Hawa sudah mulai dingin, meskipun matahari tetap bersinar. Satu persatu baju-baju musim panas di lemari berganti dengan baju hangat dan kalau keluar rumahpun jaket tidak lupa dikenakan. Antara rela dan tidak rela juga dari yang biasanya keluar rumah tanpa bertumpuk baju yang dikenakan, sekarang bersepeda di pagi haripun mulai mengenakan sarung tangan karena dinginnya menusuk kulit, sakit. Setiap musim pasti punya cerita tersendiri, setiap musim punya keindahannya masing-masing, dan setiap musim punya kejutan yang sudah menanti.
Tahun ini adalah musim gugur kedua untuk saya. Selalu suka melihat perubahan warna daun. Cerita musim gugur tahun lalu pernah saya tuliskan di sini. Akhir pekan kali ini kami menyempatkan untuk bersepeda bersama, berjalan-jalan di hutan dan taman. Kalau matahari sedang bersinar, harus dimanfaatkan semaksimal mungkin berkegiatan di luar rumah. Karenanya tidak mengherankan akan dijumpai banyak sekali orang yang berjalan kaki di hutan, duduk di taman, bersepeda saat cuaca sedang cerah.
Karena hawanya yang dingin, kami rasanya selalu ingin makan yang berkuah atau paling tidak makanan yang bisa menghangatkan badan. Nah akhir pekan ini saya masak yang gampang saja. Sop gambas (oyong) dan Risotto Ai Funghi. Sudah sejak lama ingin makan sop gambas, baru terlaksana sekarang karena memang sengaja beli di toko oriental.
Nah sewaktu masak sop gambas, saya membuat kaldu sayuran dalam jumlah banyak karena akan digunakan juga untuk membuat Risotto. Resep Risotto ini saya mencontek dari blog Mbak Yo yang Lofoodie, hanya saja ada sedikit penyesuaian karena saya tidak menggunakan wine dan kaldu yang saya pakai adalah kaldu sayur. Ini kali pertama saya membuat Risotto dan rasanya sesuai dengan yang saya harapkan. Enaakk! Saya sampai rebutan dengan suami menghabiskan sisa yang ada di panci. Antara lapar dan enak memang bedanya tipis haha! Ternyata membuat Risotto itu tidak seruwet yang saya bayangkan, asal diaduk berkala, bisa menyambi pekerjaan lainnya.
Kembali lagi ke cerita bersepeda. Saat kami berangkat cuacanya cerah. Saat kami pulang, hujan sepanjang perjalanan menuju rumah. Seringkali saat hujan tidak hanya nampak langit gelap dan basah yang terasa. Coba tengok ke arah yang berbeda. Siapa tahu ada pelangi yang tampak di sana. Saya berkeyakinan, selalu ada yang berwarna diantara yang kelam. Akan selalu ada harapan di dalam kesukaran. Dan saat melihat pelangi, saya selalu percaya ada berita baik yang akan datang.
-Den Haag, 9 Oktober 2016-
wah momennya pas banget nih, dingin2 makan soup
Benar
Wih, lihat sup gambas dan telur puyuhnya kok aku jadi kebayang sup kimlo hangat ya, Mbak 🙂 Dimakan di cuaca yang dingin musim gugur atau hujan mantap banget tuh 🙂
Wah, kamu nyebut sup kimlo aku langsung browsing resepnya, dan langsung pengen bikin haha! Thanks buat idenya. Iya, makan hangat2 trus selimutan :)))
Salam kenal mbak, pas lihat sop gambasnya jadi naksir pengen buat yang kayak mbak masak. Kalau dulu di kampung, masak gambas nggak dicampur pake mie dan telur 😀 tapi tetep aja endes. 😀
Emang kalau udah musim dingin yang enak itu yang berkuah dan pedes ya..Suami saya untungnya doyan sama makanan kita, apa aja dimakan. Kecuali buah durian 😀
Hallo Dewi, terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar 🙂 panggil saja aku deny. Oh beda daerah mungkin beda cara masak gambasnya ya. Kalau Ibuku dulu masaknya selalu ditambahin bihun, kalau telur puyuh itu modifikasiku saja haha.
Iya, berkuah dan pedas jadi hangat badan. Wah, toss kita tentang suami yang bisa makan apa saja.
Aku ntar coba masukin bihun ah…lagi rajin makan sayur akhir2 ini, walau cuma kol dan wartel kebanyakan yang ada di toko…seng penting makan sayurlah….rebus trus cocol sambel terasi udah enak banget …suamiku juga ikutan nyocolin sayurnya ke sambel terasi juga 😀 ha ha ha….
Semangat makan sayuran! Aku karena ga makan unggas dan daging, jadinya ya sering masak yang berbahan sayuran. Lebih gampang dan murah juga haha. Waahh, juara itu kalau makan rebusan sayuran pakai sambel terasi, yummm!!
Senang lihat blog ini. Banyak tema kulinernya. Risotto nya keliatan lezat. Tertarik bikin. Kaldu sayurnya bubuk atau bikin sendiri, mba? Dari apa kaldu sayurnya, kalau bikin sendiri. Bisa pakai slow cooker? Maaf, ya banyak tanya-tanya ..:)
Hallo, terima kasih sudah meninggalkan komentar di sini. Sebenarnya bukan tema kuliner, hanya masakan sendiri 🙂
Kaldu sayurannya aku bikin sendiri. Caranya : potong besar beberapa buah wortel, potong besar batang prei, potong besar bawang bombay (kalau mau ada aroma, bisa bawang bombaynya dibakar dulu untuk mengeluarkan aromanya), potong besar batang seledri. Yang utama bahan2 tersebut, tetapi jika ingin lebih kaya aroma, bisa ditambahkan jamur, potongan bawang putih yang sudah digeprek, peterseli. Kemudian bahan2 tersebut dimasukkan pada air yang mendidih (setelah dicuci). Banyaknya air sesuai kebutuhan. Lama merebus antara 45 menit sampai 1 jam dengan api sedang. Setelah dingin, saring dan ampas sayurannya dibuang. Hasil saringan yang jernih itu bisa digunakan atau disimpan di kulkas (biasanya saya hanya simpan sampai 3 hari saja). Bisa juga ditambahkan herbs lainnya saat merebus misalkan daun salam. Semoga berguna 🙂
Wah, terima kasih mba Deny resepnya..banyak rempah juga ya di Belanda…:) lgs coba ah.
Musim gugur emang cantik ya, Den… Btw itu sop gambas kayaknya uenaaak… Jadi pengen bikin tapi belum pernah liat gambas di sini.
Ini gambas memang one in a million kayaknya Citra. Dari beberapa negara tetangga Belanda, aku nanya kenalan di sana, cuma Belanda yang jual gambas. Karena memang populasi orang Indonesia di Belanda banyak, jadi banyak permintaan juga mungkin.
belum pernah masak risotto mbak, pengen coba masak kapan2, mgkn mirip nasi minyak di palembang tapi dengan bumbu eropa hihihi
Bumbunya ga ada eropa2nya. Cuma keju aja. Yg lainnya gampang bumbunya. Kayak bikin nasi aron tapi musti sering diaduk.
siip nanti nyoba ah bikin tp keju disana sm di indonesia beda mbak jd rasanya gak sesedap yg asli
Saya suka paragraf terakhirnya
Terima kasih 🙂
Saya kirain musim dingin ya dingin doang. Tapi kalo dingin sampai sakit ke kulit begitu ya menyiksa juga.
Sop gambas enak kayaknya di musim dingin ya mba Den.
Masih belum masuk musim dingin Pak, masih musim gugur tapi dinginnya sudah bikin menggigil. Masakan berkuah bening enak buat musim dingin Pak, selain gampang masaknya juga bikin hangat badan.
wah itu rumahnya asyik banget ya den dikelilingi air gitu #bikinbetah 🙂
iya nih udah dingin ya, wiken kemarin saya udah ngluarin semua perlengkapan musim dingin…
salam
/kayka
Rumahnya pinggir jalanan untuk bersepeda, kecil tapi asri. Banyak yg seperti ini di Belanda Mbak. Bikin aku betah berlama2 memperhatikan haha. Iya Mbak, sudah harus rela ga bisa bersepatu flat lagi.
Aku pengen bgt bs jalan2 pas Autumn
Semoga ada rejeki dan kesampaian ya Non jalan2 pas Autumn. Jadi bisa lihat daun2 yg berwarna warni.
Kalau udah musim dingin emang paling enak makan soto/sop anget gitu ya mbak sambil nyrupur teh. Hmmmm sukaaak apalagi kalo ujan rintik2. Tapi sukanya cuma kalau di dalam rumah aja, ga mau keluar2 jadinya huahahhaa
Haha beneerr Aggy, sukanya ga beranjak dari balik selimut trus bermalas2an, kalau ga ingat musti bangun pagi dan berangkat kerja. Makanya kalau akhir pekan aku betah ga beranjak dari tempat tidur, ga rela pisah dari selimut haha.
Sudah lama sekali saya nggak perhatiin sekitar. Juga sudah lama nggak lihat pelangi. Haduuh…. Mungkin perlu lebih teliti untuk menemukan pelangi. Lagian disini udah banyak bangunan tinggi yang menghalangi pandangan. Seandainya ada pelangi, mustahil bisa terlihat.
Mungkin selain karena banyak bangunan tinggi, udaranya juga sudah ga bersih lagi ya, banyak polusi. Aku dulu juga jarang banget bisa lihat pelangi di sana. Entah karena pelanginya terhalang gedung tinggi atau udara yg kotor yg menghalangi.
duh kebayang banget indahnya tapi kok ini foto-fotonya ga muncul ya?
hehe
salam kenal ya,
jangan lupa mampir ke blog hehe
http://www.asokaremadja.com
cheers
Terima kasih sudah baca dan mampir ke sini.
Baru tau Gambas itu oyong. Mba Den, kangen 🙂
Iya aku tahunya namanya gambas, trus baca2 dan lihat di youtube ternyata nama lainnya oyong. Ahhh Pujii, aku juga kangeen. Semoga bisa terlaksana ya kita ketemuan suatu saat.
entah komputer saya yang salah atau gimana, gambarnya gak semuanya keluar mbak. yang pelangi gak keluar gambarnya hehehe
btw walaupun belum pernah ngalamin langsung, tapi kayaknya dari semua musim, saya lebih suka musim gugur deh 😀
Barusan aku cek, kelihatan Mayang foto2nya. Iya Mayang, kalau musim gugur warna2 daunnya warna warni 🙂
entah apa yang salah ni mbak dengan komputerku 😀
iya mbak, seneng banget lihat warnanya cantik2 ^^
btw komen balasan di blognya mbak den udah bisa keluar lagi di notifku ^^
Pengen nyoba bikin rissoto juga ah kaya mbak dena,btw di sana gampang ya mbak cari bahan utk masakan indonesia?? Bagaimana dgn harganya,apa lbh mahal bgt atau sedikit mbak?hehe
Hai Ulfa, terima kasih sudah follow blog kami dan menuliskan komentar 🙂 namaku deny, seperti yg tertera di blog kami. Di Den Haag, tempat kami tinggal, beruntungnya gampang untuk bahan masakan Indonesia. Bisa dibeli di toko oriental ataupun pasar tradisional. Untuk harganya, murah atau mahalnya dibandingkan mana nih? Kalo dibandingkan Indonesia jelas ga apple to apple. Kalo dibandingkan dengan beberapa negara di Eropa, dari informasi teman2 yg aku kenal, harga di Belanda masih lebih murah untuk bahan masakan Indonesia.
Iya mba btw aku suka banget kata” terakhir soal pelangi aduhh jadi pengen lihat pelangi disini tapi susah ya,,….
Cantik bgt warnanya ya Den
Dan rissotonya..hummm, pingin nyobain jugak.
Eh, dsana ada telor puyuh jebulnya..
Lho, kamu muncul lagi. Nang endhi ae Za, tak batik kok ga muncul2. Kangen tulisanmu.
Jangankan telor puyuh, pete, jengkol, durian, tape besekan ae onok nang kene. Kumplit. Cuma beberapa ae sing ga onok.
Aq neng kantor Yuu..
Hiks, aq gur iso moco2 tulisane temen2 yg asik2 iniiih..
Maturnuwun sudah merindukanku Den
Weh, uenak nek sembarang Indonesian isih ono yoo, tp mesti tetep kuangen karo bakso lan soto aseli warung Indonesia yoo..
Semangat yo Den, keluarkan koleksi jaket2 mu dr lemari ma siap2 nggembol botol isi banyu anget meneh
Wohh iyoo, dirimu mesti suibuuukkk nemen iki yo. Abdi negara haha (lek akhir2 tahun gini bapak ibukku juga dulu sibuk, abdi negara juga soalnya).
Wah, yo mesti tho kangen Indonesia. Apalagi kalo di Indonesia ga perlu masak Za, kari ngawe tangane panganan langsung teko. Bagian iku sing kurindukan haha. Suwun Za, semangat juga untukmu. Ga usah nggethu2 kerjo, marung bakso sik haha.
Aakk, tak salamke tukang bakso pengkolan yo Deen