Minggu lalu, tanpa angin tanpa hujan, tiba-tiba saya menanyakan di grup wa yang isinya teman-teman dekat perihal apakah mereka akan mencantumkan gelar akademis di undangan pernikahan. Setelahnya kami terlibat diskusi yang malah berujung saya teringat dengan pengalaman tidak mengenakkan di masa lalu menyangkut gelar akademis ini. Pengalaman tidak mengenakkan disingkirkan dulu karena sudah menjadi masa lalu karena yang menarik perhatian saya tentang pencantuman gelar akademis di undangan pernikahan. Saya dan suami tidak mencantumkan gelar di undangan pernikahan, terus terang saya lupa alasannya apa. Yang pasti jauh sebelum menikah saya memang punya angan-angan tidak akan mencantumkan gelar akademis pada undangan. Tidak ada alasan khusus hanya memang tidak ingin saja. Bersyukurnya memang Ibu tidak ikut campur banyak pada konsep perkawinan kami termasuk undangan dari segi desain, kata-kata, bahkan sampai pada pencantuman gelar. Semua diserahkan pada kami.
Tidak adanya intervensi dari Ibu masalah undangan pernikahan ini juga terlihat pada undangan pernikahan adik yang menikah setahun sebelum saya. Adik dan suaminya mencantumkan gelar akademis pada undangan pernikahan mereka, saya juga tidak tahu pasti alasannya kenapa. Mencantumkan atau tidak mencantumkan pasti punya alasan masing-masing, tidak ada yang salah dan ini tentang selera. Ibu dan keluarga saya juga tidak pernah mempermasalahkan dan mudah-mudahan tidak ada rasan-rasan di luar sana.
Undangan pernikahan saya dan suami cukup sederhana kalau dilihat dari desainnya. Saya meminta tolong adik teman yang sudah saya kenal baik dan lulusan dari desain produk untuk membuat desain undangan. Awalnya tentu saja saya mencari ide undangan di internet. Ingin ini dan itu, pokoknya banyak inginnya lama-lama pusing sendiri. Waktu itu saya juga tidak punya waktu banyak untuk berpikir terlalu njlimet karena saya sudah kena tegur dosen pembimbing gara-gara telat mengerjakan revisi tesis. Suami membuat desain awal undangan. Kami bertukar ide lewat email juga whatsapp. Maklum ya waktu itu belum ada telefon gratisan di wa dan juga kami tidak suka skype-an, jadi ya membicarakan tentang pernikahan lewat wa atau email karena suami menelepon setiap dua minggu sekali. Setelah tahu apa yang kami inginkan, lalu saya menyampaikan gagasan kami kepada kenalan tersebut dan dia merangkumnya dalam desain undangan yang kami revisi beberapa kali sampai hasil final. Kami sangat senang dengan hasil akhirnya yang memang semua idenya dari kami ditambah beberapa masukan dari yang membuat. Jadi sentuhan personalnya ada. Tetapi karena kami hanya memesan sebanyak 110 undangan (kami mengundang hanya 100 orang di Indonesia dan mengirim untuk keluarga dan teman-teman suami sebanyak 10 orang sebagai pemberitahuan), maka biaya produksinya lumayan membengkak karena kalau membuat undangan kan ada jumlah minimalnya sedangkan kami kurang dari jumlah minimal. Kami pikir, ya sudah lah tidak apa-apa, karena memang sudah sepakat dengan keluarga kalau kami mengundang yang dekat saja, jadi 100 undangan sudah cukup.
Jadi undangan pernikahan kami menggunakan dua bahasa yaitu Indonesia dan Inggris tetapi tetap di dalam satu undangan. Bagian luarnya ada amplopnya tetapi tidak menutup secara keseluruhan undangan intinya. Seperti ini penampakannya. Ini foto tahun 2014 ketika saya kirimkan ke suami tentang hasil akhirnya.
Isi undangannya tidak saya sertakan ya karena akan banyak hal perlu di tutup dan saya malas mengeditnya *alasan opooo iki :))). Halaman awal undangan berbahasa Indonesia, lalu kalau diangkat kertasnya, ada halaman dibawahnya yang untuk bahasa Inggris. Kalau ada yang bertanya kenapa menyertakan gambar bagian bawah tubuh yang menyorot saya memakai rok dan menggunakan converse dan suami menggunakan converse juga? Karena seperti itulah saat kami pertama bertemu. Saya menggunakan rok dan memakai converse warna merah(meskipun di undangan warnanya tidak merah), sedangkan suami memakai converse warna hitam. Itu ide dan desain awal gambarnya dari suami yang disempurnakan oleh pembuat undangan. Cerita tentang sepatu juga beberapa kali saya sertakan linknya di beberapa tulisan. Sekarang saya sertakan lagi dan bisa dibaca di sini.
Lho kok malah berpanjang lebar pembukaannya pamer undangan kami :))). Kembali lagi ke topik. Jadi, dari hasil ngobrol dengan teman-teman dekat di grup wa yang tentu saja diselingi guyonan receh ala kami, ada beberapa hal kenapa orang mencantumkan atau tidak mencantumkan gelar akademis di undangan pernikahan mereka (kami tentu saja membicarakan tentang undangan pernikahan di Indonesia karena tidak terlalu mengerti tentang undangan pernikahan di luar negeri) :
- Mencantumkan Gelar Akademis = Kebanggaan
Bisa dipahami karena semakin banyak gelarnya maka orang semakin tahu pendidikannya sampai setinggi apa. Tentu tidak ada yang salah dengan hal ini karena bisa memberi tahu orang lain (undangan) bahwa kedua pasangan ini lulusan dari fakultas apa (kalau misalkan ada yang mikir ini gelarnya dari fakultas apa), lulusan dalam negeri atau luar negeri, dan itu memang memberikan rasa bangga tersendiri. Tidak munafik juga kalau ada yang bertanya saya lulusan apa darimana ya saya beritahu dan saya bangga, bahkan saya pernah menulis postingan di blog ini. Tapi kalau tidak ada yang bertanya ya saya diam saja.
- Mencantumkan Gelar Akademis Karena Permintaan Orangtua
Meskipun pasangan calon pengantin tidak ingin mencantumkan gelar, tapi karena orangtua menginginkannya, maka demi membahagiakan orangtua mereka memenuhi permintaan dengan mencantumkan gelar akademis pada undangan pernikahan. Atau mungkin dengan mengambil jalan tengah, membuat dua macam undangan yang berbeda. Satu mencantumkan yang undangannya diberikan untuk teman-teman pengantin sedangkan yang menggunakan gelar diberikan kepada teman-teman kedua orangtua. Ingat, pernikahan di Indonesia kebanyakan adalah hajat orangtua juga sehingga orangtua juga mempunyai andil besar untuk menentukan ini dan itu.
- Mencantumkan Gelar Akademis Tanpa Alasan Tertentu
Ini seperti adik saya, mencantumkan gelar akademis tanpa ada alasan khusus. Mereka melihat lumrahnya undangan pada umumnya, jadi mereka ya ikut mencantumkan juga.
- Mencantumkan Gelar Akademis Siapa Tahu Membuka Jalan Rejeki
Namanya rejeki tidak ada yang tahu kan datangnya darimana. Siapa tahu dengan mencantumkan gelar akademis maka terbuka juga pintu rejeki yang lebih baik. Jadi misalkan ada teman dari salah satu orangtua begitu mengetahui pengantinnya bergelar misalkan Teknik Mesin, lalu ternyata Beliau sedang membutuhkan lulusan Teknik Mesin di kantornya, nah siapa tahu beliau menawarkan untuk menginterview pengantin yang bergelar Sarjana Teknik untuk bekerja di kantornya dengan gaji lebih besar dan posisi lebih baik dari sebelumnya. Ini permisalan saja ya.
- Tidak Mencantumkan Gelar Akademis Karena Kedua Mempelai Gelarnya Tidak Satu Tingkat
Ada yang memang seperti ini. Karena calon pengantin gelarnya tidak satu tingkat (misalkan Sarjana dengan Ahli Madya atau Sarjana dengan Master atau lulusan SMA dengan Master, dsb), maka lebih baik tidak mencantumkan saja. Misalkan gelar akademis pengantin wanita lebih tinggi dibandingkan gelar pengantin pria, atau sebaliknya, daripada menjadi bahan pembicaraan diantara para undangan atau tetangga, maka gelar akademis tidak disertakan pada undangan. Kalau kata teman saya, “Masyarakat kita ini kan selo selo hidupnya. Gelar akademis yang tidak sama saja bisa jadi bahan gunjingan.” Atau ada kemungkinan lain misalkan salah satu calon pengantin merasa tidak nyaman karena gelar antara keduanya tidak satu tingkat (atau tidak satu level), jadi diambil jalan tengah tidak usah mencantumkan saja.
- Tidak Mencantumkan Gelar Akademis Karena Undangan Pernikahan Bukan CV
Kalau ini jawaban suami ketika saya tanya dua hari lalu. Saya bertanya kenapa ya waktu itu kok dia tidak meminta untuk mencantumkan gelar pada undangan pernikahan kami. Dia malah kaget kenapa harus dicantumkan karena undangan pernikahan kan bukan CV (Curriculum Vitae). Dia bilang, “Lho kita kan akan menikah bukan mau melamar pekerjaan. Kenapa harus mencantumkan gelar akademis?” Dan ternyata dia baru tahu kalau di Indonesia mencantumkan gelar akademis di undangan pernikahan itu sudah biasa, maksudnya bukan hal baru lagi. Dia hanya senyum-senyum saja.
- Tidak Mencantumkan Gelar Akademis Tanpa Alasan Tertentu
Tanpa alasan tertentu ini seperti yang saya lakukan. Karena saya tidak mempunyai alasan yang kuat kenapa saya harus menyertakan gelar akademis pada undangan pernikahan kami, makanya saya tidak menyertakan. Rasanya lebih nyaman mencantumkan nama asli saya dan suami tanpa ada gelar akademis ataupun gelar akademis kedua orangtua atau misalkan gelar haji ataupun hajjah jika ada yang punya.
Tapi kembali lagi ya karena memang ini sudah biasa di Indonesia maka tidak ada yang salah tentang pencantuman ataupun tidak mencantumkan gelar akademis ataupun gelar-gelar lainnya (misalkan gelar di suku Jawa atau gelar suku lainnya). Semuanya sah-sah saja karena kembali lagi sesuai dengan tingkat kepentingan dan selera. Yang memasang gelar tidak akan didenda, yang tidak memasang pun juga tidak akan masuk penjara, begitu kira-kira permisalannya.
Nah, tapi saya tetap penasaran nih ingin bertanya kepada yang membaca tulisan ini. Kalau yang sudah menikah apakah dulu menyertakan gelar akademis (atau gelar lainnya) pada undangan pernikahan dan pertimbangannya apa. Kalau yang belum menikah, sudah mempunyai rencana nanti ingin mencantumkan atau tidak gelar akademis (dan gelar lainnya) pada undangan pernikahan dan kalau boleh tau pertimbangannya apa. Atau kalau yang mempunyai pendapat lain, monggo lho bisa dituliskan pada kolom komentar. Saya sangat tertarik membaca dan mengetahui pendapat kalian.
-Nootdorp, 10 Januari 2017-
Cotton Sleeping Bag
Small Power Inverter 300W
ブランドコピー通販専門店のブログ
Classic Sandals
Definiton of CNC Machining
ブランドコピー服激安市場山崎店
ブランドコピー楽天
Hard-Facing Welding Stuff
Wooden Hair Brush
スーパーコピーブランド通販級品ブランドコピー商品専門店
Seawater Desalination Process Machine
Do LED grow lights really promote plant growth
スーパーコピーブランド通信販売店
Metal Spray Equipment
Chipboard Screw Torx Head Zinc Plated
Biodegradable Bubble Envelope
Single Acting Hydraulic Cylinder
ブランドコピー代引き安心
220 Volt Generators
5.5Inch Motor Hub
コーチペアブレスレットスーパーコピーブランド
ブランド財布コピーamazon
Drywall Screws For Metal Studs
Book Type Magnetic Box
Non Contact Infrared Thermometer
ブランドコピー日本店舗コピーブランド
Hex Washer Head Self Drilling Screw
ブランドコピー楽天ブランドコピーバッグ財布
Circuit Breaker
Luxury Urina Urinary Drainage Bag
N9032B X-Series Signal Analyzers
Disposable Nonwoven Isolation Gown
ウブロスーパーコピー時計販売店新作ウブロコピー業界
Self Adhesive Patterned Kitchen Sticker
Cement Mixer Lift Machine
マツダブランドコピー
iphone11proケースブランドコピー激安
Vacuum Circuit Breaker
The benefit of the Kettlebells exercise
ブランドコピー時計スーパーコピーブランド専門通販店
Wholesale Solar Night Light Manufacturers
2.5G optical module PCB
楽天ブランドコピー評判コピーブランド
watercolor painting for beginners
Roller Grinder
Gentamicin For Pneumonia
偽ブランドコピー最安
Yellow PET Warning Tape
スーパーコピーブランドシャネル
Designer Dog Clothes
Portable Generator Outdoor Power Station
What are the precautions for using a humidifier
Anti Static Flooring For Server Room
韓国スーパーコピー時計場所
Auto Kettle
TU-943N High-speed PCB
ブランドコピー代引き国内発送安全後払い
D3.0mm Tungsten Steel Drill Bits
最高級スーパーコピーブランド通販偽物ブランドコピー
Ceramic Cooker
キーリングブランドコピー
Car Battery Charger Jump Starter
Precision Investment Lost Wax Casting Process
iphonexmaxケースブランドコピー
app ev charger wallbox 16a 32a outlet
Canopy Bed
Flying Uv Laser
iphone7ケースブランドコピー
Disperse Blue SY-FGB
ブランドコピー転売
3cm Granite Thickness
Mini V Fold Toilet Tissue
How to choose Stainless Steel Gasket
携帯ケースブランドコピー代引き
Mcb Breaker
ブランドコピー代引き国内
AFCI Breakers
5 Advantages of Pressure Cookers
Non Contact Linear Displacement Sensor
ブランドコピーエルメス財布
Capacity growth of China s aluminum alloy die casting industry
Smelting Forge
Sublimation Coffee Water Mug
ラクマ時計スーパーコピー届き
High Speed Trains Tube
What is an air fryer
スーパーコピーロレックス韓国スーパーコピー制作精巧
スーパーコピー時計最新口コミ
Wheel Bearing Kit
Function structure and working principle of wheel loader
韓国時計ブランドブランド時計コピー代引き
Basic Garden Tool Kit
The role of drone jammers
ルイヴィトンスーパーコピーバッグ
Dot Chocolate Mat Production Machine
The correct way to use solid watercolor paint
What is paper bowl made of
Without Bottom Outlet Urinary Drainage Bag
ブランドコピーtシャツ通販
スーパーコピー時計級品ブランドコピー時計代引き通販店
24v Lithium Ion Battery
How to Choose a Base Material for Thermal Laminating Films
Air Pillow Film 200×100
中国広州ブランドコピー
Carbon Square Pipe
ブランドコピー激安
Application of Silica Sol in Architectural Coatings
Lambda Cyhalothrin Insecticide
競馬ブックプリントコピー機でプリントする競馬新聞
Injection Gun Tools for Injectable Sealant Packing
Cnc Aluminum Parts
90 Degree Angle Pvc Tile Corner Trim
A Joyous Adventure The 24V Newst Children s Electric Tractor Ride On Car
イヴサンローラン靴コピーブランドコピー代引き専門店
SUS304 Grounding Washer for Solar Aluminum Rail
ボッテガヴェネタスーパーコピー財布販売
Boat Airbag
モンクレールスーパーコピー
Dog Pet Toys
High Absorption Adult Diapers
Aftershave Lotion
ブランドコピー販売店上野
Enclosed Power Supplies
財布ブランドコピー楽天
12v 100w Led Energy-Saving Linear Lighting Power Supply
Hengyang Rice Noodles
3 Wavelength Diod Laser
グッチの腕時計スーパーコピー韓国中国からの販売偽物
Angle Steel Monitoring Tower
Cummins QSK45 Truck Engine
ブランドスーパーコピーケースブランドケースコピー通販店
Cryo Weight Loss Machine
A5 Series AC Servo Motor Driver
シャネルバッグコピー級品通販優良専門店
Low Calorie Rice Vermicelli
Rubber Aglet
シャネルコピーのスーパーコピーシャネル財布激安販売
Marine Engines
12W Medical AC DC Interchangeable Adaptor
iphone11ケースブランドコピー激安
Extruded Plastic Profile
おすすめスーパーコピー時計
EN856-4SP Wire Spiral Hydraulic Rubber Hose
Epon Onu Modem
SAE100R15 Hydraulic Hose
スーパーコピー時計大阪
Wooden Craft
Hoodies women
口コミで高評価日本スーパーコピーブランド専門店
Empty Automatic Eyebrow Pencil With Brush Head
日本最ブランドスーパーコピー代引き専門店
Lcd Display Vs Led Display
Four Column Hydraulic Press With CE Standard
Single Chamber Tubes for Radiators
ブランドバッグコピーブランドコピー級口コミ
Multifunctional Dolphin Massager
ブランドコピー5000円
Pneumatic Fittings Combination Joint
Diamond Mosaic Tile
Touch Test
Custom Cycling Bib Shorts
ブランドコピーネクタイ
スーパーコピーブランドおすすめ
Classic Solar Light
Factory Optical Lens
スーパーコピーブランド代引き販売専門店
Composites Hydraulic Press
Dome For Camping
ベトナムブランドコピーハノイ
Generic Printed Hamburger Paper
Corner Wall Plant Holder
ブランド時計コピー
Premium Greaseproof Plain Fries Paper Pouch
Gmt Glass Mat Thermoplastic
xperiaxz3ケースブランドコピー
Greaseproof Square Bottom Sos Food Pouch
Pricer Tag
Spot Welding Machine Small
ブランドコピーバッグ激安
Sugar Sachet/Stick Paper
Standing Ac Unit
コーチスーパーコピー靴のブログ楽天ブログ
Thrusting and Vibrating Suction Cup Dildo
D-type Round Condenser Tube
楽天ブランドコピー口コミ
1210 Plcc 2 Leds
Trailer Leaf Spring Assembly
スーパーコピー時計級品専門店ブランドバッグ財布通販
Chicken Herbal Medicine Online
スーパーコピーブランド靴代引き日本国内発送安全後払い
Leaf Spring Assy for Heavy Duty Truck
Kitchen Storage Basket
Brassiere Push Up
Party Umbrella Pick
ドンキホーテブランドコピー
スーパーコピーブランドn級通販専門店
Felt Cowboy Hat with Color Pom Pom Edge
IP Video Intercom
トリーバーチ靴コピーブランドコピー品年最新作送料無料
Fuel Tank Kerosene Heater For Indoor Use
Have Your Own Fabric Printed
Wet Wipes For Baby
Gas Genset
ブランドバッグコピー偽物専門店スーパーコピーブランド
Nose Shadow Brush
あれスーパーコピー台湾台北弾丸ツアー
Stainless Steel Conveyor Belt
ブランドコピー財布安心
Dino Hand Puppet
High frequency welded condenser tube
Centrifugal Screen
Self Lubricating Red PTFE DP4 Hydraulic Cylinder Bushing
スーパーコピーブランド代引き通販
ブライトリングスーパーコピー通販ゼニス偽物時計通販
Custom Printed Zipper Garment Shirt Packaging
Rubber Sealed Bearings
鶴橋コピーブランドコピーブランド販売店
Light Yellowish 99.9% 25KG Bismuth Trioxide Powder
Solid State Transformer
ブランドコピーバック
Car Survival Kit
Modern Mirrors
Furfuryl Alcohol Resin
スーパーコピー時計最高級ブランド時計コピーの販売店
Non-drip Umbrella
Проволочная сетка из нержавеющей стали армировала графитом штампованные кольца
秋葉原スーパーコピー時計
Fuel Injector Assembly
ブランドコピー激安代引き
Wedding Decoration
7H0615423
Nuvoton MCU Board
Small Loose Powder Case
スーパーコピー時計ブランドコピー通販
ブランドコピー財布激安
Beverage bottle
X86 Board
ブランドスーパーコピー時計ブランド時計コピー通販店
Insulated Aluminum Air Vent Ducting
G10 с комплектом изоляционных прокладок фланца VCS Сердце плода из нержавеющей стали 316L
Common Rail Injector 095000-5516
時計スーパーコピー専門通販店ブランドコピー時計
Kitchen Sink
4G0959831A 4G0 959 831 A El
Domestic Pump
スーパーコピー送料無料安心します老舗ブランドバッグ財布
スーパーブランドコピーn品
White Kraft Sos Paper Bag
Vacuum Cleaner Motor
Water Filling Plant
TENS Therapy Neck Massage
ブランドサングラスコピースーパーコピーブランド
Diesel Common Rail Fuel Injector 0445120163
Htv Transfer Paper
スーパーコピーブランド時計販売店
Fuel Injector Nozzle 6801110
チュードル時計スーパーコピー
Digital Hardness Meter
Fuel Injector Nozzle DLLA151SM145
Raincoat Material
マツダブランドコピー
Common Rail Valve Components F00VC01022
Motion Sensor Ceiling Light
ブランドコピーボクサーパンツ
スーパーコピー時計n品
Pp Plate Cnc Router
Diesel Nozzle DSLA154P1360
The Veterinary Clinic
Common Rail Fuel Injector Control Valve F00RJ01714
コルムスーパーコピー代引き財布スーパーコピー店舖会員
Led Display Screen
ブランド財布小銭入れコピー代引き通販
Common Rail Fuel Injector Control Valve F00RJ02472
ブランドコピー専門市場ブランドコピー代引き
Swivel Bench Vise
Common Rail Fuel Injector 0445110677
5w Semiconductor Laser
What is the difference between rubber extruder and plastic extruder
ブランドコピー使ってる
Optical White Polyester Trilobal Shaped Filament
韓国スーパーコピー時計場所
Finger Biometric Device
Special Shaped Male Pin
Poly Spandex Jersey Knit Fabric
コピーブランド携帯ケースケースブランド通販老舗
Mercedes Touch Screen
2 Pin Plug
ウブロ時計コピー韓国ブランドコピー韓国
50A Latching Relay For Quick-connect and PCB Terminals
時計スーパーコピー品質
Backpacking Packs
Gelar Akademis di Undangan Pernikahan – Deny and Ewald
fgsksngnbf http://www.g017x7v8dz7mywzr4173a6eh3t844kr7s.org/
[url=http://www.g017x7v8dz7mywzr4173a6eh3t844kr7s.org/]ufgsksngnbf[/url]
afgsksngnbf
minta pendapatnya donkk buat semuanya, kalo misalnya udh lulus sidang dan tinggal menggu wisuda, apa udh bleh cantumin gelar? terima kasih
Halo sis,salam kenal. Saya mau tanya,di undanganmu saya lihat ad keterangan Almarhum juga. Nah penulisannya dlm bahasa inggris seperti apa y? Mohon pencerahannya
Almarhum yang bagaimana ya maksudnya? Undangan yang dari Gemeente maksudnya?
sebenernya undangan ya undangan, gelar-ya gelar. gak ada hubungannya. 🙂
benar, tapi adakalanya banyak yang mencantumkan gelar karena mengikuti yang lumrah terjadi
Kami sarjana, tp dulu tdk pakai gelar krn menurut saya kesannya pamer (iya apa iya?) Dan sy berkeyakinan, dulu sy lahir dikasih nama seperti itu sama orang tua. Simple.terimakasih
Terima kasih sudah berbagi cerita 🙂
Aku termasuk yg nggak mencantumkan Den, krn ngerasa ga penting aja sih, toh yg menikah ini dua individu manusia, bukan gelar yg dimilikinya *tsaaaah* hahahaha.
Btw desain undangan lucu ih
Hahaha boleehh Rin alasannya *tsaahh!
Thanks Rin
Horeeee akhirnya setelah sekian lama bisa comment lewat HP di blognya Deny yang ngangeni (maklum jarang buka2 dr komputer)! Bagus Den undangannya. Kalau aku pribadi nggak mau mencantumkan gelar akademis di undangan nikah krn buat aku, yang nikah orangnya, bukan gelarnya hehehe
Awww!! Terima kasih Mar. Wah senangnyaa blog ku bisa dikomen dari Hp. Mudah2an ga angot2an ini blog. Aku juga baru buka laptop nih jadi baru bisa bales2in komen dan nulis.
Bener juga yang kamu bilang Mar *jadi ngebayangin yang nikah gelar :)))
Jujur karena aku bangga ama suamiku, dan aku bisa sekolah sampe selesai, mengingat dulu pas bapak mau pensiun mpot2an bayarin uang kuliah yamg per SKS juga mahal:(( awal2 kan masih dibayarin ortu. Ortu juga maunya gitu kasih gelar, aku nurut juga mengingat perjuangan mereka bayarin kuliah aku, mereka tentunya bangga. Nah kalau gelarku dicantumin, biar gak jomplang suami juga dan gak keberatan juga. Nice topic Deny! btw undangannya lucu! undangan kita juga dulu design sendiri, cetak sendiri wong cuma 50:)
Terima kasih Lu 🙂 Iya masing-masing orang berbeda opini tentang pencantuman gelar ini dan apapun keputusannya memang disesuaikan dengan kondisi masing-masing karena yang menjalaninya yang tahu. Ga ada salah atau yang benar tentang hal ini karena tentang kebiasaan saja dan semakin ke sini memang trennya agak berbeda dengan alasan yang beragam juga. Thanks sharingnya Lulu.
Sebaiknya memang mengikuti apa yang mempelai (dan keluarga) maui ya. Kalau memikirkan omongan di luar sana mah susah. Mau ditulis atau engga sama-sama bisa dipergunjingkan semua, hahaha 😛 .
Bener Ko, nuruti orang mau ngomong apa mah ga ada habisnya. Salah bener tetep adaaa aja bahan diomongin haha!
Pernah punya kerabat yang waktu nikah, gelar ditulis di undangan. Lebih banyak/panjang gelar akademis perempuan daripada laki-laki. Tapi berhubung yang laki udah lama tinggal di LN ya dia cuek aja mbak, nggak ngerasa inferior atau gimana. Toh yang dinikahi kan orangnya bukan gelarnya 😀 Yang penting sama2 berusaha mempertahankan pernikahan sampe maut memisahkan saja.
Kalo aku sendiri, duh pake gak ya 🙂 Pengennya sih gak pake tp kalo ortu mau pake, ya stralah. Mgkn akan diambil jalan tengahnya spt yg mbak Deny bilang diatas: Untuk teman2ku gausah pake gelar, utk teman2 ortu pake gelar aja. Baru kepikiran juga yg ttg ‘membuka pintu rezeki’
Mau pakai atau nggak sebenarnya ga masalah ya Ge. Yang penting langgeng pernikahannya sampai maut memisahkan. Menyenangkan orangtua juga perlu, bikin kita seneng juga perlu.
Aku dulu nggak nyantumin, Den.. baik mempelai maupun ortu. Alhamdulillah kedua belah pihak ortu setuju.. ya harus dong ah, wong tamunya ortu juga seimbang sama tamu anak2nya *lho*, gojek ya Den hihihi.. cuma aku dulu sempet dirasani tetangga, katanya suaminya D3. Ya nggak masalah sih rapopo, gak perlu klarifikasi juga.. terus ada kerabatku yang kasak kusuk juga karena katanya sudah disekolahin tinggi kok gelarnya nggak dicantumin. Alhamdulillah orang tua kami asik2 ajaaaa..
Btw undanganmu cakep lho Den ;).
Suwun Dil 🙂
Dulu dirasani D3, sekarang wes S2 nang Melb, wuiihh piye iku sing ngerasani hahaha. Dibuktikan dengan hal-hal nyata yo Dil.
Hehehe pernah juga sempet ngobrolin ini sama calon dan kami sama sama sepakat nggak usah nyantumin hal yang begitu di undangan, Setuju sama state “karena ini bukan CV”
hahaha
Tapi kalau misalnya ada campur orang tua, kita mah bisa apa yah.. Biar mereka seneng aja lah ikut aja.
Tapi semoga orang tua gak papa kalau gak usah nyantumin gelar akademis.
Btw undangannya keren karena khas. Sampe ada alasannya kenapa milih design seperti itu, padahal kalau undangan di Indonesia milih design aja yang penting … Terus di isi deh sebagaimana mestinya undangan umumnya.
Terima kasih 🙂 iya kami ingin pernikahan ini jadi spesial bahkan untuk undangan sekalipun karena hampir semua kami yang mempersiapkan sendiri. Ibu ikut mempersiapkan tapi bukan hal yang besar. Bukan waktunya lagi Ibu repot mengurusi pernikahan kami karena Beliau sudah sepuh jadi lebih baik santai saja.
Iya, jika dirundingkan dan ternyata orangtua ingin, ya diikuti saja. Ga ada salah dan benar tentang pencantuman ini. Menyenangkan hati orangtua juga bikin berkah langkah
Wahh undanganmu kece Den.. Simple dan penuh makna yaaa… Anyway, dulu aku punya temen yang bahkan belum lulus dah married, masih nunggu sidang, tapi dah pake gelar pas married, sampe jadi omongan banget dikalangan temen2..
Terima kasih Inly 🙂
Hahaha untung akhirnya lulus ya :))) itu juga dulu yang diusulkan salah satu temanku. Soalnya pas aku nikah kan pas tengah2 kuliah. Dibilang cantumin aja gelarmu meskipun belum lulus. Lah gimana, kacau hahaha!
hahaha.. iya.. tapi di jakarta sih ngetrend pake gelar, apalagi kalau gelarnya 2, minimal yang bangga sih ortunya.. anaknya mah cuekk.. hahaha
Di daerah juga, apalagi kalau kota kecil. Semakin berntet gelarnya semakin punya nama. Cuma karena keluargaku cuek, mau pakai gelar atau nggak ga terlalu pusing, apalagi Ibuku, untuk urusan gelar2an mah ga terlalu ribet haha.
Undangannya cantik & unik mba 🙂 dulu aku ngga nyamtumin gelar di undangan pernikahan.. tapi waktu ngunduh mantu, mertua maksa harus dicantumin.. ya itu gegara buat kebanggaan buat mereka.. ya wis lah, pasrah aja.. yang penting mertua senang 😀
Terima kasih Sandra 🙂
Iya, menyenangkan orangtua juga salah satu cara supaya hidup berkah ya. Lagipula memang tidak ada salahnya mencantumkan maupun tidak
Undangan pernikahan mu kayak cover buku dech Den. Lucu, simple dan sangat mewakili kepribadian mu dan suami.
Oh iya ya kayak buku hahaha. Itu juga ukurannya gede lho ga kayak undangan pada umumnya yang. Iya, ini memang bikin desain undangan dipikirin banget konsepnya, ampe tesis ga dipikirin hahaha.
Waaa, tema posting yang menarik nih, Mbak Deny…Kalau boleh berandai-andai (Karena saya belum menikah), karena rencananya saya cuma mau bikin pesta kecil dengan undangan orang-orang terdekat antara 50-100 orang, rencananya sih di undangannya gak mau dikasih gelar. Alasan pertama, saya nikah kan bukan pakai gelar. Alasan kedua, karena yang diundang orang-orang terdekat, mereka sudah tahulah gelar dan pekerjaan saya apa 🙂
Amiiinn. Semoga nanti kalau sudah bertemu jodohnya bisa terlaksana ya Inong. Semoga yang diinginkan diberikan kemudahan olehNya untuk terwujud 🙂
Aku ngga bakal pake Den, atas alasan kayak suamimu… undangan pernikahan bukan CV hihihihi.. anyway di CV aku juga ngga ditaro sih, adanya di riwayat pendidikan aja :))))))
Btw aku suka sekali undanganmu simpel tapi manis.. dan karikaturnya bagus deh Den 🙂
Oh iyaaa bener. Di CV pun ga dicantumin gelar ya hahaha. Ngisi formulir lamaran pekerjaan juga ga ada pertanyaan gelar.
Terima kasih Christa. Niat banget nih kami bikin desain undangan, sampai nyari2 anak desain segala haha.
Jadi inget kalau ditanyain temen kenapa nerusin S2, aku suka asal jawab, “Biar ntar di undangan nikahan terlihat keren.”
Dangkal banget jawabannya. :))))
(Padahal ya emang pengen nyari ilmu sih)
Epic! 😆 *ngakak kejengkang*
Tau ga Chika, aku dulu sempet tergoda untuk nyantumin elar pas kuliah S2. Aku pikir “keren juga nih nikah kalau ada gelar S2 nya” hahaha. Untung saja niatan cetek itu tak terlaksana karena pas kawin belum lulus kuliah :)))) *niat tak didukung semesta
Saya gak nyantumin gelar akademis di undangan pernikan waktu nikah dulu. Bagi saya sederhana saja, yang mau nikah itu saya dan calon istri, bukan gelar, 🙂 Lagian hari gini masih mencantumkan gelar akademis untuk hal yang tak ada hubungannya? Norak aja menurut saya.
Saya pernah liat undangan pernikahan mencantumkan ini : turut mengundang –> paman, pak lurah, pak rt, pak rw, ketua persatuan anu, jawara, ketua kampung, dokter puskesmas anu, Masing-masing disebutkan namanya. Pokoknya rame, hehehe…
Hahaha Epic banget itu Pak sampai dokter puskesmas pun disebutkan :))))
Tapiii di kota saya memang seperti itu Pak kalau yang suku Madura. Didalam undangannya disebutkan turut mengundang dan banyaaakkk banget isinya. Dari paman, pakde, kakek, buyut dll. Jadi lebih panjang turut yang mengundang dibandingkan isi undangannya.
Kita nyantumin Den..permintaan orang tua soalnya. Dan di daerahku undangan tanpa titel sering kayak diremehin gitu loh…duh kadang gemes dengar kata2nya..padahal belum tentu juga..bisa jadi ya karena males nyantumin kan ya..
Undangan kalian cute banget…undangan ktia simpel..cover depanny rumah adat batak 😀 ha ha ha
Terima kasih!
Oh iya bener, kalau di daerah memang rawan jadi pembicaraan ya Dew. Di daerahku juga sebenarnya. Tapi aku baru kepikirannya sekarang haha. Lha soalnya Ibuku dulu ga komentar apa2 waktu aku sodorin desain Undangannya. Iya-iya aja. Jangan2 Ibuku juga ga tau kebiasaan di daerah kami. Maklum kami pendatang di sana :)))
Wah, kereeenn Dew pakai rumah adat batak sebagai cover.
Eee, undanganmu kok lucuuuuk mba hihihi 😀 uniiiik.
Btw, kalau masukin gelar akademis di undangan gitu nanti kepanjangan banget ga sih? coba kalau aku ya, Prof Dr Febri Dwi Cahya Gumilar ST, M.Eng. Ph.D. McD Delivery Service. Panjang 🙁 *PADAHAL GELARNYA PALING CUMA ST DOANG AKU MAH :(*
Ya samalah Feb kayak yang punya, unik hahaha. Dibicarakan lagi sama Nanda mau dicantumin nggak nanti gelarnya *cihuuyy :)))
Wahahah uniiiik semuamuaaaah 😀
HIhihi bisak-bisaaaak, besok kalau beneran bisa jadi *semoga yhuuuuy 😀
*mari berdoa berjamaah
mari mengamini 😀 hihih
cakep undangannya, aku suka..
Terima kasih Mbak Dian 🙂 yang mendesain jago menggambarkan ide-ide dari kami.
Wah, aku besok kalo merit gimana ya, perlu ditulis ga ya?? hahahaha..
Jangan lupa untuk menuliskan keterangan juga jabatan sebagai blogger ((((jabatan))))
undanganku pake gelar, ngikut kebiasaan aja sih
bentuk, warna dan font minimalis banget deh, nggak sempat mikir2 desain,
aku di daerah sih, banyakan ibuku yang sibuk sana sini…, aku pasrah ajalah terima beres wk.. wk..
Sama kayak adikku Mbak, kayaknya dulu nikahan banyak dibantu Ibu prosesnya. Jadi ngikut yang umum aja, template undangan haha.
undangannya simpel tapi bermakna ya mbak 🙂
kalau saya sih pengennya, kalau nikah gak pake gelar sih. tapi tergantung ortu juga. kalo ortu keukeuh mau masukin gelar ya apa boleh buat 😀
Bener Mayang, simpel tapi sangat berkesan karena ide-idenya dari kami dan proses bikinnya pun kami memantau.
Iya, semua bisa dibicarakan dengan orangtua. Toh pasang gelar juga bukan hal yang buruk
iya mbak, memang ada baiknya kalau didiskusikan dengan orangtua 🙂
tapi kalo ortu nyuruh narok gelar ya apa boleh buat 😀
Pas banget ini tulisannya dengan obrolanku dengan ibu beberapa hari lalu. Saat itu anak tetangga depan rumah menikah, ibu nyeletuk, “Itu istrinya si S gak sarjana ya kayaknya?” | “Kok tahu?” | “Soalnya di undangan gak ada gelar”
Aku dan adek langsung nyeletuk, “Pasti sarjanalah, wong mereka sekantor. Mana bisa kerja di situ kalo gak ada gelar akademis. Hari gini kasih gelar di undangan emang udah nggak musim (((musim))) bu,” jawabku hahaha.
Tapi emang dilema, di sisi lain pasti ada kebanggaan dari orang tua yang sudah berhasil menyekolahkan anak. Di akhir perbincangan tsb, aku lantas mikir kelak jika menikah akan gimana. Aku pribadi berharap gak mau ada gelar di undangan. Calon istri bisa jadi setuju. Orang tua yang gak setuju bisa diakalin, lha calon mertua? hihihi.
Mbak Deny, aku kirim DM di twitter. Tolong dicek ya 🙂 makasih
Hahaha karena ga pasang gelar jadinya dipikir bukan lulusan kuliahan ya. Ibukku dulu juga pernah kayak gitu Om nanya pas ada tetangga yg nikahin anaknya “kayaknya anaknya baru wisuda, kok gelarnya ga ada ya. Apa ga jadi wisuda?” haha.
Semua bisa dibicarakan itu Om. Menyenangkan hati orangtua di hari bahagia tidak ada salahnya. Benar, gelar itu juga salah satu kebanggan orangtua. Kalau orangtua memberi kebebasan, ya berkah berarti 🙂
Aku sudah email2an dengan Mbak Fe. Gila, rute jalan2nya bikin puyeng, saking banyak dan aku jadi pengen haha.Thanks Om
Iya bener, mudah-mudahan dapet mertua yang dapat dikompromikan perihal tsb 🙂
Coba tanya Dek Chelsea Islan, mau ga undangannya tanpa dicantumin gelar :)))) *undangan opooo iki haha
Halo mbak deny. Saya pembaca baru blog ini salam kenal hehe.
Di indonesia macam dipamerin gt kali ya. Tp ya udah jd kebiasaan kan.. dulu mas gibran anak pak jokowi itu ga nyantumin gelar aja dibahas sm media dan di puji2
Meskipun saya belum ada rencana menikah, sy punya cita2 nggak nampilin gelar akademis. Alasannya… Kan gawajib. Toh mau ngundang kerabat deket bgt aja mrk jg bakal tau
Tp gatau deh ibu sy udah wanti2 sptnya beliau masih suka traditiona way.
Hai Berliaan terima kasih sudah mampir ke blog kami dan membaca tulisan ini 🙂
Menurutku bukan dipamerin, lebih ke arah rasa bangga ya karena seperti pencapaian dalam hidup. Bukan hanya rasa bangga dari pihak orangtua, tetapi rasa bangga dari pengantinnya juga. Dan benar, ada faktor ke-umum-an juga karenamemang sudah biasa. Bisa dibicarakan nanti dengan Ibu dan semoga bisa mendapatkan solusi yang terbaik 🙂
aku pribadi sih ngga mau.. karena kami bikin 2 undangan, yang bikinanku yo ngga pake gelar, yg satunya kayanya pake deh.. hahaha, wes lali..
Wes suwi yo soale, dadi rodhok samar2 haha. Sing jiktas 2.5 tahun ngene sik freshh dieleng2 terus :)))
Den, photo kaki dengan celana, rok panjang bunga bunga, sepatu itu aku suka bgt, beneran. Kayak komik. Terkesan imut. Ternyata itu ada di undangan nikah kalian ya. Btwy, aku nikah ga pake undangan. Di Swedia nikahan biasanya cuma dihadiri keluarga inti, malah ada yang cuma penganten doang. Apalagi kalau di desa kecil kaya tempat aku. Kemaren dengan undangan mencapai 50 orang saja menurut orang di desa aku uda pesta besar hahaha. Gimana di acara batak yang ampe ribuan yakkk. Tp menurutku dicantumkan atau tidak gelar itu ga menjadi masalah. Hak setiap orang saja. Dicantumkan pun dengan alasan apapun kita anggap saja gelar pendidikan sebuah prestasi yang mulia yang butuh waktu dan perjuangan mendapatkannya. Tp memang sudah byk ya sekarang yang tidak memcantumkannya lagi di undangan.
Terima kasih Helena. Waktu itu idenya kami ingin bikin undangan yang benar-benar merepresentasikan tentang kami, ga terlalu formal tapi masih sopan dan beda sama yang lain hehe. Untungnya yang bikin desain canggih dan karena sudah kenal dekat jadi lebih mudah menyampaikan keinginan kami.
Kalau nikahan ga pakai undangan memang lebih enak sih ya, apalagi kalau dilihat dari segi budget, lebih bisa ngirit. Wah 50 undangan aja sudah banyak ya hahaha, iyaa kalau dibandingin dengan acara Batak yang undangan ribuan dan berhari2 :))) *mantan2 orang Batak soalnya, jadi sedikit tahu acara nikahan Batak.
Iya bener, aku juga berpikirnya mau dicantumin atau nggak adalah hak setiap orang. Kembali lagi ke tingkat kepentingan dan selera.
kalo kami nulis gelar den, alasannya sungguh deh, bener2 lupa, kayaknya sama deh kayak adekmu, ga ada alesan apa2 hehehe
yang aku mau cerita, ttg temenku, jaman dulu kan sarjana tehnik kan gelarnya “Ir.” tapi sekarang kan semua sarjana tehnik itu gelarnya “ST”, nah si orangtua temenku itu maunya di undangan ada gelar anaknya, ya mungkin karena kebanggaan kali ya, tapi maunya ditulis ” Ir ” ga boleh ST, katanya, orang2 tua yang diundang banyak yg ga tau gelar apa itu ST, klo Ir kan udah jelas tuh “tukang insinyur” hehehe
Banyak juga yang bertanya2 ttg undangan itu, “eh si H kawin ama tante2 ya? kok gelarnya masih Ir, bukan ST” hahaha, biasalaaah.. banyak mulut banyak gosyip :p
Hahaha Fey, aku ngikik baca ceritamu. Dilema ya karena yang diundang kan juga teman2 orangtua, jadi mereka lebih taunya Ir. Nah yang generasi muda taunya Ir. itu gelar jaman dulu hahaha jadinya dipikir nikah sama generasi yang dulu :))))
Awalnya engga mau pakai tapi akhirnya pakai juga mba karena disuruh orangtua haha..
Gpp Wien. Kalau kata temanku “it’s not a big deal” walaupun terlihat sepele hanya pencantuman gelar toh bikin orangtua bahagia kan. Anak dapat berkah.
Iya mba Deny, balik lagi saya dan S nurut demi kebahagiaan ortu haha
Nyantumin!
Bjajahahhahaaa
Alasannya ya yg di atas krn kayaknya bikin ortu bangga. Meskipun scr pribadi lbh suka nggak nyantumin
Soalnya bukan hal yang terlalu krusial juga ya mau nyantumin atau nggak. Bikin orangtua bahagia toh juga bikin berkah. Masa gara2 kita ngotot ga nyantumin bikin bertengkar sama orangtua haha. Kebanggan orangtua juga.
kebetulan tahun ini baru mau sebar undangan mbak heheh mohon doa nya..dan saya udah sepakat sama calon suami kalo gak akan nyantumin gelar di undangan kita, gak ada alasan khusus sih..cuma gak pengen aja toh orang2 yang akan di undang tau kita kerja nya apa 🙂
Wah, selamat ya semoga lancar sampai hari H dan setelahnya. Barakallah.
aku dulu ga nyantumin gelar. bahkan bisa dibilang tetek bengek nikahan semua muanya diurusin tanteku. mulai dari pemilihan undangan, pemilihan make up, baju, sampe konsep acara pun tante yang atur. daaan….aku ngundang temen cuma dikiiittt..sisanya sodara sama temen temennya kakekku. hahaha ini asline sing nikah sopo toh yoo :)))
Bahkan kalo boleh ngulang ke waktu itu, sebenernya aku ga pingin nikah rame2. mending duitnya kupake buat beli rumah aja.tapii…ini tapii lho ya, kultur masyarakat kita kebanyakan suka gede-gedean kalo nikah.bukankah yang diliat orang adalah kehidupan pengantin setelah menikah, kalo pestanya meriah banget, palingan orang cuman inget sehari dua hari doank.. Hahha curhaaatnya kepanjangan. Bisa dibikin post nih :))
Btw, ada temenku yang cantumin gelar di undangannya. plus jabatan kedua ortu mempelai 🙂
ohya. Undangan sampean apikk mbak den. personalnya kerasa. ra ono liyane sing ngembari kui 😀
Hahaha suwun Na. Dulu bikin juga dengan pemikiran “ben ga dikembari, nggawe sing bedo ae” :)) Sok2an ben ketok unik haha.
Hahaha gpp Na, curhat ben lepasss kabeh :))) Iya, masing2 keluarga beda2 Na menmandang pernikahan. Karena banyak keluarga juga merasa bangga kalau bisa merayakan pernikahan anaknya secara besar2an. Awal2 aku menyampaikan ide kalau aku ingin menikah secara sederhana dan diselenggarakan di halaman rumah juga bukan dalam waktu singkat. Aku melontarkan ide itu sejak jaman SMA. Awalnya Bapak Ibu menolak, lah piye anak wedok pertama kok kawin sepi2 ae. Apa kata orang. Tapi karena aku selalu bilang berkali2 sampai ketemu sama suamiku ini, dan Bapak sudah meninggal plus karena setahun sebelumnya adikku menikah pestanya memang besar2an (total undangan lebih dari 1000), jadinya konsep sederhana dan mengurus semua sendiri akhirnya diterima. Sik kekeselen paling ibukku setelah ngurusi kawinane adikku sing ngalah2i artis sinetron hahaha.
Wohooo!! Jabatan kedua orangtua. Kereennn 🙂
Aku suka banget sama gambar pembukaan isi undangannya. Very personal! Apropos gelas di undangan… aku belum kepikiran untuk menikah dalam waktu dekat, tapi kayaknya aku nggak akan pasang gelar deh. Soalnya kan nanti yang kuundang teman dekat dan keluarga – dan mereka toh sudah tahu aku kerjanya apa. Malah jadi aneh kalau ada gelar menurutku.
Terima kasih Steph 🙂
Iya, kalau yang diundang teman2 dan keluarga dekat, memang jadinya aneh ya kalau nyantumin gelar karena jadinya ga umum, meskipun balik lagi dilihat ke kultur negara atau daerah setempat.
Gelar akademis di surat undangan ya. Nyantumin gak ya….lupa! Buahahahahak..
Mungkin nyantumin alasan ya utk menyenangkan ortu. Juga karena keumuman. Masyarakat kita masih lihat gelar. Tapi salut dg dosen2 Jepang. Untuk hal2 umum mereka jrg pamer gelar akademis.Katanya malu punya bnyk gelar tapi yg dikontribusi utk masyarakat jauh lebih sedikit.Kalau mereka nikahan mungkin cuma pakai nama saja ya. Hahaha…
Karena sudah lama ya mangkanya agak samar2 ingat hahaha. Kalau yang masih baru2 gini ingat mulu :)))
Iya, tidak dapat dipungkiri masyarakat kita memang masih melohat gelar karena memang umumnya seperti itu which is ga ada yang salah.
Aku lihat orang Belanda ini juga nyaris ga pernah nyantumin gelar, bahkan untuk urusan politik sampai urusan pemerintahan. Minister presidennya pun ga nyantumin gelar sampai karena aku suka penasaran orang2 itu lulusan mana, suka googling sendiri :))) *saking keponya
Aku ga pake undangan cetak, karena ga ngundang banyak orang. Cuma tetangga di kampung ga sampe 50 org, temen kantor yang cuma 10an orang, dan teman ngajar ibuku 10an orang juga. Ga tahu, jadi omongan orang apa ga. Yg nyebelin tuh pas mau akad nikah, pak penghulunya membacakan data2 diri kami lengkap kap pake pengeras suara. Yang resepsi di Turki, undangannya ga pake gelar akademis, suami sendiri yg bikin desainnya.
Bisa mengurangi budget ya kalau ga nyetak undangan. Bisa dialokasikan ke yang lain. Oh di kotaku, kalau yang nikah suku Madura (karena kotaku mayoritas Madura), biasanya pas akad nikah juga semua prosesnya disiarkan secara luas pakai pengeras suara. Tujuannya biar yang ga bisa datang tahu kalau ada pernikahan. Jadinya kalau di tetangga ada yang menikah, kami jadi tau semua identitas dan prosesnya hehehe. Tapi waktu aku nggak, karena kami keluarga Jawa dan biasanya memang ga perlu disiarkan, jadinya ya tanpa pengeras suara
Kayaknya saya prefer ke nggak usah cantumin deh. Nggak kenapa2 sih…. Pingin gitu aja. Nggak tahu lagi klo pasangan saya ntar minta dicantumin, kayaknya saya bakalan ngalah deh he he he…..
Iya, masalah pencantuman ini sebenarnya bisa dibicarakan dan jangan sampai menjadi perdebatan yang merumitkan.