Rottemerenloop 2016 – 10KM

Pecah telur juga tahun ini bisa ikutan lomba lari. Setelah dari awal tahun ada saja halangan mau ikut race ini dan itu tapi terhalang satu dan lain hal. Sudah daftar jauh-jauh hari eh ternyata dekat hari H tidak bisa. Hangus jadinya uang pendaftaran. Beruntung yang kali ini tidak gagal lagi, meskipun 2 jam sebelum pelaksaan lomba nyaris gagal lagi karena hujan deras.

Jadi hari minggu 2 Oktober 2016, saya dan Mas Ewald ikut lomba lari 10 Km di Rotterdam. Nama lombanya adalah Rottermerenloop. Ada tiga kategori yaitu 1.5 km untuk anak-anak, 10 km dan half marathon (21.1 km). Dua kategori terakhir untuk dewasa. Biasanya Mas Ewald ikut yang kategori 21.1 km kalau ada lomba lari. Tapi kali ini dia ingin ikut yang 10 km. Akhirnya bisa satu kategori sama suami setelah dua kali lomba lari bersama, kami selalu beda (Pertama waktu Bromo Marathon dan kedua waktu CPC Loop di Den Haag). Niatnya sih tahun ini saya bisa pecah telur naik kelas ke 21.1 km. Apa daya selain halangannya ada saja, latihan juga masih kurang maksimal, ditambah kurang nekat. Mudah-mudahan tahun depan bisa.

Ikut lomba yang pagi inipun sebenarnya dadakan. Daftarnya baru seminggu lalu. Rencananya kami justru akan ikut lomba yang akhir Oktober 2016. Ternyata ada yang lebih dulu meskipun tempatnya agak jauh, akhirnya kamipun sepakat ikut. Hitung-hitung sebagai pemanasan karena sudah lama tidak ikut lomba. Nah, pagi tadi hujan pun turun. Kami ragu-ragu berangkat atau tidak ke lomba. Kalau dilihat dari prakiraan cuaca, ada saat-saat yang tidak hujan meskipun secara keseluruhan sepanjang hari akan turun hujan. Tapi menjelang jam 10, matahari bersinar terang. Akhirnya kami putuskan berangkat saja, toh kami bawa jaket yang anti air. Jadi kalau hujan tinggal jaketnya dipakai.

Para peserta 10km
Para peserta 10km

Ternyata waktu jam 11 mataharinya bersinar terang meskipun hawanya tetap dingin. Wah, syukurlah jadi bisa lari tanpa khawatir hujan. Saya lupa kalau ini Belanda, artinya 4 musim bisa terjadi dalam satu hari. Pada saat menjelang km ke 7, saya melihat dari kejauhan mendungnya tebal. Benar saja, saat memasuki km ke 7, hujan deras langsung mengguyur dan angin kencang tiba-tiba datang. Saya yang sejak start sampai km ke 7 terus lari, tiba-tiba langsung berhenti tidak kuat kena angin kencang dan hujan deras. Saya berjalan sampai saya melihat peserta HM (Half Marathon = 21.1 km) melintas, akhirnya saya ikutan lari lagi sampai finish. Hujannya deras sejak km ke 7 sampai km ke 9. Jadi selama 2km saya menguatkan diri lari ditemani hujan deras dan angin kencang.

Ditengah lari, mendungnya tebal sekali. Ini moto sambil lari, makanya miring. Setelah moto ditegur panitia, katanya ga usah moto, nanti lambat larinya. Lah lari memang sudah lambat dari sananya :D
Ditengah lari, mendungnya tebal sekali. Ini moto sambil lari, makanya miring. Setelah moto ditegur panitia, katanya ga usah moto, nanti lambat larinya. Lah lari memang sudah lambat dari sananya 😀

Lomba kali ini sangat istimewa untuk saya karena saya menjadi peserta terakhir yang sampai finish. Saya memang tidak bisa cepat kalau lari, meskipun untuk 10 km saya pasti lari terus tanpa berhenti (kalau pas tidak hujan). Mungkin kalau dilatih bisa untuk sedikit cepat, tapi saya saja yang memang agak bebal selalu beralasan kalau suami berencana melatih lari dengan metode interval. Kalau dua lomba sebelumnya saya boleh jumawa karena tidak menjadi peserta terakhir yang sampai finish, karena dua lomba sebelumnya pesertanya jauh lebih banyak dan lebih beragam dibanding yang kali ini. Nah tadi pagi pesertanya orang Belanda semua, mereka kan tingginya menjulang (alasan :p), jadi pasrah sejak awal kalau akan lambat sampai finish. Buat saya, 2km awal dan 2km akhir itu adalah jarak kritis. Jadi harus pintar-pintar mengatur strategi nafas dan ritme kaki.

Begitu sampai finish, semua bersorak sambil menyebut nama saya. Sementara saya senyum-senyum simpul haha! Makanya saya menyebut lomba kali ini istimewa, karena punya pengalaman jadi peserta terakhir yang sampai finish. Ah tak mengapa, yang penting sampai juga dengan keadaan sehat karena ada dua peserta ditengah-tengah jarak tidak melanjutkan, karena kakinya kram. Jadi suami catatan waktunya 49 menit, sementara saya 1 jam 25 menit. Catatan waktu saya lebih lama dibanding yang tahun lalu. Sampai finish saya lalu minum dua gelas dan makan jeruk. Saking laparnya saya sampai nambah berkali-kali jeruk yang disediakan panitia. Setiap peserta diberi Flash Disk ketika sampai finish, sebagai kenang-kenangan.

Finisher 10 Km
10 Km Finisher

Saya suka baca buku di bawah ini, bercerita kisah orang orang yang tergerak untuk lari dengan tempo masing-masing sesuai kemampuan. Mengingatkan akan tempo saya sendiri.


Jadi itulah pengalaman lomba lari hari ini. Menyenangkan karena banyak kejadian yang bisa membuat senyum-senyum sendiri kalau diingat.
Cerita Akhir Pekan

Numpang sedikit tentang cerita akhir pekan selain lomba lari. Jadi hari sabtu, saya tiba-tiba kepengen klepon (lagi). Akhirnya saya buat klepon dalam porsi banyak karena untuk dikasih ke Mertua juga. Selain buat klepon, saya juga buat serundeng untuk persediaan. Lumayan bisa jadi teman makan atau ditabur pas makan salad. Saya kasih juga Serundeng ke Mama mertua karena Beliau suka sekali dengan Serundeng dan Klepon

Klepon
Klepon
Serundeng
Serundeng

Lalu makan siang kami, saya masak yang cepat saja. Tumis kangkung dan tempe penyet. Kami berdua suka sekali sambel penyet tempe. Tempenya dipanggang soalnya males goreng-goreng. Saking malesnya saya dengan goreng-goreng, minyal 1L selama 4 bulan masih ada separuh botol.

Penyetan tempe, tumis kangkung plus pete, serundeng, dan quinoa
Penyetan tempe, tumis kangkung plus pete, serundeng, dan quinoa

Pulang dari rumah Mama, kami mampir sepedahan di hutan dan tiduran sebentar di pinggir danau mumpung cuaca cerah dan matahari bersinar meskipun dingin. Anggap saja sedang menabung vitamin D.

Tidur pinggir danau.
Tidur pinggir danau.


Begitulah cerita akhir pekan kami. Minggu depan dari ramalan cuaca mengatakan kalau matahari bersinar sepanjang minggu. Yiayy!

Bagaimana cerita akhir pekan kalian? Semoga juga menyenangkan. Selamat hari Senin, selamat mengawali minggu dengan keceriaan. Semoga sepanjang minggu keberkahan selalu menyertai kita semua.

-Den Haag, 2 Oktober 2016-

38 thoughts on “Rottemerenloop 2016 – 10KM

    1. Terima kasih 🙂 Pelan2 saja. Lama2 ditingkatkan latihannya. Tapi olahraga memang musti dibawa senang. Kalau senang melakukannya, jadi ga beban. Olahraga juga sarana rekreasi.

  1. Half marathon memang gak mudah, Den. Semoga bisa tercapai di kemudian hari..sering-sering aja ikut lari, jadi terus semangat buat mencapai half marathon 🙂

    1. Iya Indah, ngelihat catatan waktu orang2 Belanda kalau pas HM, jadi mengkeret juga kadang2. Makanya sedang menguatkan tekad dan merutinkan latihan supaya bisa nekad daftar HM 🙂

  2. Hallo Deny. Selamat untuk larinya. Aku malah fokus ke foto sambal tempe pakai pete. Hahaha, gimana cara ngatasin baunya? Aku ma suami nggak pernah berani beli pete, takutnya pas dia ada meeting teman-temennya protes atau pas misal aku les, jadi ngga pede mau ngomong.

    1. Hai Elly. Aku sama suami sama2 penyuka pete. Jadi selalu stok pete haha. Baunya cuma pas kencing saja. Kalau mulut ga bau. Cara mengatasi baunya, ehmm aku ga pernah mengatasinya haha. Kami makan pete pasti pas weekend karena aku masak besar kalau weekend saja. Jadi pas hari kerja, aku sama suami ga merasa bau lagi. Kencing bau cuma sehari aja, hari berikutnya ga bau lagi.

    1. Kamu juga ya Lin terus semangat larinya (kalo Yoga pasti selalu semangat ya). Aku lebih suka lari kalo pagi soalnya ga terlalu keringetan haha. Aku ini ga terlalu suka kalo lari keringetan di hawa panas. Makanya dibelain lari setelah subuhan, meskipun keringetan tapi hawanya masih dingin. Lari tuh kayak meditasi, bisa dengar suara2 alam.

  3. seru ya den walau nyampe paling akhir mereka tetap menyemangati. jangan-jangan telatnya gegara motoin mendung itu den hehehhehehe #sambilnyomotklepon

    salam
    /kayka

    1. Seruu mbak, ditengah2 jalan aku dipotoin beberapa kali sama panitianya. Trus aku pose2 ala korea gitu haha. Telatnya karena pas hujan dan angin kenceng itu aku berhenti trus jalan kaki. Ga kuat lari anginnya kenceng banget.

  4. Wah hebat mbak bisa sampe selesai, saya angkat tangan kalau suruh lari, mending renang deh hehehe.
    Bener ya klo di Belanda sehari bisa 4 musim huehehehe 😀

    1. Haha terima kasih Aggy. aku olahraga yg awet kutekuni dari masih SD sampai sekarang ya lari ini. Karate sudah males nerusin. Renang sesekali. Yang penting badan bergerak Aggy, renang juga bagus banget.

    1. Iya Pak Alris, kami berdua suka lari jadinya kalau ada lomba2 pengen ikut sebagai pengalaman. Kalau lari tuh kayak meditasi buat saya. Banyak ngelamunnya pas lari haha.

  5. Ah!!! gratulier!!! aku malah belum lari lagi ini. sabtu ini ke Messastila /magelang. tapi mgga latihan gara gara sakit. emang niat foto foto aja sepanjang course :))

    1. Thank you Mbak! Masih belum kesampaian HM, ngumpulin keberanian dulu haha. Kebayang kalo lari bareng orang2 Belanda gini pasti terakhir mulu nyampe finishnya.

  6. Wuihhh, jago banget Mbak. Lari di tengah kondisi cuaca tak menentu. Trus mestinya di garis finish disediakan nasi Padang ya. Hehe. Aku sekarang lg ngerem2 minyak goreng, bukan hemat tp biar gak khilaf.

    1. Terima kasih Frany 🙂 ga jago sih, kalau jago nyampe finishnya ga paling akhir haha. Pengennya nyampe finish trus ada nasi soto anget2 haha. Kalau di rumah ada oven, bisa dimasukin ke oven aja Frany kalau mau masak masak. Selain lebih sehat juga lebih praktis karena bisa disambi ngerjain yg lain.

  7. mba den kereen, bisaan lari terus ^^

    baru aja kemarin titin ikut yg 5 km wkwkw.. cetek banget, waktunya pun sejam.
    tapi yang namanya baru pertama ikut dan hampir gakpernah latihan juga hihi..

    ini lagi menguatkan niat mau jogging rutin 😀

    1. Ga cetek itu Tin, 5km sudah bagus. Pelan2 saja dilatih nanti perlahan dinaikkan jaraknya. Soalnya kalo aku berhenti, biasanya males ngelanjutin lari lagi. Makanya aku kalo lari ga berhenti sampai finish. Semangat untuk latihan terus Tin!

  8. hebat mbak itu 10 KM, lari 1 km aja napasku berasa mo putus plus perut kram hahaha, salut lah mbak, baik bener panitianya nyiapin jeruk ya kesadaran hidup sehatnya patut dipuji

    1. Terima kasih 🙂 karena aku suka dengan lari, jadinya pas lari ya anggap saja sedang meditasi atau rekreasi. Disambi ngelamun trus nyampe finish. Kalau lomba lari disediakan buah itu standar sih menurutku. Di Indonesia juga gitu. Kayak pas Bromo Marathon, mereka menyediakan pisang.

        1. Haha toss Va! Kalo sedang lari itu adaaa aja ide ini dan itu yg muncul pas ngelamun2 gitu. Tiba2 muncul inspirasi segala macem. Makanya aku nyebut lari itu kayak meditasi. Tapi aku sampai sekarang belum bisa lari sambil dengerin musik. Pernah nyoba sekali tapi ternyata ga nyaman. Akhirnya balik lagi ke acara ngelamun haha.

  9. Yang penting finish Den! Daripada aku yang ga finish waktu ikut lomba lari di hutan Swedia yang lantas tersesat… hahaha. Aku juga baca buku itu, menarik banget…. jadi mengubah pandangan. Iya emang pace orang beda2, ada yang ikut lari untuk cepet2an, ada yang ikut lomba untuk pengalamannya.

    Aku juga slow, tapi finishing time mulai sedikit2 berkurang, sedikit banget perkembangannya, tapi ga terlalu penting… 10K terakhir waktu ikut Women’s Running di CPH selesai 62 menit, biasanya 65 an. Memang yang penting pacing kita di km2 awal, ojo ngebut2…save the energy for last.

    Sukses ya. Aku minggu depan ono 6K, tapi seneng2an (rute tidak resmi IAAF dan tidak ada chip2an), kemaren mau ikut Urban Trail Copenhagen gagal karena pas lagi di Jepang, sama dengan Half Marathon. Ini mau daftar airport-round 10k awal november… lalu selalu New Year’s Running tanggal 31 December 10k seperti tahun lalu.

    Semangat yaaa

    1. Haha iyo Va sing penting Finish. Oh iyoo, dirimu pernah yo ga nyampe finish karena kesasar. Wah cepet berarti Va itungange lek 10km antara 62-65 menit. Sukses juga untuk race mu mendatang Va. Mumpung cuaca mulai mendingin, jadi akupun pengen daftar beberapa race (asalkan ga hujan).

  10. Wah 10 KM itu termasuk jauh loh mbak. Hebat dong bisa sampai finish. Kalau saya pasti nggak kuat, jarang olahraga soalnya ha ha ha……

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.