Where is the Love?

Saya tidak pernah sepemikir ini mikir tentang apa yang terjadi di dunia, akhir-akhir ini khususnya. Entah kenapa nyesek sekali sampai-sampai sulit membendung air mata. Biasanya juga saya mikir, tapi tidak sampai se-mikir sekarang. Apa yang terjadi beruntun membuat pertanyaan sederhana muncul di benak saya, “Di mana cinta saat ini berada?” Kebencian seperti merajalela, mengalahkan cinta yang sejatinya ada dalam setiap manusia. Politik, agama, kekuasaan seakan menjadi kendaraan untuk menebar jala-jala amarah yang semakin membara. Tentu saja selalu ada korban yang jatuh, mereka yang tidak mengerti apa-apa, nyawa melayang, ketakutan, kelaparan, kemiskinan, kebingungan harus pergi ke mana mencari tempat untuk berlindung.

Saya rindu pertemanan yang penuh cinta, tanpa harus menuding ini atau itu kafir ataupun beraliran A atau B hanya karena cara pandang yang berbeda, seolah-olah yang paling benar dan yang berbeda dianggap salah dan layak untuk disalahkan. Hey, jika Tuhan mau, bisa saja Dia menciptakan hanya satu agama ataupun tidak beragama semua. Tetapi tidak seperti itu, karenanya Dia menciptakan perbedaan. Saya rindu pertemanan yang jauh dari prasangka dan kemudian hari tidak porak poranda karena pilihan politik ataupun pendapat yang berbeda. Kenapa tidak berpikir sederhana bahwa berbeda itu indah.

Saya rindu suasana menjelang Ramadan di mana anak-anak kecil berarak keliling desa membawa oncor dan kentongan sepulang Taraweh malam pertama. Mereka menyerukan kegembiraan dan tidak sabar menunaikan puasa Ramadan. Kecintaan mereka akan hadirnya bulan Ramadan. Bukan anak-anak kecil yang dikekang cara berpikirnya dengan ajaran kebencian penuh doktrin, berarak bukan untuk menebarkan kegembiraan tetapi meneriakkan kalimat-kalimat penuh amarah yang saya yakin mereka sendiri tidak paham apa arti sebenarnya saat mereka bersuara “bunuh bunuh!.” Betapa sedihnya saya membayangkan bagaimana hidup anak-anak itu nanti kedepannya jika saat ini saja lingkungan mereka mengajarkan kedengkian.

Saya sedih melihat Negara saya menjadi seperti ini. Jangan bilang bahwa saya hanya mengikuti apa yang terjadi di Indonesia hanya lewat TV, media sosial ataupun radio. Saya masih punya banyak keluarga dan teman-teman baik di Indonesia, baik yang tinggal di kota besar maupun di desa. Saya mendapat cerita dari mereka, dari cerita paling baik sampai yang paling buruk. Sungguh, saya sedih sampai tidak tahu harus menulis apa pada bagian ini. Kemarahan, hujatan seakan menjadi hal yang lumrah saat ini. Apakah bangsa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa yang ramah sekarang hanyalah mitos belaka? Apa yang sebenarnya ingin diperjuangkan atau dibela? Tuhan? Yakin bahwa ingin membela Tuhan, bukan hanya ingin memperjuangkan kepentingan golongan atau ego semata lalu agama yang dibawa-bawa? Tuhan itu Maha apapun dari segala ciptaanNya.

Saya rindu Masjid, Surau, Musholla menjadi tempat beribadah dan menimba ilmu, bukan sebagai tempat dakwah dengan materi yang disampaikan penuh rasa amarah. Berteriak dan bersuara kencang menjelekkan mereka yang berbeda keyakinan. Tidakkah mereka lelah menebarkan kebencian? Jika ingin menyebarkan ajaran kebaikan, lakukanlah dengan cara yang santun dan baik pula dan penuh cinta. Jika ada yang ingin mengatakan bahwa ini hanya propaganda media saja, saya dengan sangat yakin mengatakan bahwa saya mengalami ini saat masih mengais rejeki di Ibukota dan ternyata masih berlangsung sampai saat ini, tidak hanya di Ibukota saja

Saya rindu dunia yang damai, yang penuh rasa cinta terhadap sesama meskipun banyak perbedaan yang ada.

Namun saya selalu optimis bahwa masih banyak orang baik di dunia ini, yang tidak pernah mempermasalahkan dan mempertanyakan agama kamu apa, suku kamu apa, asal kamu dari mana, atau apapun itu. Masih banyak orang yang punya rasa cinta dalam hati mereka yang akan selalu menebarkan kebaikan tanpa pandang bulu dan tanpa pamrih. Masih banyak orang jujur meskipun jalan mereka terjal berliku untuk menegakkan kejujuran. Masih banyak keluarga yang merangkul anak-anak mereka penuh cinta dan mengajarkan bahwa perbedaan itu sangatlah indah. Masih banyak hal-hal optimis yang saya simpan dalam hati dan pikiran tentang kebaikan di dunia ini. Jika harapan saya akan dunia ataupun Indonesia terlihat dan terdengar sangat muluk, maka saya akan melakukan apa yang saya bisa saat ini. Mulai dari keluarga kecil saya, kami membangun dari banyak sekali perbedaan. Tapi karena semua berawal dari cinta dan kasih sayang, semoga kedepannya kami selalu bisa menularkan cinta dan sayang yang kami punya pada lingkungan terdekat, pada orang-orang yang kami sayangi. Semoga cinta dan sayang itu akan menular. Saya selalu meyakini dan tetap meyakini bahwa kebencian akan selalu kalah dengan rasa cinta dan kasih sayang.

Jadi, di manakah rasa cinta itu? Saya yakin, akan selalu ada dalam setiap manusia.

Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan bagi yang menjalankan.

Saya senang mendengarkan lagunya Kyai Kanjeng yang judulnya Rampak Osing. Kalau ada yang tahu bahasa Jawa, lagu ini artinya sangatlah dalam.

Arep golek opo arep golek opo kok uber uberan. Bondo kuwoso ra digowo mati

25 thoughts on “Where is the Love?

  1. Pingback: p365 gun
  2. Selamat menjalankan ibadah puasa mbak deny dan keluarga. Membaca berita-berita di Indonesia malah mencemaskan hati dan pikiran. Merasa tidak aman di negara sendiri….semoga ke depannya Indonesia lebih damai dan aman sentosa.

    1. Terima kasih, selamat berpuasa juga yaaa buat kamu. Semoga kondisi Indonesia dan dunia semakin lebih baik kedepannya

    1. Terima kasih Ail 🙂 Iya, kita yang jauh begini bagaimanapun juga ikut memikirkan Indonesia, rindu Indonesia yang damai dan tentram

  3. Semoga puasanya lancar ya mbak. Saya juga rindu dengan dunia yang damai. Kok kayaknya tiap hari ada aja ya berita teror sana teror sini 🙁 Sedih banget lihatnya.

    1. Terima kasih Aggy 🙂 Iya, kebawa ya sedih dan khawatirnya. Mari terus berdoa semoga keadaan makin membaik.

  4. Selamat menunaikan ibadah puasa den, saya juga sedih liat keadaan skg apalagi kemarin itu kejadian bom bunuh diri persis dekat rumah dan merasa udah gak nyaman lagi sekarang..semoga cepat kembali seperti semula deh hidup rukun berdampingan antar agama .

    1. terima kasih Ulfa, selamat berpuasa juga untukmu. Iya, mari kita berdoa semoga Indonesia kembali tenteram dan damai.

    1. Terima kasih Pak Alris dan selamat menunaikan ibadah puasa juga untuk Pak Alris sekeluarga. Amiinn, semoga kedamaian akan selalu ada disekitar kita.

  5. Selamat puasa ya Den, semoga lancar semua 🙂 Ini tulisan mewakili pikiran aku banget deh.. aku banyak banget pikiran soal kejadian akhir2 ini tapi nggak bisa keluar dengan baik, alhasil aku jadi semacam writer’s block gitu makanya jarang ngeblog. Thanks for sharing 🙂

    1. Terima kasih Christa, selamat puasa juga yaa buatmu. Aku nulis ini juga mengeluarkan uneg2 dan keresahan pikiranku akan keadaan yang terjadi. Semoga kedepannya keadaan dunia dan Indonesia lebih baik lagi

  6. Saya juga sedih dengan sikon saat ini mba, semua orang mulai hidup dengan rasa curiga dan permusuhan. Ada beberapa teman Muslim yang menghapus pertemanan dunia maya secara sengaja dengan alasan “saya orang kafir, agama saya berbeda dengan agama mereka”, dan hal ini benar-benar membuat saya sedih dan kecewa karena dulunya kami teman baik. Tidak ada yang minta dilahirkan jadi etnis ini dan agama itu. Salah paham itu pasti ada, selisih apalagi, anak kembar saja bisa ribut, tapi bukankah damai itu indah meskipun harganya mahal? Saya benar-benar tidak paham dengan yang terjadi saat ini dan saya tidak mau generasi nantinya kembali berperang seperti jaman dulu. Oya, wishing you and your family the blessings of Ramadan, mba.

    1. Terima kasih Wien ucapannya. Mari terus berdoa Wien semoga dunia semakin tenteram dan damai dan tidak ada lagi yang mempermasalahkan perbedaan.

  7. Iya, kita ini mmg posisinya ada target utk dipengaruhi. Apalagi kondisi global sdg demikian. Pd setiap perkumpulan harusnya ada org2 yg senang menyebarkan hal2 yg sifatnya menenangkan dan mempersatukan, utk mengimbangi mrk yg melakukan hal sebaliknya. Tapi itu ujian yg membuat kita akan semakin pintar. Semoga. Selamat menunaikan ibadah puasa buat mba Deny sekeluarga.

    1. Terima kasih dan selamat berpuasa juga yaa untukmu sekeluarga 🙂 Mari kita tidak berhenti berdoa untuk kedamaian dan ketentraman dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.