Sebutlah Bahasa Indonesia Secara Utuh dan Benar

SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
– KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Kedua :
– KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Ketiga :
– KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928

Sejak tinggal di Belanda dan berinteraksi dengan selain orang Indonesia, tak ayal saya selalu mendapatkan pertanyaan tentang apa nama bahasa nasional yang digunakan di Indonesia. Pertanyaan pertama muncul ketika sesi perkenalan dikelas sekolah bahasa Belanda yang saya ikuti. Masing-masing murid memperkenalkan diri secara singkat serta menyebutkan bahasa nasional masing-masing negara. Ketika giliran saya tiba, saya menutup sesi perkenalan dengan menyebutkan bahasa nasional negara Indonesia adalah Bahasa Indonesia. Guru saya sempat bertanya bukannya namanya adalah Bahasa, bukan Bahasa Indonesia. Saya menjelaskan bahwa yang benar adalah Bahasa Indonesia, bukan Bahasa. Guru saya tersebut akhirnya menjelaskan kalau selama ini jika beliau bertanya kepada orang Indonesia yang dijumpainya di Belanda (termasuk beberapa muridnya dari Indonesia sebelum saya), selalu dijawab bahasa Nasional negara Indonesia adalah Bahasa. Menurut beliau, baru saya yang menjawab Bahasa Indonesia, bukan Bahasa. Karena itu beliau tahunya bahasa Nasional negara Indonesia adalah Bahasa.

Ketika saya memutuskan aktif mengikuti kegiatan sukarelawan disekitar kota Den Haag, pertanyaan tentang bahasa ini juga salah satu yang menarik perhatian sesama sukarelawan ataupun orang-orang ditempat saya mengikuti kegiatan tersebut. Salah satu contohnya ketika saya mempresentasikan Indonesia dibeberapa sekolah di Den Haag (salah satu ceritanya pernah saya tulis disini). Saya mendapatkan pertanyaan dari murid-murid serta guru tentang bahasa Nasional negara Indonesia. Saya menjawab, Bahasa Indonesia. Ada dua guru pada dua sekolah berbeda menyatakan bahwa selama ini mereka tahunya dari yang mereka dengar adalah Bahasa, bukan Bahasa Indonesia. Lalu mereka bertanya bedanya apa antara Bahasa dan Bahasa Indonesia? Saya menjelaskan kalau Bahasa diterjemahkan dalam Bahasa Inggris adalah Language. Sedangkan seperti yang kita tahu, Language itu sendiri didunia ini ada bermacam-macam namanya. Kalau disebutkan Bahasa Nasional Indonesia adalah Bahasa, kan tidak benar sama sekali. Bahasa apa?

Tidak sampai disitu saja pengalaman saya tentang salah kaprah penyebutan Bahasa Indonesia. Akhir tahun 2015, saya sedang aktif-aktifnya mencari pekerjaan. Kebanyakan pada lamaran pekerjaan yang saya tuju (sesuai dengan pendidikan dan pengalaman kerja), saya harus mengisi formulir pada website masing-masing perusahaan tersebut. Saya ingat betul ada dua perusahaan besar yang mencantumkan pilihan bahasa yang dikuasai selain bahasa Inggris (biasanya saya menuliskan, tetapi yang ini sudah ada pilihannya). Saya mencari Bahasa Belanda (meskipun saat itu belum terlalu menguasai betul, tapi saya ingin mencentang pilihan bahasa Belanda (Dutch)), kemudian saya tercenung, ternyata ada pilihan : Bahasa. Saya mencoba menelusuri satu persatu pilihan bahasa lainnya, berharap ada pilihan Bahasa Indonesia. Bahkan Bahasa Malaysia saja ditulis Malaysian (kalau tidak salah ingat). Tetapi pilihan Bahasa Indonesia tidak saya jumpai disana. Firasat saya mengatakan bahwa yang tertulis Bahasa disana maksudnya adalah Bahasa Indonesia. Tetapi saya tidak memilih, karena merasa tidak yakin itu bahasa apa yang dimaksud. Ketika saya mendapatkan email untuk memenuhi panggilan wawancara salah satu diantara 2 perusahaan tersebut, pada saat hari H wawancara, pewawancara menanyakan kenapa saya tidak memilih pilihan Bahasa padahal saya berasal dari Indonesia. Disinilah saya baru merasa jelas, bahwa pilihan Bahasa yang dimaksud adalah Bahasa Indonesia. Saya menjelaskan kalau bahasa Nasional negara Indonesia bukan Bahasa tetapi Bahasa Indonesia. Kemudian dia bertanya sejak kapan dirubah dari Bahasa menjadi Bahasa Indonesia karena selama ini yang dia dan kolega-koleganya tahu adalah Bahasa. Saya menjelaskan setahu saya juga bahwa memang tidak pernah ada perubahan dari Bahasa menjadi Bahasa Indonesia sejak dikukuhkannya Bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional negara Indonesia pada saat Sumpah Pemuda (saya baca sejarahnya disini), jadi memang tidak pernah tersebutkan Bahasa sama sekali. Dia manggut-manggut sambil mengatakan “saya baru tahu.”

Dengan beberapa pengalaman yang saya sebutkan diatas (sebenarnya yang saya alami lebih banyak dari yang saya sebutkan, disini saya tuliskan beberapa cerita saja), rasanya sedih ketika mengetahui bahwa Bahasa Indonesia lebih dikenal sebagai Bahasa (saya tidak tahu kalau dinegara-negara lain ya). Apakah mungkin karena kita sendiri yang memperkenalkan ke dunia luar dengan menyebutkannya hanya Bahasa? Apakah kita memang tidak tahu bahwa Bahasa itu tidak sama dengan Bahasa Indonesia? Ataukah kita sedemikian malasnya menyebut Bahasa Indonesia secara utuh dan benar?

Saya mencoba memperbaiki ketidakbenaran tersebut dengan cara yang saya bisa, dengan cara yang paling gampang, dari lingkungan terdekat. Saya selalu bilang ke Suami sejak awal bahwa bahasa nasional negara Indonesia adalah Bahasa Indonesia, saya selalu mengingatkan kepada siapapun orang Indonesia yang menyebut bahasa nasionalnya adalah Bahasa bahwa itu salah, yang benar adalah Bahasa Indonesia. Ketika ada yang bertanya apa bahasa nasional negara saya tercinta Indonesia, saya akan tegas dan secara utuh menjawab Bahasa Indonesia, bukan Bahasa, bukan Bahasa Indo.

Dimulai dari diri sendiri, dimulai dengan cara yang paling mudah untuk menyebarkan hal yang benar tentang penyebutan Bahasa Indonesia secara utuh, dimulai sejak saat ini, supaya siapapun tahu bahwa Bahasa tidak sama dengan Bahasa Indonesia. Bahwa bahasa Nasional negara Indonesia adalah Bahasa Indonesia, bukan Bahasa, apalagi Bahasa Indo karena Indo berbeda artinya dengan Indonesia. Kalau tidak kita sebagai bangsa Indonesia yang menyebarkan hal yang benar, lalu siapa lagi yang akan mengatakan kebenaran tersebut.

Mari kita mulai dari sekarang untuk menyebut Bahasa Indonesia secara utuh dan benar baik secara lisan maupun tulisan. Ingatlah perjuangan para pemuda yang mengikrarkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dalam Sumpah Pemuda. Kita tinggal menyebutkan dan mengetikkan Bahasa Indonesia secara utuh dan benar masa iya merasa kesusahan dan malas.

Terima kasih kepada Bapak JS Badudu sebagai Guru dan Tokoh atas jasa dan dedikasi Beliau bagi Bahasa Indonesia. Semoga Beliau mendapatkan tempat yang terbaik. Saya sejak kecil selalu suka membaca deretan kata dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karena kamus tersebut selalu ada dimeja belajar, hadiah dari Ibu yang pada saat itu adalah guru Bahasa Indonesia.

Keterangan tambahan:

Saya suka membaca tulisan Mbak Yoyen terkait dengan Bahasa Indonesia : Berbahasa Satu, Bahasa Ibu, dan tentang penyebutan Indonesia bukan Indo karena artinya berbeda. Saya juga punya pengalaman dengan orang Indonesia yang tidak mau berbicara menggunakan Bahasa Indonesia yang secara tidak sengaja saya temui di Den Haag, ceritanya pernah saya tulis disini.

-Den Haag, 13 Maret 2016-

Gambar dipinjam dari sini

54 thoughts on “Sebutlah Bahasa Indonesia Secara Utuh dan Benar

  1. Kadangkala, kita lebih bangga menggunakan bahasa gaul dari pada Bahasa Indonesia yang sebenarnya
    Kalau sempat, jangan sungkan-sungkan main ke anastasyapratiwi.wordpress.com
    Itu rumah mayaku…

  2. Menurut pendapatku, yang bikin kesalahan ini awalnya si Tantowi Yahya dalam acara putri-putrian. Dia bilang kandidat akan menjawab in Bahasa. Hadeeeeeuh.

    Aku baru lihat disini ada yang nulis: Bahasa Indonesian. Hadeeeeuh!

    1. Nah iya Ail, aku dulu ga perhatian kalo acara putri-putrian itu menyebutnya bahasa. Trus aku cari diyoutube ternyata betul ya disebut sebagai Bahasa. Puantess ae salah kaprah, huh!
      Bahasa Indonesian, onookk maneh iki anyar.

  3. Deeenn… bener banget… aku juga punya murid kembar yang anak diplomat yang lahir dan besar di luar (baru 3 tahun di indonesia ke luar lagi) yg tiap hari nginglis mulu di rumah. sering banget pas ngajar mereka sebut Bahasa. dan sering juga aku koreksi mereka, bukan Bahasa tapi bahasa Indonesia atau Indonesian language…

    Suka sama tulisanmu… 🙂

    1. Terima kasih ::)
      Nah, bener nih yang kayak kamu Firsty, musti langsung dibetulkan biar ga jadi kebiasaan yang takutnya malah nanti yang salah dipikir yang benar karena faktor terbiasa dan ga ada yang mengkoreksi.

  4. Betuuul sekali Den. Sekarang bahasa Indonesia udah melenceng kemana mana, dan sedihnya banyak yang beranggapan berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar tuh gak keren. Mereka lebih bangga berbahasa Inggris ketimbang Indonesia.
    Aduuh apalagi itu anak anak alay, ngomong bahasa Inggris maksa, ngomong bahasa Indonesia pun belepotan :/

    1. Aku mengamati juga anak jaman sekarang (ga menyamaratakan sih) yang aku kenal dilingkungan kantor dan kuliah dulu, kacau banget pakai bahasa Indonesi. Bener katamu May, nanggung gitu. Sampai aku kadang pusing ini mereka maunya apa sih ngomong separuh bahasa Inggris separuh bahasa Indonesia. Pusing

  5. Wah ternyata ibunya guru bahasa indonesia, pastipintar nih ilmu bahasanya. Sekali-kali membahas tentang bahasa indonesia dong mbak, misalnya kesalahan2 penggunaan kata baku. Contohnya praktik bukan praktek. Dan kata2 lainnya.
    Soalnya saya ingintulisan yang saya publikasikan sesuai dengan EYD agar memiliki kredibelitas di mata pengunjung.

    1. Iya, Ibuku guru bahasa Indonesia. Wah, Shiq4 aku merasa belum berkompeten untuk membahas EYD diblog ini karena aku belum ahlinya. Ini aja kalau aku nulis postingan selalu buka KBBI untuk cari paduan kata dan panduan menulis EYD untuk menulis yang sesuai dan sempurna. Bahasa Indonesia dengan EYD itu menurutku susah, makanya harus sering dilatih menulis dan berbicara. Nanti Insya Allah aku kirimkan ke emailmu ya panduan EYD, lengkap itu tulisannya Pak JS Badudu.

  6. hi mbak, salam kenal
    saya juga termasuk orang yang agak cerewet kalo masalah bahasa. maklumlah saya anak sastra Inggris. istilah “Bahasa” emang udah populer diketahui oleh orang asing. Dan kita sebagai orang Indonesia jg memaklumi kesalahan itu, hanya beberapa orang yg saya tau yg mau meralat. Tulisannya bagus, smoga mkin bnyk yang bilang “no, bukan bahasa, tapi bahasa Indonesia”. 🙂

    1. Hai Krisnawati, salam kenal juga. Terima kasih atas kunjungannya 🙂
      Kalau aku justru memakai premis terbalik. Kemungkinannya orang2 Luar Negeri tahunya Bahasa justru karena banyak orang Indonesia yang memperkenalkannya seperti itu (seperti contoh pengalaman guruku yang aku ceritakan diatas). Jadi memang tugas kita sebagai bangsa Indonesia untuk memulai membetulkannya kalau memang tidak benar. Supaya mereka tahu bahwa yang benar adalah Bahasa Indonesia.
      Terima kasih. Iya, semoga beberapa orang Indonesia sendiri mulai merubah kebiasaan menulis atupun mengucapkan bahasa dan menggantikan menjadi Bahasa Indonesia.

  7. bener sekali mbak. sangat mencerahkan.

    Emang selama ini banyak orang luar yang mengira bahasa nasional kita cuma bahasa. Begitujuga temen kantor saya. hehehehe

    1. Lho yo tho, ternyata dirimu yo onok pengalaman yang sama. Langsung dikandani ae Wahyu lek ngono “Pak Lek, dudhuk Bahasa tapi Bahasa Indonesia” 🙂

  8. Hi Mbak Denny, salam kenal dari Michigan… Topik ini bagus sekali dan saya sudah tunggu tunggu … Dalam hati sebetulnya mangkel berat kalau ada org asing atau orang Indonesia (yang terhisap ke dalam kebiasaan buruk )yang mengartikan “bahasa” itu adalah bahasa Indonesia.

    Untuk membetulkan, biasanya saya lihat tipe orangnya… Kalau orangnya juga gemar dalam hal hal bahasa dan kebudayaan, saya akan memberitakan informasi yang benar… tapi kalau orangnya model yang asbun aja , saya malas membetulkannya… paling saya akan ngomong, ” You mean bahasa Indonesia ?”

    1. Hai Mbak Tirsa, terima kasih sudah berkunjung diblog kami 🙂 Wah, jauh dari Michigan.
      Iya Mbak, ini nulis juga karena sudah saking gemesnya. Beberapa kali ketemu orang Indonesia disini juga sukanya nyingkat-nyingkat kalau ga Bahasa aja atau Bahasa Indo. Trus aku langsung benerin. Ada yang manyun trus nglihat aku kayak orang aneh, ada yang langsung dibenerin. Dan aku juga sering banget baca disosial media, terutama twitter karena aktif disana, masih banyak yang suka menulis Bahasa.
      Kalau aku langsung kubetulkan Mbak hahaha. Mau orang Indonesia sendiri ataupun orang Belanda (ataupun WN yang lain). Terima kasih Mbak sudah berbagi cerita dan pengalaman tentang hal ini 🙂

  9. pernah nemu pilihan bahasa di website, English or Bahasa? sebenarnya ini awalnya pasti malas aja karena kepanjangan nambahin keterangan Bahasa Indonesia yang ada jadi keterusan dech. Selamat jalan Prof Badudu, jasa mu sungguh amat luar biasa.

    1. Oh pernah nemu juga. Rasanya aneh kan ya Lin. Iya bener, awalnya mungkin disingkat2 karena alasan praktis, eh malah keterusan trus dipikir malah yang benar.

  10. Hehe, ada istilahnya kan ya? Sesuatu yang salah tetapi sudah diterima umum sehingga menjadi “wajar”? Apa ya istilahnya? Aku kok lupaaa 😛 .

    1. Aku baca komenmu ini langsung googling tapi ga ketemu istilahnya 😀 aku juga pernah dengar dulu tapi lupa

  11. Kembaraaan, apa kabar?
    Aku termasuk beruntung karena kalau di Swedia, Bahasa Indonesia itu disebut Indonesisk språk yang terjemahannya memang benar. Waktu kita tinggal di Inggris pun tidak pernah mengalami yang dirimu alami Den, semua nyebutnya ya Indonesian language. Semoga saja kesalahan ini tidak berlanjut ya Den.

    1. Hai kembaraann. Alhamdulillah baiikkk.
      Wah, berarti disana lebih benar ya Den tata bahasanya. Mungkin karena di Belanda lebih banyak orang Indonesia jadi agak membingungkan menyebut Bahasa atau Bahasa Belanda karena orang Indonesianya yang menyampaikan beda2.

    1. Nah itu yang perlu dipertanyakan lagi ke masing2 orang yang menyingkat2 itu Mayang kenapa kok disingkat.

  12. Membaca judulnya saja sudah merasa tertoyor-toyor karena gemar sekali pakai bahasa gaul di tulisan. Hahaha….Iya, kalau saya perhatikan di novel-novel pop juga sudah mulai terkikis penggunaan EYD. Bahkan di terjemahan-terjemahan kata “tidak” banyak diganti “nggak”.

    1. Fee, ini kamu beneran hanya baca judulnya saja ya berarti, karena komenmu dengan isi tulisanku agak ga nyambung. Karena yang kubahas disini penyampaian Bahasa Indonesia, bukan Bahasa atau Bahasa Indo. Jadi aku ga bahas EYD sama sekali disini 😀

  13. Ini hasil pemotongan bahasa sepertinya, bukan disebutkan secara utuh..kadang gemesin ya. Ketika menyebutkan bahasa Indonesia di blog juga aku usahakan untuk menulis sebagai Indonesian language bukan bahasa. Terimakasih atas tulisan ini, sangat mencerahkan 🙂

    1. Aku terus terang pas masih di Indonesia ga terlalu ngeh tentang hal ini Indah, mungkin ga terlalu perhatian juga. Tapi sejak disini suka ditanyain “do you speak Bahasa?” jadi aku merasa janggal juga. Ternyata dibeberapa media sosial, orang Indonesia sendiri banyak yang menuliskan hanya Bahasa. Dan baca komen2 disini, ternyata diacara putri2an sering tersebut Bahasa. Pantesan diluar negeri tahunya Bahasa lha wong bangsa sendiri sukanya ngomong bahasa, bukan bahasa Indonesia. Jadi gemes! Ah, bahasa inggrisnya berarti Indonesian language ya, soalnya aku sering baca diisian formulir kadang2 ditulis Indonesian.

    1. Iya Wien, musti dimulai dari kita sendiri sebagai bangsa Indonesia untuk mengucapkan secara benar dan utuh, supaya yang ga tahu menjadi tahu bahwa bahasa nasional negara Indonesia itu Bahasa Indonesia, bukan Bahasa.

      1. Hai mba. Iya mba seharusnya begitu tetapi aku sering ketemu dengan orang-orang yang masih suka salah kaprah kalau Bahasa Indonesia itu Bahasa saja. Orang Indonesia lo itu. Haha

  14. Den aku suka nyebut “bahasa” gitu doang, aku merasa tertampar juga nih. Oh n btw semoga Pak J.S Badudu diterima di sisiNYA aamiin. Terima kasih sudah mengingatkan ya Deeen

    1. Sama-sama Dil 🙂 Nah Dil, mulai dirubah berarti ya, soalnya kan kamu tinggal diLN, biar yang di Melbourne juga ga salah tangkap. Kalau ga diperbaiki dari sekarang, nanti mereka yang ga tahu makin salah kaprah 🙂

  15. iya… di kantor aku juga habis jelasin begitu… bahasa, loh bahasa opo?… gurung jangkep… ^^ *bahasandesokukumat

    semangat deny… Bahasa Indonesia, it is!

    1. Hahaha durung jangkep. Koyok onok sing nggantung yo. Bukan salah mereka juga sih kalo ga tahu, soale wong Indonesia dewe lek nulis seringe cuman Bahasa, akhirnya nyampe keluar ya Bahasa, bukan Bahasa Indonesia.

  16. kayaknya emang udh paten ya klo bahasa indonesia pasti selalu ditulis “bahasa”
    “available in bahasa”
    jadi aku kira yaa emang dr sananya begitu, tapi emang lebih baik “bahasa indonesia” ya
    kamu nulis ini dedicated for pak (Alm) JS Bedudu ya? mudah2an anak2 indonesia lebih pinta berbahasa indonesia yang baik dari pada bahasa asing yang baik
    btw dulu pas kuliah aku juga pernah debat sama senior yang bilang ga perlu Bahasa Indonesia itu masuk dalam kurikulum kuliah, seru sih debatnya, tapi berhubung itu debat pas acara ospek dan aku junior jadi ga berani debat kusir hahaha

    1. Iya Fey, nulis ini pas dengar meninggalnya Pak JS Badudu. Sedih dan langsung teringat beberapa pengalamanku disini yang berhubungan dengan bahasa Indonesia. Sedih karena dari beberapa pengalaman itu mereka tahunya Bahasa bukan Bahasa Indonesia, dan itu karena orang Indonesia yang disini yang ternyata memperkenalkan sebagai Bahasa. Kan jadinya salah kaprah. Makanya mencoba perlahan membetulkan yang bisa dibetulkan.
      Bahasa Indonesia itu susah lho, apalagi bagian EYD. Mudah2an ya generasi sekarang dan akan datang masih tahu siapa JS Badudu dan KBBI.

  17. Hear Hear, aku suka sebel banget kalau ada orang Indonesia sendiri yang memfasilitasi menyebut kata “bahasa” bukan “bahasa Indonesia”. Kalau orang luar kan ya nggak tau, makanya kita benerin, tapi kalau orang kita sendiri, mbok ya ngasi contoh yang benar

    1. Iya Va, gemes campur sedih karena yang ngasih tahu Bahasa itu ternyata orang Indonesia sendiri, seperti pengalaman guruku itu. Jadinya yang bukan orang Indonesia tahunya bahasa nasional Indonesia itu Bahasa. Kan guemesss banget. Dan itu semakin meluas. Apalagi di twitter aku sering lihat anak-anak jaman sekarang bahkan “selebtwit” Indonesia nulisnya Bahasa 🙁 makin salah kaprah.

  18. Aku termasuk yang aneh kalo denger orang ngomong bahasa nasional kita bernama Bahasa. Dari sejak dulu denger itu di TV (biasanya pas lagi pemilihan putri2an gitu), suka berasa aneh kok MC-nya ngomong bahasa Indonesia dengan bahasa sih? Sejak kapan Bahasa Indonesia jadi Bahasa?

    1. Wah iya ya Lis, aku soalnya ga perhatian. Pengen lihat youtube jadinya. Pantesan aja banyak yang menelan mentah2 dengan ikut2an menyebut Bahasa lha wong di TV nasional MC nya kayak gitu. Aku disini sering ditanya “do you speak bahasa?” berasa aneh gitu. Makanya langsung kukasih tahu kalau yang benar adalah Bahasa Indonesia, bukan Bahasa.

  19. ini ngena banget juga di aku, mungkin kadang tanpa sadar aku suka ngomong Bahasa, bakal lebih perhatiin lagi buat bilang “Bahasa Indonesia”..
    Nice post banget Mba 🙂

  20. Deen. Gw dulu yang termasuk make kata Bahasa untuk refer ke Bahasa Indonesia. Sejak baca tulisan-tulisan Mbak Yo baru deh ketampol. Hihihi. Di Sumpah Pemuda udah jelas-jelas padahal ya bahasa nasional adalah Bahasa Indonesia. Suwun ya Den! 🙂

    1. Podo2 Dan! Saling mengingatkan iki. Aku pas nang Indonesia ga terlalu ngeh dengan hal seperti ini. Ternyata begitu disini kerasa banget, sedih karena bahasa nasional kita dikenal sebagai Bahasa, bukan Bahasa Indonesia. Dan itu salah satunya karena orang Indonesia sendiri yang memperkenalkan seperti itu. Aku juga suka baca tulisan Mbak Yo yang bahasa ini, jadi pengingat diri sendiri.

  21. hi deny assalamualaikum, innalillaahi insha allah ilmu yang disampaikan pak JS Badudu bermanfaat baca berita beliau kemarin. Saya beberapa kali beradu argumen soal penggunaan Bahasa dan Bahasa Indonesia dg kawan atau kenalan, kalo dl sempat merhatiin dulu ada MC kondang yang di acara miss-missan sesi pertanyaan dia akan nanya finalis “are you going to answer in Bahasa or English” rasanya gerram dan seingat saya mereka tidak pernah berubah setiap tahun mengisi acara miss-missan tetap menggunakan “Bahasa or English” , kalau saya pas ditanya non Indonesia saya akan bilang Indonesia untuk lebih cepatnya dibanding saya menyebut Bahasa. ya, jadi memang musti kita mulai dari diri kita. aku juga suka tulisan-tulisan Mba Yo tentang Bahasa.

    1. Hai Ru, waalaikumsalam. Amiinn, Insya Allah amal Beliau tetap mengalir karena ilmunya benar-benar berguna.
      Nah, itu Ru, aku kok ga perhatian ya kalo MC acara2 putri itu menggunakan Bahasa, padahal aku dulu rajin nonton. Apa mungkin karena terbiasa mendengar seperti itu pas di Indonesia jadinya merasa ga ada sesuatu yang aneh atau salah. Kerasanya malah pas disini ketika sering ditanya “do you speak bahasa?” Memang musti mulai dari kita Ru yang harus sering mengingatkan yang tidak benar dalam mengucapkan bahasa Indonesia, supaya salahnya tidak berkepanjangan.

      1. Dulu den mungkin th 2000an awal, saya baca kolom kecil di surat kabar jawatimur (kalo ga salah, saya kliping tp lupa naruhnya) ada yg mengkritisi penyebutan Bahasa Indonesia lebih benar dibanding hanya Bahasa saja dg bebebrapa alasan (penulis kolom seorang akademisi). Dl SMA belajar bhs Indonesia kata khusus&kata umum. Mungkin kl jaman dl socmed sudah banyak digunakan yg make istilah Bahasa di media massa bakal dikritisi sama yg peduli ya
        (Maaf ya nambah komennya :D)

        1. Gpp Ru nambah komen, jadinya kan bisa diskusi 😀
          Wah,jadi tertarik untuk membaca pengkritisan tersebut karena lebih kompeten dari seorang akademisi. Mudah2an kedepannya akan banyak yang peduli tentang hal ini. Karena beneran lho rasanya sedih kalau ditanya “do you speak bahasa?”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.