Kembali lagi ke tulisan tentang olahraga. Pelan tapi pasti, saya kembali ke dunia lari. Sempat tersendat karena hamil melahirkan yang beruntun, sakit, mudik dan segala alasan dari yang betulan maupun yang mangada-ada (alias males). Tahun ini saya canangkan sebagai tahun lebih fokus pada lari, jalan kaki, bersepeda dan ˆ angkat beban di rumah.
Saya menjadi finisher 10km NN CPC Loop Den Haag 2024 dengan catatan waktu 1 jam 29 menit. Pace cimit : 8 menit 57 detik. Lumayan bukan menjadi yang terakhir sampai finish. Setelah tahun lalu dengan perut besar, jadi 3 orang terakhir yang sampai finish haha. Untuk kategori perempuan usia 40an, saya ada diurutan ke 384 dari 395 peserta.
Ini menjadi medali ke 3 saya untuk kategori 10km di event lari tahunan CPC Loop Den Haag. Pertama mengikuti tahun 2015. Total punya 4 medali di event ini, tahun kemaren saya ikut yang kategori 5km saat sedang hamil. Sekarang bayi yang dikandung badan, mulai belajar jalan. Sempat mellow sebelum start. Tahun lalu dengan perut berisi janin usia trimester dua ikutan lari 5km. Tahun ini pas saya lari, bayinya di rumah sama Papa dan kakak2nya. How time flies.
Bulan November 2023 saat pendaftaran mulai dibuka, saya optimis mendaftar untuk Half Marathon (HM = 21km). Sudah latihan intensif juga. Sempat terhenti latihan karena terkena Covid dan sakit sinusitis paraj. Kemudian lanjut latihan lari secara teratur lagi. Lalu saya tersadar, waktu startnya tidak singkron dengan jam tidur bayi sore hari. Akhirnya saya revisi ke 10km saja. Demi bayi bisa tidur nyenyak. HM bisa tahun depan.
Cuaca hari minggu 10 Maret 2024 lumayan hangat. 7°C tidak hujan, tidak berangin dan sedikit mendung. Saya mulai di startwave 3. Tau diri kalau larinya lelet, jadi pada startwave 3 kupercaya. Startwave ini adalah waktu perkiraan bisa menyelesaikan race. Harus diisi saat mendaftar.
Selama lari, tidak ada hambatan yang berarti. Medan lari pun lumayan menantang ya ada beberapa kali tanjakan. Walhasil betis mulai kram saat 3km terakhir. Ini yang bikin saya mulai lari selow asal sampai finish dengan selamat. Secara perlahan, saya disalip 3 Oma Oma dengan berurutan. Pace lari saya kalah dengan pace jalan cepat para oma tersebut. Menangis dalam betis kram :)))) Saya takjub sekali dengan semangat olahraga di negara ini. Para Oma Opa yang sudah umur 70 tahun bahkan lebih dari 80 tahun, tetap aktif berolahraga sampai ikut event lari 10km, 21km bahkan 42km. Inspirasi buat saya untuk tetap berolahraga sampai usia senja.
Sepanjang perjalanan, seperti biasa sorak sorai dari orang – orang baik di pinggir jalan maupun dari balkon rumah masing – masing yang memasang musik. Meneriakkan nama dari masing – masing peserta. Memang kemeriahan seperti ini yang selalu dirindukan kalau ikutan race dalam skala yang besar. Mereka yang dipinggir jalan inilah secara totalitas menyemangati kami yang sedang berlari.
Bangga sekali dengan diri sendiri saat sampai di garis finish dan menerima medali. Berapapun jaraknya, ada usaha keras dibaliknya. Latihan teratur, jaga makan, tidur yang cukup. Menyusui bayi dulu supaya dia bisa tidur sebelum saya tinggal ke tempat event. Sampai ke rumah, waktunya dia tidur sore, saya kembali menyusui dan menemani tidur. Kalau punya bayi, memang harus tau prioritas dan pintar bagi waktu.
Apresiasi terbesar saya haturkan buat suami yang mendukung apapun hobi dan cita2 saya dengan mengurus anak2 dan bayi di rumah. Tidak pernah melarang saya untuk berkegiatan di luar rumah, travelling sendirian, bertemu teman2, nonton konser, ikut kursus ini itu, ikut ujian apapun. Tau kalau istrinya tidak bisa diam dan sayapun tau diri tentang skala prioritas : tidak lalai dengan kewajiban saya sebagai Ibu, peran sebagai istri dan tidak meninggalkan identitas saya sebagai individu. Mencoba menyeimbangkan, seiring sejalan.
Semoga tahun depan bisa terlaksana mulai serius ikut beberapa event lari untuk Half Marathon (21km). Supaya 2 tahun lagi bisa ikut Full Marathon (42km) *semoga bukan hanya angan semata dan tidak nggedabrus saja 😅
Semangat💪🏽
-12 Maret 2024-
Seneng banget lihat orang lari, well done Den. Aku udah pensiun lari, ganti golep sekarang. LOL
Golep olahragane wong2 sugih. Sik durung mampu hamba haha. Mari full marathon aku tak pensiun lari. Punggungku sakit.
Selamat Mbak Den..aku baru mau nyobain lari 10K di tahun ini. Biasanya cuma berani lari di 5K aja kalau ada event. Semoga tahun depan berhasil baut ikutan HM dan finished strong mbak.
Wah ayokkk kita sama2 saling menyemangati ya Ira 🙂 going to HM and finish tanpa cedera. Semangat!
itu banget mbak…Finish tanpa cedera..semangaaatt
Semangat Den, aku juga daftar HM taun depan. Disana btw masi banyak yang kasi medali ya, disini udah jarang, cuman kategori HM dan FM aja yang kasi medali, yang kicik2 macem 5K atau 10K ga ada
Terima kasih Va! Wah ayok sama2 menyemangati. Semoga aku tahun depan beneran bisa HM. Lihat catatan waktu yang paling terakhir nyampe finish, agak keder juga hahaha. Kayaknya klo tahun depan aku ikutan, yg paling terakhir ditunggu panitia :)))
Tergantung biaya pendaftaran. Kalau event lari di kampungku, bayar cuma 2.5 euro jelas ga dapat medali. Nah yang skala besar CPC ini, bayarnya 35 euro, jadinya dapat medali.
Ayo latihan! Haha, disini lomba lari rata2 gada yang harganya dibawah 35 eur. Itu cuman dapet pisang, dan yoghurt atau apalah pas finish. Klo yang agak mahalan dapet tshirt (50 eur keatas). Tapi memang generally medali2an disini cuman buat yang kelas jarak “serius” alias HM atau FM, klo yang 5k dan 10k dianggep cuman main2 thok LOL
Congratulations, your husband is proud of you, next year together running 21KM 🙂
Thank you my lovely supporter 🙂 Let’s go to HM next year and reach finish zonder kapot hahaha! Let’s do it together with love 😀