalo udah kebayang-bayang, mending direalisasikan ya. dulu pernah sekali buat pempek, tapi nggak jadi. ntar pengen coba lagi. ini favoritku soalnya.
21km Den? hebat. pengen lari lagi kalo udah cuaca bagus (alesan)
Belum jago Kei, masih dalam taraf coba2 hehe. Iya, daripada penasaran lebih baik langsung eksekusi.
Iya, cita2 sejak lama nih 21km. Padahal sudah latihan rutin, bahkan waktu suhu minus di Den Haag. Tapi ya sudahlah, belum waktunya π
Baca posting ini jadi kepingin bikin perkedel panggan Bu..hehehe, salam kenal…tapi ngomong-ngomong empek” jadi nggak
Nah itu ada foto pempeknya.
Den, kayaknya aku mesti coba bikin perkedel panggung, thanks inspirasi nya. Beberapa waktu yg lalu nyoba perkedel goreng dan lg lg hancur pas masuk penggorengan…. Waduh!
Suami juga suka mkn lodeh dari makreel asap, enak katanya.
Seneng ya klo punya stok pempek di freezer, kayak punya harta karun.
Iya Yang, dicoba perkedel panggang. Lebih simple dan ga belepotan minyak, juga ga hancur haha. Aku juga sudah elah goreng perkedel bentuknya selalu ga maksimal.
Waahh keren Yang suamimu suka makan lodeh Makarel. Suamiku ga seberapa suka bau makarel. Iya, Pempek itu semacam syarat, obat kangen hehe.
dulu juga pernah nyoba bikin Pempek sendiri. tapi berhubung Sari Sanjaya 2km away dari rumah, ngga pernah nyoba lagi :))
nice try on perkedel! coba juga ah! danke fΓΌr die Idee
Haha, sebenarnya ini ada restaurant spesialis pempek deket rumah Mbak Ky, cuman 15 menit ngontel. Tapi kalau sering2 beli kan jadinya boros, makanya nyoba bikin sendiri biar hemat π
Iya, perkedelnya enak dipanggang, ga belepotan minyak π Sama-sama
dakupun pengen bikin pempek juga π , tapi kuatir bikin kuah cukonya. itu kuah cukonya mbak pake yg asam jawa aja ya mbak, gak pake cuka?
Hayoookk Mayang bikin juga. Cukonya aku pakai asam jawa dan cuka dicampur soalnya tinggal sisa2 persediaan. Disamping gula merah, aku pakai juga kecap supaya warnanya agak gelap. Ide dadakan sekreatif mungkin ini sih haha.
Aku malah kalo bikin cuko gak pernah pake tongcay ataupun ebi π
Pempek buatan mu looks good lhoo
Thanks Lis, ga nyangka juga dengan drama kehabisan tepung trus ngarang ganti pakai tepung lain ternyata jadi juga pempeknya haha.
Ohh malah ga pakai ebi ya kamu haha. Ini karena ngikut resep di youtube makanya pakai tongcay, sekalian ngabisin persediaan tongcay
Dennn kamu rajin ya masak2 π . Aku rajinnya lihat foto2 dan resep2 masakan di fb, trus simpan di wall sendiri, niat bikin ini itu tp sampai skrg gak ada satupun yg dibikin tuh resepnya hahaha.
Perkedel panggang pengen coba bikin juga, selama ini sering bikin goreng2an jadi keluar banyak jerawat π .
Lagi stresss ini Nel belajar bahasa Belanda, jadinya lari ke masak biar ga setres2 banget. Lumayan setelahnya jadi rileks.
Iya Nel, coba dipanggang aja perkedelnya, lumayan hemat minyak haha. Aku sekarang sayur2 sudah jarang banget aku tumis. Aku masukkan oven aja dipanggang, beres dan ga repot.
Waaah…jadi ngiler dan langsung kepengin makan Pekpek. Tapi kalau di sana mungkin yang susah bikin Cukonya yak.
Langsung ke restoran pempek Mas, tinggal ngesot di Jakarta haha.
Cukonya gampang kok Mas bikinnya. Bahan2nya juga gampang dicari, cuman kebetulan aku ga ada persediaan ebi.
Den, bagi resep perkedel panggang dong, sak lengkap2nya ya… DM di twitter ya Den?
Siaapp!
Wah mpek mpeknya cakep Den. Haha keliatannya enak
Aku baru selesai namatin IEP Den, sampe kurang tidur gara2a baca di hari kerja. Desi Anwar ini bukunya emang bagus, aku punya yang edisi bahasa Indonesia nya dan iya ada bagian2 yang iiih ini gue banget hahahaha
Thanks May, untuk ukuran pertama bikin penampakannya sudah meyakinkan yaa haha *tetep muji2 sendiri lagi :)))
Bwuahaha bisa kebayang May gimana ketagihannya baca IEP dan lebih dari 600 halaman pulak ya. IEP ku masih melanglang buana ke beberapa negara nih sebeum nyampe tangan, maklum nitip haha. Iyaaa, nohok banget Desi Anwar ini tulisannya, bagus isinya.
Kreatif ya Mbak, bisa diganti penggunaannya dengan bahan yang ada. Kalau aku orangnya harus ngikut resep plek.hahaha
Penampakannya bikin ngiler semua Mbak masakannya.
Oh ia, kalau mama ku bikin cuka seingat ku sih ga pakai ebi dan ga pakai kucai deh Mbak.:D
Terima kasih Wulan, iya musti kreatif nih biar ga ngebuang makanan. Maklum, apa2 mahal soalnya jadi musti hati2 kalo mau masak biar ga mubadzir π Aku kalo masak masih bisa kreasi dengan ilmu kira2, tapi kalo sudah buat kue, plek ketiplek resep ga berani kreatif haha.
Ini resep cuko ngelihat dari 2 video youtube diatas, yang kedua2nya pakai ebi dan ada yg ditambah Tongcai *tongcay wulan bukan kucai. Kalau kucai kan beda lagi π
Aduh Mbak, maaf banget pas nulis komen malah ga konsen. Maksud hati mau nulis tongcai kenapa yang muncul malah kucai ya.hahahaha
Mama ku juga ga ada pakai tongcai dan ebi Mbak.:D
Ga konsen karena ngelihat pempekku ya haha GR banget akunya
Iya Mbak, ga konsen inih. Aku kan orang Palembang soalnya yang mana makan pempek itu bisa setara frekuensinya sama makan nasi. Tapi sekarang tinggalnya di Jakarta, jadi susah mencari ikan yang sudah dikerok, kalau beli jadi mihil Mbak.hahahaha
aamiin. selamat beraktivitas mba deeeni ^^
jadi kepikiran bikin empek2 juga π
Ayoookk bikin juga Tin… daripada ngiler haha
wahhh ngiler lihat semua masakannya. sampai sekarang masih belum pede loh buat pempek.
Thanks Lin, ini saking kepepet haha. Bisa karena terpaksa ini judulnya Lin. Coba aja Lin, sapa tahu jadinya enak. Bikin porsi kecil dulu, kalo sudah oke, baru deh dibanyakin porsinya.
Aku klo buat pempek pake resep pwmpek dos mba dan pake ebi aja belim pernah pake ikan heheh itu juga main cemplung semua ke FP
Jadi pengen pempek.. Penampakan pempeknya bagus mbaa dibanding aku ahahah gak karuan ;p
Ini karena ada diskonan ikan Nis haha makanya nekad pengen bikin. Enak ya pakai FP, ini aku juga pakai FP huahaha ketahuan. Apa mungkin karena pakai FP ya jadinya lumayan bagus karena nguleninya ga manual :D.
Hahaha lumayan yaa penampakannya untuk ukuran baru bikin hehe. Thanks Nis.
Waaaaaah… pempek ^^ hebatnyaaaa… kayanya sama kaya bikin cilok ya, cuman pake ikan… *sokteu tapi kayanya bikin cukonya susah cari bahannya yaaa >.<
Cukonya justru guampaang bikinnya Maureen. Bahannya cuma cabe rawit, bawang putih, gula merah, asem atau cuka, ebi kalo ada (kalo ga ada bisa dilewatin), garam merica dikit. Sudah itu aja π