Seru juga ikut Baking Challenge yang digagas oleh Mbak Yoyen. Lebih lengkapnya bisa dibaca di blog Mbak Yoyen mengenai baking challenge ini. Ada dua roti yang pertama kali saya buat. Kok ya, dua duanya selama ini saya hindari karena alasan tertentu. Nanti saya sebutkan alasannya kenapa. Ok, saya akan tuliskan rekapan per minggu apa saja yang sudah saya buat.
MINGGU PERTAMA – ROTI SOBEK PANDAN
Minggu pertama, saya tidak membuat roti sobek pandan karena seminggu sebelum challenge ini dimulai, saya sudah membuatnya. Jadi saya hanya setor foto. Adonan rotinya saya menggunakan adonan Brioche. Jadi super lembut dan wangi butter nya saat dipanggang, kuat sekali. Brioche salah satu favorit di rumah karena lembut dan wangi butter.
Resep dasarnya saya adaptasi dari blog Passion for baking. Hanya yang saya buat ini sudah diotak atik berdasarkan beberapa kali percobaan karena tepung yang saya pakai tidak sebanyak yang diresep. Jenis tepungnya pun beda. Saya menggunakan Patentbloem (all purpose flour) ditambahi sedikit bubuk gluten. Jadi yang lain-lain juga menyesuaikan. Roti sobek pandan yang saya buat ini isinya keju dan meses.
MINGGU KEDUA – FOCACCIA GARDEN
Minggu kedua, Focaccia Garden. Sebelum membuat Focaccia Garden, saya sudah tiga kali membuat focaccia dengan hiasan rosemary dan bawang putih. Yang saya suka dari Focaccia adalah rasa gurih dan kaya akan olive oil. Setiap membuat Focaccia, pasti boros Olive oil.
Resep dasar Focaccia dan cara membuatnya, saya sudah cocok dengan yang ditulis (dan ada di YouTube) di blog Just one bite please. Menggunakan metode poolish, menurut saya tidak terlalu ribet malahan. Cuma tarik dan lipat saja. Waktu proofingnya memang jadi agak lama.
Hiasan untuk Focaccia Garden ini saya menggunakan bawang merah, bawang putih, seledri, rosemary, paprika, cabe merah besar, tomat, irisan kulit jeruk nipis, pistachio, bawang daun, dan olive.
Untuk yang suka rasa gurih, bisa-bisa kalap saat makan Focaccia. Kami serumah doyan ngegado Focaccia.
MINGGU KETIGA – CINNAMON ROLLS
Nah, ini salah satu yang selalu saya hindari sejak belajar membuat roti hampir 4 bulan ini. Saya agak ngeri dengan gula ditabur dan tidak terlalu suka aroma kayu manis dicampur dalam roti. Tapi karena ada dalam salah satu tantangan, jadi saya singkirkan rasa tidak terlalu suka tersebut.
Resep roti dan frostingnya saya adaptasi dari blog Ambitious Kitchen. Anis yang memberitahu saya tautan tersebut. Anis masternya bikin Cinnamon Rolls, jadi saya (mencoba) percaya haha. Kata kuncinya : kata Anis rasanya tidak terlalu manis. Jadi saya langsung mencoba resep yang ada di blog tersebut. Yang saya modifikasi adalah tepungnya. Saya menggunakan patentbloem (all purpose flour) dan Speltmeel (tepung teraja. Masih satu keluarga dengan tepung gandum). Prosentasenya, tepung teraja hanya 25%. Lalu takaran gulanya saya kurangi. Yang agak PR dari resep ini adalah saya harus mengconvert semua ukurannya dalam bentuk gram. Walhasil agak lama diawal.
Campuran kayu manis dan gulanya selain saya tabur di dalam adonan roti, juga saya taburkan di pinggan. Jadi saat dipanggang, bagian bawah rotinya juga ada rasanya nanti saat dimakan. Menunggu Cinnamon Rolls matang, seisi rumah aromanya sudah seperti toko kue. Harum sekali dengan aroma kayu manis.
Waktu yang mendebarkan pun tiba, mencicipi hasilnya. Saya takutnya pada ga doyan karena aroma kayu manis dan mungkin terlalu manis. Ternyata di luar dugaan, semua suka. Sekali makan, 6 potong langsung habis. Saya cuma mencicipi saja. Lidah saya masih terlalu susah untuk makan roti yang manis seperti ini. Unsur Jawa Timurnya masih terlalu kuat. Frostingnya juga saya suka, pas dengan yang saya inginkan tidak terlalu manis dan rasa kejunya dapat. Frostingnya menggunakan adonan cream cheese.
Sebagai pemula, lumayan ok lah ini hasil saya membuat Cinnamon Rolls, dari segi rasa dan tekstur. Dalam dua hari, 12 potong tandas tak bersisa.
MINGGU KEEMPAT – BAO BUN
Sewaktu membaca ada Bao Bun di unggahan Mbak Yoyen, saya tidak terlalu ngeh, Bao Bun itu apa. Apa bedanya dengan Bapao ya. Membuat Bapao saja selama ini selalu saya hindari karena dengar-dengar agak tricky.
Sebelum membuat Bao Bun, saya cari di YouTube mana yang sekiranya gampang. Lalu pilihan saya jatuh menggunakan resep Marion’s Kitchen. Saya pelajari dengan seksama langkah-langkahnya, bagaimana cara mengukusnya. Setelah dipraktekkan, ternyata tidak sesusah yang saya bayangkan. Hanya saja, kulitnya tidak semulus yang dia punya. Ah tak apa, yang penting tidak bantat.
Sebelum eksekusi, saya juga sempat konsultasi dengan Dila di twitter tentang bagaimana dan berapa lama mengukusnya. Asli, dari keempat tantangan, yang terakhir ini paling bikin deg-deg an. Lalu Dila bilang kalau sisa adonannya dibuat Bapao. Wah ide cemerlang juga. Jadi satu resep bisa dibuat dua macam. Saya akhirnya mengekor langkah Dila.
Isian Bao Bun : Ayam fillet bumbu kebab saya tambahi berbagai macam saos. Rasanya gurih. Lalu sayurnya saya pakai bayam, wortel, diberi daun koriander, dan ditaburi wijen. Isian Bapaonya sama dengan ayam bumbu saos.
Sewaktu membuat Bao Buns, cuaca di Belanda sedang panas-panasnya, sampai 30 derajat celcius. Saya membuat Bapao 9 buah dan Bao Buns 6 buah, semua ludes tandas tak bersisa saat makan malam. Saya hanya makan 3 Bao Buns.
Melihat antusias para pasukan, jadi saya berencana membuat Bao Buns dan Bapao lagi minggu depan. Awalnya males-malesan, sekarang malah ketagihan haha.
Selesai juga tantangan selama 4 minggu di bulan Juni. Seru sekali, saya jadi kenal satu orang di twitter yang ikut tantangan ini juga (selain Dila), yaitu Mita. Wah Mita ini jago membuat kue. Saya sampai konsultasi di twitter cara membuat kue ulangtahun. Dijelaskan sejelas mungkin oleh Mita. Akun IG Mita @Pramitayaa. Senang karena tantangan baking jadi menambah kenalan baru.
Selamat berakhir pekan!
-27 Juni 2020-
enak enak semua ya bunda, jadi pengen cobain satu satu
Terima kasih 🙂
Keren banget roti-rotinya, dan salut juga ngulenin sendiri pake tangan…
Terima kasih 🙂
keren mba Den…selain jago masak, pinter baking pulaks, Bao Bunnya menggemaskan bgt
Waahh terima kasih pujiannya 🙂 ini yang roti baru tahap belajar dan juga angot2an bikinnya, berdasarkan mood haha.
Seru iiihhh… Itu bao bun nya bikin ngiler banget. Bapao itu comfort food aku, karena waktu di Bandung ada tukang bapao mangkal di depan dokter aku. Jadi kalo sakit aku pasti ngidam bapao dan bubur ayam.
Wahhh sakit memang enak kalau makan bubur ayam. Tapi herannya ya, ortu2 jaman dulu, kalau sakit ditawarin makan enak. Padahal mulut pahit kan. Giliran sehat wal afiat, ga ada tawaran makan enak haha.
Sejak ikutan Challenge, sekarang jadi sering bikin bapao.Padahal dulu ogah, males.