Sudah dipenghujung Musim Gugur 2024, saya akan merangkum apa saja yang terjadi dalam kehidupan dimusim ini.
WARNA WARNI DAN MULAI DINGIN
Seperti biasa, musim gugur terkenal dengan warna warni yang sangat cantik. Mungkin ini satu -satunya yang menghibur saya ketika sudah masuk ke musim gugur. Warna warni yang sangat sayang untuk dilewatkan tanpa menjepret tiap hari tiap saat. Walhasil Hp saya pasti penuh dengan daun penuh warna, sampah daun yang spesial untuk musim gugur naik derajatnya jadi properti foto yang estetik.
Foto – foto di bawah ini, lokasinya hanya di sekitaran rumah saja. Kalau di kampung, mau ke hutan pun tinggal koprol sudah sampai.
Saat ini, suhu sudah menuju satu digit. Dinginnya mulai menusuk dan langit tiap hari berganti abu – abu. Mari mengenang musim gugur dengan warna warni yang menggembirakan, sebelum musim dingin datang.
BERTEMU DENGAN BEBERAPA TEMAN
Ternyata beberapa bulan kebelakang, saya banyak bertemu dengan teman – teman yang itu lagi itu lagi hahaha. Selain itu, saya juga bertemu beberapa kenalan baru. Kegiatan kami apalagi kalau tidak seputaran mengunyah.
Bersama Ika di MingkeeDi Warung Bakso Jiwa Jawa AmersfoortPotluck di halaman rumah mertua AnisBakso super enak di Jiwa JawaPotluckMengundang tetangga Indonesia makan bakso di rumahBersama Dita di Kopi KopiDidatangi Pak Mar dari IndonesiaMakan Rujak Cingur di Warung Barokah AmsterdamRujak Cingur Warung BarokahRujak Cingur Warung Barokah
JUALAN MASIH TETAP BERJALAN
Jualan juga masih ada saja yang pesan. Dari baked goods sampai masakan Jatim. Baked goods yang laris musim gugur ini : Sourdough Cinnamon Buns, Sourdough Focaccia, dan Banana Chocolate Muffins.
Sedangkan masakan, yang sering dipesan adalah : Soto ayam, lodeh, ayam bakar, rawon, dan bakso.
WAKTU YANG BERKUALITAS DENGAN KELUARGA
Liburan musim gugur tahun lalu, kami pergi ke Sisily, 8 hari. Lumayan cari yang hangat. Liburan musim gugur tahun ini, kami di Belanda saja. Setelah hampir tiap bulan kami selalu pergi liburan, ditutup musim panas kami road trip sebulan ke 7 negara, lumayan jenuh juga ya dengan liburan. Pengen leyeh – leyeh dulu di Belanda.
Jadi waktu anak – anak libur sekolah musim gugur, kami mencari kegiatan di sekitaran Belanda saja. Kami ke Lego World di Utrecht yang besarnya tidak karuan dan keren parah. Selain itu kami juga ke hutan melihat jamur, ke Den Haag melihat beberapa atraksi baru dan selebihnya anak – anak ada Sport Camp selama 2 hari. Ternyata liburan di Belanda saja sudah banyak sekali yang bisa dilakukan. Seminggu berlalu dengan cepat.
Melihat Jamur di hutanLego World di UtrechtView Tower di Binnenhoof Den Haag
MELAKSANAKAN KEGIATAN SEHARI – HARI
Seperti biasa, saya tetap dengan kegiatan sehari – hari.
Olahraga : Lari, Workout dengan dumbbells, jalan kaki 1 jam. Masak dan belanja ke pasar. Menemani anak – anak bermain, nyetrika, membaca buku, menikmati langit biru, rebahan, ngurusin bisnis di Indonesia, menyelesaikan beberapa kerjaan paruh waktu, bertemu dengan teman – teman, ikut 2 kali race 10km, mainan media sosial, menikmati waktu dengan keluarga, ngobrol dengan suami, ketemu Mama mertua, ngobrol dengan tetangga, nggosip dengan beberapa teman, dan menikmati hidup dengan maksimal.
Lari seminggu 2 kaliMasak pastaSayur asem klenthangMakan dengan ikan gorengBeli klenthang di pasarMenikmati langit biru
Itulah cerita singkat musim gugur tahun ini.
Semoga saya bisa melewati musim dingin tanpa sakit. Semangat!
Hari Jumat dan sedang menunggu Mbak yang bersih – bersih rumah selesai dengan pekerjaannya. Mau menuliskan topik yang ringan – ringan saja.
Hal – hal ditahun ini yang saya syukuri dari awal tahun sampai saat tulisan ini diunggah :
SEHAT
Alhamdulillah diberikan berkah yang sehat sampai saat ini. Meski akhir tahun lalu dan awal tahun ini sempat kena Covid yang menyebabkan saya tidak bisa beraktifitas dengan normal selama 2 bulan (sampai saat ini penciuman dan lidah masih sering error), setelahnya sehat dan bisa melakukan lebih banyak hal. Tentu saja ini tidak datang dengan sendirinya. Saya usahakan lewat makanan yang sehat dan bergizi seimbang, olahraga, tidur yang cukup dan jauh – jauh dari penyebab pikiran yang tidak nyaman. Termasuk pertemanan tidak sehat, hubungan di keluarga yang tidak baik, maupun interaksi yang tidak nyaman di media sosial, saya jauhi semua. Saya tidak mau ambil pusing dengan hal – hal yang tidak menyamankan. Hidup cuma sekali, saya ingin menikmati dengan bahagia, bisa memberkahi diri sendiri dan banyak orang.
SUAMI
Suami sehat, tetap rajin olahraga (tiap hari kecuali hari senin), rajin ikut race baik yang jarak 5km atau 10km. Dia katanya sudah pensiun race HM (21km). Pekerjaan dia lancar dengan segala proyek yang ditangani. Tetap dengan kegiatan sehari – hari membersamai anak – anak dan istri (yang bagian ini, penuh kesabaran). Semoga selalu sehat selamanya, menua dengan bugar.
ANAK – ANAK
Anak pertama dan kedua, senang dengan sekolahnya yang baru. Kami juga puas sekali dengan sekolah ini. Banyak hal – hal positif selama 2 bulan ini. Keputusan memindahkan sekolah tahun ini, adalah salah satu keputusan yang tepat di keluarga kami. Mereka aktif olahraga. Saat ini masih les renang. Anak mbarep segera ujian diploma A dan akan menambah olahragan lainnya. Anak tengah baru mulai les renang. Mereka berdua juga rajin ikutan lomba lari karena katanya ingin seperti Ibu dan Papa yang rajin lari. Aktifitas sehari – hari juga mereka aktif. Anak mbarep ada indikasi akan loncat kelas karena kemampuannya jauh dibandingkan anak – anak di kelasnya. Anak kedua makin hari makin kreatif, ada saja penemuannya dan kelakuannya yang bikin ribut dengan Ibu hahaha tapi kami saling sayang.
ANAK BAYI
Anak bayi sudah bisa jalan kencang, lari sampai sering nyusruk saking semangatnya. Sudah bisa ngoceh dengan kata – kata yang jelas. Bisa diajak ngobrol dan dia paham dengan perintah – perintah dasar. Paling seneng makan karena semua makanan dia suka. Suka diajak naik sepeda, hobi dibacakan buku, dan semangat menemani saya kalau sedang workout depan TV.
10 TAHUN PERNIKAHAN
Senang dan bahagia, kami sampai ke titik Sepuluh Tahun Pernikahan. Banyak syukur kami panjatkan karena sudah berjalan sejauh ini dan semoga berpuluh tahun ke depan kami masih bersama dan saling membersamai dalam segala situasi dan kondisi dalam keadaan sehat, bahagia, dan tetap penuh cinta.
TRAVELLING
Tahun ini diberikan rejeki sehat dan materi yang lebih sehingga kami bisa mudik 2.5 minggu ke Indonesia dengan mampir ke Dubai. Lalu liburan untuk merayakan ulang tahun saya di Paris dan beberapa kota di sekitarnya. Merayakan ulang tahun ke 10 pernikahan kami dengan road trip sebulan ke Slovenia, Austria, Jerman, Slovakia, Hungaria dan Polandia. Awal tahun 2024 kami liburan ke Cyprus. Jadi tahun ini ke 9 negara. Sampai akhir tahun, kami tidak ada rencana liburan ke manapun. Menikmati Belanda dengan segala dinginnya. Semoga tahun depan bisa liburan ke negara – negara seru lainnya.
BAKING DAN MASAK
Kegiatan sehari – hari ya tetap baking, masak, nyetrika, dan berbenah rumah. Selain kegiatan utama lainnya yaitu membersamai dan bermain bersama anak – anak.
Tahun ini, saya lumayan menerima pesanan banyak untuk baking dan masakan Jawa Timur. Untuk masakan, yang saya jual : Soto ayam, rawon, lodeh, ayam bakar, ayam panggang, bumbu urap, bumbu rawon, bumbu soto, pecel pitik, pentol dan tahu bakso. Sebenarnya lumayan banyak permintaan pesanan Bebek Madura yang tahun 2022 oernah saya jual dan mengirim pesanan sampai ke Denmark, Jerman, Belgia dan Perancis plus di dalam Belanda juga. Sayang saya tidak bisa menjual lagi sekarang.
Ya lumayanlah, bisa mengisi waktu senggang dengan menerima pesanan – pesanan tersebut. Jadi nanti kalau sudah siap buka restoran Jatim atau bakery, saya sudah terampil *amiinnn!
QUALITY TIME BERSAMA KELUARGA
Makin banyak waktu berkualitas dengan anak – anak dan suami. Mereka lah hal terpenting di hidup saya saat ini, selain diri sendiri. Terasa kalau anak – anak cepat besarnya, jadi semaksimal mungkin kami membersamai mereka dengan segala keingintahuan yang ada, memberikan sebanyak mungkin kasih dan sayang sehingga mereka tumbuh sebagai anak – anak yang berkelimpahan perhatian dan cinta, merasa cukup dan bahagia. Semoga kami bisa memberikan bekal yang cukup, baik secara fisik dan mental untuk mereka nantinya hidup mandiri.
DIKELILINGI TEMAN – TEMAN YANG BAIK
Satu hal yang saya sangat syukuri adalah sampai saat ini, saya dikelilingi olah teman – teman yang baik. Yang mengajak ngobrol langsung jika ada hal yang tidak benar dan yang tidak pelit memberikan pujian jika saya melakukan hal – hal yang baik. Begitu pula sebaliknya. Kami selalu menyempatkan untuk bertemu meski tidak rutin, saling menyapa lewat aplikasi pesan meski tidak sering. Yang terpenting sama – sama tau bahwa kami saling ada kapanpun dibutuhkan ataupun hanya sekadar ngobrol biasa.
Pun teman – teman dan para sahabat di luar Belanda yang selalu hadir dalam setiap pesan yang kami kirimkan. Dalam setiap canda yang kami lontarkan dan kata – kata rindu yang terucapkan. Persahabatan 25 tahun dan pertemanan dengan yang lainnya yang masih terjalin baik sampai sekarang. Tanpa rasa iri, tanpa rasa tersaingi, tanpa diselingi hal – hal yang negatif.
Jamuan saat Pak Mar datang ke rumahJamuan saat Pak Mar datang ke rumah
Bulan lalu pun saya dikunjungi Pak Mar sekeluarga. Beliau adalah rekan kerja saya selama 7 tahun di Jakarta. Bukan hanya rekan kerja, pun jadi tempat curhat segala macam topik. Dari percintaan sampai masalah kantor. Paket komplit haha. Kami terakhir bertemu tahun 2014 saat saya dalam rangka bulan madu ke Jakarta. Saya mengundurkan diri dari kantor tahun 2012 lalu kuliah di Surabaya. Jadi pertemuan kali ini, pertama kali setelah 10 tahun lalu. Tidak menyangka bisa ketemu Pak Mar lagi lengkap dengan Ibu Rosa dan Ema. Makan dan bercanda di rumah kami. Malah Pak Mar mengajari anak – anak sulapan tangan, yang sampai sekarang jadi favorit permainan mereka. Semoga bisa bertemu Pak Mar lagi dalam keadaan sehat dilain waktu. Saya akan ceritakan secara lengkap kunjungan Pak Mar dipostingan lainnya.
BERBAGI RESEP
Saya sering berbagi resep di twitter maupun menuliskan di buku khusus kumpulan resep yang saya tulis manual. Dengan berbagi di twitter dan mendapatkan testimoni positif dari yang sudah recook atau rebake, rasanya senang sekali. Bahkan ada yang sampai dibuat jualan. Mainan media sosial trus bisa bermanfaat itu rasanya, selain bahagia juga membuat hangat di hati. Semoga saya bisa terus berbagi dalam hal apapun. Bermanfaat untuk orang banyak.
Tiga resep di bawah ini, yang lumayan ramai peminatnya dan sampai sekarang masih saja ada testimoni yang masuk tentang enaknya resep yang saya berika, cocok dengan selera mereka. Masih ada resep – resep lainnya yang saya berikan di twitter.
BACA BUKU DAN MENULIS DI BLOG
Sampai tulisan ini diunggah, saya lumayan sudah membaca 15 buku. Nampak tidak spektakuler ya angkanya dibandingkan yang sudah baca buku sampai berpuluh bahkan ratusan. Namun buat saya ini sebuah prestasi, mengingat tahun sebelumnya cuma membaca 1 buku hahaha. Pelan – pelan saya tegakkan lagi hobi membaca ditengah gempuran scroll scroll media sosial.
Menulis di blog pun tetap saya lakukan meskipun tidak serajin tahun – tahun sebelumnya. Inipun saya syukuri. Pelan – pelan saya kembali ke jalan yang benar sebagai seorang blogger kawakan :)))
PUNYA AKUN BARU DI INSTAGRAM
Saya dulu pernah menuliskan kalau tidak akan punya akun IG lainnya selain akun baking yang sudah saya punya selama 4 tahun ini, khusus untuk jualan dan menampilkan hasil baking. Lalu akhir Juli entah kenapa terlintas ingin membuat akun IG khusus untuk pamer foto travelling, kegiatan sehari – hari di luar rumah, makanan atau hal – hal random lainnya. Saya pikir akan punya waktu luang yang lebih untuk menambah satu sosial media karena sudah tidak aktif di FB sejak bulan Mei. Akhirnya saya membuat akun IG itu. Apakabar_denald akun IG pribadi saya. Definisi menjilat ludah sendiri *emot ngakak.
Senang juga punya akun IG yang isi story saya random suka – suka hati. Jadi banyak tau akun – akun yang penyuka lari, masakan, ataupun jadi saling lihat kabar terkini dari teman dan sahabat2 di Indonesia. Selain itu, ternyata saya suka mengedit video lewat reels. Pengalaman baru, meski beberapa kali kagok menggunakan fiturnya karena di akun baking, saya tidak pernah unggah yang macam – macam. Flat karena jaga image, pengikut saya banyak orang Belanda termasuk dosen – dosen di sekolah baking dan kolega – kolega kerja di bakery, tetangga dan kenalan lainnya. Termasuk para pelanggan usaha baking saya. Sekarang punya akun IG baru, jadi lebih bebas berekspresi.
OLAHRAGA
Selain lari, beberapa bulan ini saya menambah olahraga dengan angkat beban menggunakan dumbbels. Awalnya saya menggunakan 2kg, sekarang sudah mencoba 5kg. Tujuan utama untuk mendukung aktifitas lari dan fat loss. Lumayan, sejak angkat beban, kaki saya lebih kuat lari jarak jauh, tidak cepat pegal dan badan saya lebih berbentuk. Berat badan meski turun perlahan tapi melihat perut yang meski belum rata sekali tapi sudah ada bentuknya. Selain itu, saya juga rutinkan jalan kaki cepat sambil dorong stroller anak kicik selama 1 jam. Semangat sehat dengan bergerak.
Saya juga masih rajin ikut race tentu saja dengan jarak tetap 10km. Race yang akan datang, akan jadi race kelima saya tahun ini. Semoga saya sukses sampai finish tidak jadi yang terakhir. Kan sudah punya sepatu lari yang baru. Ihiyykk Pamer haha.
Sepatu lari baru, yang menggantikan sepatu lari lama yang sudah dipakai race 10km sebanyak 15 kali, yang umurnya sama dengan anak tengah. Welkom sepatu baru! Mari lari dengan semangat bersamaku.Dipakai lari 5.1km, pace saya yang biasanya 8.5, melejit jadi 7.41. Luar biasa sepatu baru ini.
MENIKMATI HIDUP
Saya makin menikmati jalan hidup yang saya pilih, selama ini dan saat ini. Menjalani hari dengan tidak terburu – buru, lebih bisa menikmati fase yang pelan – pelan, memperhatikan detail. Tidak gampang terusik dengan apapun diluar kendali, termasuk hal – hal yang tidak menyenangkan tentang saya. Cukup saya baca, dengarkan lalu tinggalkan. Buat apa ditanggapi. Toch tidak memberikan value lebih pada hidup. Lebih baik menikmati kehidupan nyata yang lebih membahagiakan. Tidak perlu validasi apapun, tidak butuh menjelaskan segala sesuatunya, bernafas dengan lega tanpa rasa sesak himpitan apapun di hati. Saya sudah difase hidup yang santai sekali. Bisa memberi apresiasi yang besar terhadap diri sendiri. Yang terpenting adalah kehidupan nyata yang saya jalani penuh suka cita dan bahagia bersama mereka yang saya sayangi dan mengapresiasi, memberikan manfaat buat orang banyak, dan menjauhi hal – hal yang tidak membahagiakan tanpa ada manfaatnya.
Saat ini saya sedang menikmati musim gugur dengan hawa dinginnya dan warna warni daun yang cantik dan mulai rontok. Cantik ya warna daun di foto saya ini. Lokasi foto ini, sebelah rumah. Tidak perlu ke lokasi tertentu untuk bisa menikmati warna warni ini. Keuntungan tinggal di kampung. Bisa melihat banyak pohon, ke danau dan hutan tinggal koprol.
Warna warni musim gugurWarna warni musim gugur
Segitu saja tulisan random tentang hal – hal yang saya syukuri ditahun ini, sampai saat ini. Semoga semuanya sehat selalu dan punya stok bahagia yang cukup banyak di kehidupan nyata, memaksimalkan waktu bersama orang tersayang.
Pagi ini kami terbangun dengan saling bertatap mata. Tersenyum dan saling mengucapkan, “Gefeliciteerd!” lalu kami berpelukan.
Sepuluh tahun rumah tangga ini kami jalani. Sebelas tahun lalu kami pertama berkenalan.
Sepuluh tahun yang penuh keseruan. Naik dan turun namun kami tidak pernah meninggalkan. Tetap saling berpegangan tiap kali ada masalah yang datang. Kami memegang prinsip yang sama bahwa masalah itu untuk dihadapi, diselesaikan, bukan ditinggalkan. Sama – sama dijalani dan dibicarakan jika ada rintangan yang datang.
Sepuluh tahun dengan tiga anak yang sehat, lucu dan pintar. Yang selalu heboh tiap hari, mewarnai rumah kami. Tidak mudah tapi tetap penuh suka cita untuk dijalani sebagai orangtua. Untuk anak – anak, jika suatu saat nanti kalian baca tulisan di blog ini, Ibu dan Papa ingin bilang hal yang sama yang selalu kami ucapkan tiap hari untuk kalian : Kami bangga dengan kalian. Tumbuhlah dengan bahagia dan selalu dipenuhi banyak cinta. Apapun pilihan hidup kalian nanti, kami akan selalu mendukung. Sejauh apapun kalian melangkah, Ibu dan Papa di rumah akan selalu membuka pintu dan menyambut kalian saat datang berkunjung, atau ingin tinggal sejenak. Berbagi cerita dan melepaskan penat. Semoga sampai kapanpun, kalian merasa cukup dan dicukupkan dengan keluarga kita. Tumbuhlah dan terbanglah jauh dengan segala cita kalian. Ibu dan Papa akan selalu di sini, mengiringi dengan doa, cinta kasih dan tak akan pernah meninggalkan. Kami cinta kalian tanpa tapi.
Sepuluh tahun akan terasa singkat jika dijalani dengan pasangan yang menyenangkan dan setara, tidak berat sebelah. Sepuluh tahun seperti sekedipan mata meski didalamnya tak selalu penuh bahagia. Pertengkaran, perbedaan pendapat, air mata, dulu selalu ada. Bertambah tahun, porsi bahagia lebih besar dibandingkan kesedihan. Semakin lama, perbedaan itu hanya kerikil kecil yang tidak mengganggu perjalanan kami. Semua bisa dibicarakan, diselesaikan. Apa yang seharusnya di dalam rumah, cukup di dalam rumah saja. Tidak perlu seluruh dunia tau. Jika butuh pertolongan, kami percayakan pada professional. Kami sebarkan berita bahagia ke seluruh penjuru dunia, supaya mereka yang membaca juga merasakan kebahagiaan. Kisah sedihnya, cukup untuk kami saja. Tidak perlu merepotkan orang lain.
Untuk suami, kamu pasti membaca tiap tulisanku di blog, aku akan bilang : Tidak ada yang lebih baik darimu untukku. Lelaki yang sangat memuliakanku, mendukung tiap keputusan yang kubuat, menjagaku sepenuh hati, dan mencintaiku tanpa banyak basa basi. Kamu selalu ada saat suka dan dukaku, yang selalu memberikanku kebebasan untuk menjalani apa yang terbaik dalam hidupku. Kamu selalu memberikan segala yang terbaik untukku dan anak – anak. Papa terhebat untuk anak – anak kita. Semoga kamu sehat selalu dan bahagia dengan apapun yang sudah diputuskan kedepannya. Aku dan anak – anak tak akan berhenti mengagungkan dan menyayangimu.
Merayakan sepuluh tahun pernikahan, kami memutuskan untuk road trip satu bulan ke 6 negara : Jerman – Austria – Slovenia – Slovakia – Hungaria – Polandia. Keputusan yang muncul mendadak, 3 minggu sebelum keberangkatan, karena awalnya kami berencana merayakan hanya dengan makan malam dan liburan akhir pekan saja. Kami baru mudik ke Indonesia, belum terpikir akan ada liburan lagi dalam waktu dekat saat musim panas. Eh ternyata malah ke 6 negara dalam waktu sebulan. Benar – benar seru pindah 6 negara bersama bocils dan satu bayi. Nanti akan saya tuliskan terpisah.
Tempat menginap kami di ZatorTempat menginap kami di Zator
Selain itu, kami membuat foto keluarga yang benar – benar terencana, dengan sorang fotografer yang hasilnya sangat kami suka. Sepuluh tahun lalu kami berfoto dengan menggunakan jasa fotografer juga saat pernikahan, 10 tahun kemudian kami berfoto sekeluarga sudah bertambah 3 anggota keluarga, jadi berlima. Sangat istimewa.
Salah satu hasil fotonya
Kami sedang ada di Zator, kota kecil di Polandia, satu jam dari Krakow. Menginap di sini selama 5 hari. Hari ini kami benar – benar menikmati dengan leyeh-leyeh saja karena tadi malam baru sampai dari perjalanan yang melelahkan, sempat terkena badai selama di jalan dari Hungaria dan Slovakia. Pagi menemani anak – anak yang sedang berenang, anak bayi yang main pasir, saya membaca buku, suami olahraga lari. Saat makan siang, kami ke restaurant Italy yang terletak di pusat kota. Setelah urusan perut selesai, kami jalan – jalan ke taman kota yang sangat bagus, besar dan super bersih. Polandia dan Slovenia, sejauh ini jadi negara di Eropa yang kami tasbihkan paling bersih yang pernah kami kunjungi, bukan hanya di kota kecil saja, pun di Ibukota.
Makanan ulang tahun pernikahan ke 10Makanan ulang tahun pernikahan ke 10Makanan ulang tahun pernikahan ke 10Makanan ulang tahun pernikahan ke 10
Setelah kembali ke penginapan, kami duduk – duduk santai sambil mengingat 10 tahun lalu. Waktu benar – benar sangat cepat berlalu. Sering kami merasa terkejut bahwa ijab kabul itu sudah 10 tahun yang lalu. Bahwa sekarang kami punya anak 3 dan 2 anak lainnya yang terlahirkan dengan tidak selamat.
!0 tahun berlalu, kami makin dan semakin cinta satu sama lain. Saya yang masih suka tersipu dan pipi menghangat saat suami memuji. “Kamu makin cantik” dan suami yang masih suka senyum salah tingkah saat saya berbisik, “I love you.” Kupu – kupu itu masih beterbangan di perut. Kami masih merasakan sayang yang bertubi. Alhamdulillah, banyak perubahan yang terjadi, menuju baik dan semakin baik secara pribadi dan hubungan suami istri.
Taman di kota ZatorTaman di kota Zator
Doa kami selalu sama tiap tahun, semoga kami berjodoh panjang dalam keadaan sehat, bahagia, dan pernikahan kami membawa banyak berkah untuk keluarga kami dan orang banyak. Kami tetap saling bersama, berpegangan, berpelukan dan tak pernah sekalipun meninggalkan. Semoga kami bisa membersamai anak – anak sampai waktunya mereka ke luar dari rumah dan kami tetap membersamai dari jarak jauh saja. Memberi kepercayaan kepada mereka untuk hidup tanpa kami setiap hari.
Semoga kami tetap jatuh cinta yang tak ada habisnya sampai berpuluh tahun kedepan, tetap bersama penuh dengan rasa sayang.
*mudah – mudahan video di bawah ini bisa diputar. Saya unggah di IG pribadi saat hari H ulangtahun pernikahan. Perjalanan 10 tahun pernikahan kami dalam durasi 1.5 menit.
-9 Agustus 2024-
Ditulis di Zator, Polandia. Diberikan penambahan tulisan di Belanda.
Dua minggu lalu, Saya dan anak – anak mengikuti lomba lari yang diadakan di Pijnacker – Zuid Holland.
Untuk anak – anak, mereka ikut kelompok yang sesuai usia yaitu jarak 600 meter. Sedangkan saya, ikut yang 10km. Foto di bawah ini adalah medali yang saya dan anak – anak dapatkan.
Dua minggu sebelum hari H, tulang di betis terasa agak sakit. Saya coba untuk lari santai, tetap sakit. Saya mulai ragu untuk mendaftar lomba itu. Takut kalau makin cedera. Suami sudah menyarankan untuk dibawa ke Fisioterapi saja, hanya saya menunda. Merasa kalau bisa sembuh dengan sendirinya. Seminggu sebelum lomba, sakit mulai berkurang. Saya mencoba mendaftar online, sudah tutup. Masih bisa mendaftar dengan datang langsung. Akhirnya saya menitip ke suami untuk mendaftarkan saat dia menemani anak – anak ke tempat lomba.
Ini race 10km ke-empat yang saya ikuti ditahun 2024 dan yang berpuluh kali selama lebih dari 10 tahun ikut lomba lari. Harusnya mudah ya karena sudah terbiasa. Nyatanya, masing – masing lomba lari punya tantangan tersendiri. Kali ini, tantangan saya adalah lari melawan angin yang kencang dan rute yang dilalui naik turun jembatan, jadi nafas saya kocar kacir. Lalu di km ke 8, betis saya mulai kram jadi makin cimit2 lah lari sejauh 2km terakhir. Walhasil, total waktu kali ini adalah terlama kedua setelah race 10km di Bromo Marathon 2014. Dan kali ini, saya yang terakhir masuk finish untuk kategori 10km. Baru kali ini terakhir masuk finish. Memanglah ya, semua selalu ada kali pertama. Termasuk pertama kali untuk jadi yang terakhir.
Tetap saya bangga dengan diri sendiri karena sudah berlari sejauh ini. Non-stop tidak berhenti untuk jalan sama sekali (Selama ini juga saya tidak pernah berhenti saat ikut race 10km). Meskipun pace siput, tapi sampai finish dengan gembira, sehat, dan tanpa cedera. Total waktunya, saya ukir di belakang medali.
Saya bangga punya suami yang juga suka olahraga dan lari. Apalagi bisa menginspirasi anak – anak karena melihat saya dan suami rajin ikut lomba lari. Mereka mulai tertarik ikut lomba lari sejak umur 4 dan 3 tahun. Mulai jarak 500 meter sampai bulan lalu sudah naik ke 750 meter dan 1.5km sesuai pertambahan usia mereka. 3 minggu lalu, mereka ikut lomba lari di kampung kami tinggal untuk jarak 750 meter dan 1.5km.
Dulu saya dan suami selalu ikut lomba bareng. Meski kategorinya berbeda. Sekarang karena sudah ada anak – anak, kami biasanya bergantian ikut race. Kalau bulan ini saya sudah ikut race, saya tanya suami apakah dia bulan depan ada rencana ikut race. Kalau iya, berarti bulan depan saya tidak ikut. Kenapa bergantian? Karena harus jaga anak – anak.
Rajin ya ikut lomba lari? Iya, lumayan jadi motivasi mengumpulkan medali….kalau dapat 😅dan bisa berlari bersama seluruh keluarga. Bonus lainnya, ya apalagi kalau bukan untuk dipamer di media sosial 😄 tapi yang terutama adalah badan sehat dan bugar. Saya ingin menua dengan sehat bugar bahagia, jika memang jatah umur saya panjang.
Harusnya sudah bisa ikut Half Marathon (21km) ya. Harusnya sih, saya juga pengen sekali merasakan bagaimana rasanya lari 21km. Tapi di dunia ini kan tidak semua hal itu pakai rumus Harus. Kalau saya sudah yakin dan mampu, pasti saya akan mendaftar. Siapa tau tahun depan bisa ikutan.
Pulang ke rumah, saya langsung makan soto ayam dan mocca cake. Selalu senang setelah race karena bisa makan super banyak!
Semangat olahraga untuk kita semua dan sehat selalu💪🏽
Akhirnya hari ini datang juga. Saat saya memilih untuk bersuara untuk Indonesia. Saat hati saya sudah muak dengan ketamakan dan kerakusan sebuah keluarga dan penjilat – penjilat yang bersembunyi dibalik kekuasaannya.
Dulu, saya pernah ada dalam barisan pemilihnya. Saat muka polos dan niat tulusnya masih terpampang nyata dan hasil kerjanya bisa kita rasakan manfaatnya bersama. Dulu saya masih percaya bahwa pemimpin akan selalu membela rakyatnya. Tidak akan memenuhi kepentingan perutnya saja. Setidaknya harapan itu pernah ada setelah era orde baru sudah tiada. Sepolos itu hati saya pernah berharap.
Sampai perlahan tapi pasti, pemimpin yang satu ini mulai menunjukkan gelagat keluar dari batas. Ada banyak kepentingan rupanya yang sudah dia rencanakan. Rakyat kemudian menjadi bagian samar dalam tahun – tahun terakhir kepemimpinannya. Kepentingan lainnya lebih penting untuk didahulukan. Kepentingan keluarga dia lebih tepatnya. Menempatkan seluruh anggota keluarga pada posisi strategis di pemerintahan. Menjadikan calon pemimpin tertinggi meski tanpa ada ilmu yang menyertai.
Sejak Pemilu tahun ini, muak itu mulai datang. Ketika aturan tentang umur capres cawapres mulai diobrak abrik hanya untuk kepentingan satu orang. Entah apa yang orang ini punya sehingga mereka yang berwenang rasanya langsung tunduk. Akhirnya kesampaian juga dia bisa mencarikan kerja untuk anak tertuanya. Lalu kejadian di Olimpiade membuat saya makin eneg. Saat dia melalukan video call dengan 2 pemenang medali emas Indonesia di Olimpiade, tapi dia malah bertanya ke salah satu atlet : atlet apa ya Mas? kok bisa nanya begitu. Seorang pemimpin lho ini.
Keributan berlangsung lagi. Kali ini dalam rangka mencarikan pekerjaan anak laki bungsunya. Dia mau mengobrak abrik lagi peraturan yang ada. Kali ini saya tidak bisa tinggal diam.
Saya sudah capek melihat mereka yang punya kekuasaan mempermainkan rakyat. Yang digadang – gadang sebagai wakil rakyat malah hanya mewakili keluarga tertentu. Saya sudah capek mereka berpesta di atas duka rakyat. Saya sudah capek mendengar ketidakpedulian mereka saat rakyat sedang berjuang sehari – hari memenuhi kebutuhan hidupnya. Saya sudah capek menjadi rakyat yang hanya melihat saja segala kekacauan yang ada di negara Indonesia tercinta. Saya capek menahan rasa marah melihat gaya hidup anggota keluarga mereka yang lainnya memamerkan kekayaan saat di negaranya rakyat sedang memperjuangkan haknya. Saya adalah bagian dari rakyat yang capek dan muak dengan apa yang terjadi akhir – akhir ini.
Saya harus bersuara. Meski mungkin suara saya tidak terlalu berarti banyak karena pengikut di twitter jumlahnya bukan yang bombastis angkanya, paling tidak saya bersuara. Menjadi bagian dari perubahan. Saya bersuara meski tidak bisa ikut turun ke jalan. Saya bersuara lewat media sosial dan blog yang saya punya. Saya bersuara lewat tulisan. Saya bersuara karena peduli dengan Indonesia.
Menyuarakan keresahan, ketidakpuasan, membantu menyebarkan informasi tentang donasi untuk membantu logistik mereka yang berdemo, membantu menyebarkan info titik temu mulai demo, berdonasi untuk pemenuhan logistik mereka yang turun ke jalan, menyebarkan secara luas informasi apapun yang sekiranya bisa membantu untuk menggagalkan keculasan satu keluarga dan para pemimpin yang dzolim.
Hari ini dan sampai kapanpun jika diperlukan, saya akan tetap berisik mengkritisi keserakahan para pemimpin di Indonesia. Saya akan mengawal proses demokrasi sebisa dan semampu saya melalui platform media sosial yang saya punya. Jiwa dan raga saya memang di Belanda, namun pikiran saya selalu tak pernah meninggalkan Indonesia. Keluarga besar saya ada di sana.
Inilah cara saya bersuara untuk Indonesia. Semoga langkah kecil yang saya lakukan hari ini dan kapanpun itu, bisa jadi bagian menjadikan Indonesia lepas dari keserakahan para pemimpinnya yang dzolim. Saya memang tidak tinggal di Indonesia selama 10 tahun ini, tapi darah yang mengalir dalam tubuh saya adalah darah orang – orang yang saya sayangi asli Indonesia. Saya tidak akan lupa akar darimana berasal.
Sejauh apapun saya melangkah, Indonesia tidak akan pernah terlupa. Ada dalam tiap denyut nadi dan darah yang mengalir dalam raga.
“Indonesia tanahku, tumpah darahku. Tempat aku dilahirkan, tempat aku dibesarkan. Tempat orang – orang yang aku sayangi tinggal dan menitipkan harapan”
Saya tidak akan pernah berhenti untuk bersuara. Saya tidak bisa berjuang dengan fisik ada di sana, saya akan berjuang dengan cara yang saya bisa. Tetap mengawal apapun kebenaran dan perjuangan kebaikan demi memusnahkan kerakusan dan keculasan pemimpin yang menghamba pada uang dan kekuasaan.
Mengutip apa yang diucapkan Reza Rahardian dalam orasinya, “Negara ini bukan milik keluarga tertentu”
Negara ini milik semua rakyat Indonesia.
Saya akan tetap bersuara demi Indonesia tercinta dan mereka yang saya sayangi di sana. Suara sekecil apapun saya yakin gaungnya akan terdengar jauh dan lantang.
Saya akan tetap mengawal proses ini.
Terima kasih saya ucapkan pada mereka yang turun ke jalan, berdemo dalam tenang dan memperjuangkan sampai menang. Terima kasih.
Akan selalu ada yang berburuk sangka, padahal kita sedang santai di rumah, sedang tidak melakukan apa-apa.
Akan selalu ada yang yang bergunjing di belakang dan sibuk dengan segala cerita yang dikarang.
Akan selalu ada yang sibuk mencari kesalahan, saat kita sedang menikmati indahnya kehidupan.
Akan selalu ada yang memberikan saran, tanpa kita pernah meminta bahkan menginginkan.
Akan selalu ada yang menjatuhkan, saat kita sedang berusaha untuk berdiri tanpa pegangan.
Akan selalu ada yang mengoreksi tiap langkah, saat kita sedang menguatkan hati yang goyah.
Akan selalu ada yang tidak pernah memberikan apresiasi, saat segala usaha sudah kita lakukan sampai hampir mati.
Akan selalu ada yang berisik segala hal dibuat bercanda saat kita sedang dalam keadaan yang paling menderita.
Akan selalu ada mereka yang tidak pernah sadar bahwa keberadaannya menjadi bencana buat orang sekitarnya karena hal – hal tidak terpuji yang selalu diperbuat.
Akan selalu ada yang seperti itu.
………………………
Namun,
Akan selalu ada yang mengucapkan “I Love You” dengan sepenuh hati, tiap saat tiap waktu.
Akan selalu ada yang memelukmu dengan hangat, penuh ketulusan tanpa syarat.
Akan selalu ada bahu yang menyangga, saat kepalamu terasa berat dan ingin sejenak rebah.
Akan selalu ada senyuman yang menyambut, saat harimu terlalu riuh dan penuh ribut.
Akan selalu ada telinga yang siap mendengarkan, saat mulutmu ragu untuk berbagi cerita yang menjadikan beban.
Akan selalu ada tangan yang mengusap punggung, saat bebanmu terlalu berat untuk dijunjung.
Akan selalu ada bisikan yang menguatkan, saat kau berpikir untuk menyudahi kehidupan.
Akan selalu ada ciuman yang menenangkan saat kau merasa harimu selalu dipenuhi ketidakadilan.
Akan selalu ada tatapan mata yang meneduhkan saat kau hanya ingin terdiam dan duduk dengan penuh amarah yang tak tersalurkan.
Akan selalu ada jemari yang mengusap kepala penuh cinta, saat hanya suara tangismu yang terdengar dan badanmu gemetar menahan pilu yang tak terkira.
Akan selalu ada mereka yang tak penah meninggalkanmu disaat hidupmu sedang terpuruk dan tersuruk.
Akan selalu ada hal – hal baik yang menyertai hidup kita, meski kadang merasa ini terlalu berat untuk disangga.
Akan selalu ada orang – orang baik yang tak pernah meninggalkan, menanyakan kabar, bahkan tetap menyertai meski kita berusaha untuk pergi karena tak ingin menjadi sebuah beban.
Akan selalu ada kebahagiaan dan keceriaan.
Akan selalu ada, yakinlah.
Istirahat dulu sejenak dan jangan pernah menyerah.
Hidup akan selalu ada dan berjalan dengan kedua sisinya.
Akhir Januari 2024, tepat sembilan tahun saya tinggal dan menjadi penduduk di Belanda. Perjalanan yang lumayan panjang. Antara terasa dan tidak. Terasanya kalau musim dingin datang, badan saya sampai saat ini belum sepenuhnya beradaptasi dan hati saya tetap tidak menyukai musim gugur serta musim dingin. Selalu saja sakit dan semakin tahun, sakitnya makin macam – macam. Awal tahun 2023, saat saya sedang hamil, sakit parah sampai Ambulans didatangkan ke rumah oleh pihak UGD. Itu sakit terparah selama di Belanda, semoga menjadi yang terakhir juga. Tahun ini saya terkena covid dan sinusitis parah. Pokoknya ada saja cerita sakit kalau musim dingin datang.
Selebihnya, saya sudah lumayan bisa beradaptasi dengan baik.
Bahasa Belanda, meski levelnya ya begitu – begitu saja, tapi saya bisa berbangga diri karena dalam 9 tahun ini makin banyak perkembangan. Ya memang sudah seharusnya begitu. Masa sudah 9 tahun masih jalan di tempat saja. Malu sama anak – anak yang kosakata Bahasa Belandanya lebih canggih dari saya. Untuk urusan sekolah anak – anak. saya lancar bercakap dan saling bertukar kabar sesama orangtua murid. Dengan para guru pun, saya punya kepercayaan diri yang tinggi saat datang ke evaluasi anak – anak tiap 3 bulan sekali. Meski suami juga datang, tapi saya melakukan percakapan aktif dengan pihak sekolah. Setiap kali pihak sekolah menawarkan untuk berbicara dalam bahasa Inggris, saya langsung bilang bahasa Belanda saja. Sejujurnya, bahasa Inggris saya sudah kacau beliau. Menelepon dokter, rumah sakit dan segala aktifitas saya di Belanda, 95% sudah full bahasa Belanda. Lisan dan tulisan. Yang 5% sisanya, kalau saya tidak mengerti bahasa Belandanya, baru dengan terpaksa ganti ke bahasa Inggris. Kecuali dengan anak – anak di rumah, saya memakai bahasa Indonesia (dan dengan sesama orang Indonesia lainnya tentu saja).
Urusan birokrasi, saya mulai berkompromi. Alias, ya sudah lah diikuti saja. Mau cepet2an juga tidak bisa karena memang jalurnya lama.
Musim Semi Tlah Tiba
Selama 9 tahun di Belanda, saya banyak belajar hal – hal yang baru. Dari bekerja di Rumah Jompo, bakery, sampai punya usaha sendiri di rumah. Dari pertama kali belajar nyetir mobil dengan segala tangisan yang menyertai sampai mendapatkan SIM, kursus baking, mendapatkan dana dari pemerintah Belanda untuk kursus Data Analyst dan bisnis management, ujian HACCP. Belajar bagaimana membangun bisnis rumahan di Belanda dari nol, memantau bisnis di Indonesia dan beberapa investasi. Rajin ikut race lari. Semua saya lakukan atas dasar ingin belajar banyak hal, rasa ingin tau yang besar, dan tidak pernah berhenti untuk tetap mengaktifkan otak. Dari berat badan 45kg sampai sekarang entahlah saking malesnya nimbang haha yang pasti tidak akan bisa lagi ke 45kg.
Diantara banyak hal yang sudah terjadi 9 tahun ini, yang paling tak tergantikan dan sangat berharga adalah membentuk sebuah keluarga. Menjadi seorang istri, menjadi pendamping suami saat senang dan susah, saling menopang dan memberikan dukungan. Kalau bukan karena support yang besar dari dia, saya tidak akan pernah ada di titik ini. Dialah alasan saya bertahan dan tetap menggapai segala mimpi yang ingin saya wujudkan. Dialah orang yang paling berjasa atas banyak hal yang terjadi dalam 9 tahun ini. Dialah yang saya cintai dengan sepenuh hati *mendadak romantis
Hal yang paling berharga lainnya adalah kehamilan 5 kali dan 3 anak yang terlahirkan dengan selamat dan sehat.
Menjadi seorang Ibu mengajarkan banyak hal kepada saya. Bagaimana mencintai, memberi, mencurahkan kasih sayang dan mengelola emosi kepada anak yang tidak pernah tau sebelumnya tentang hidup mereka di dunia. Bagaimana mereka menggantungkan seluruh hal pada kami sebagai orang tua. Bagaimana kami benar – benar ikhlas menjalankan peran ini sebaik – baiknya. Menjadikan mereka anak – anak yang bahagia, sehat, dan tumbuh dipenuhi banyak cinta, serta tercukupi secara materi dan kasih sayang.
Keputusan terbaik yang saya tidak pernah sesalkan dalam 9 tahun ini adalah menjadi seorang Ibu Rumah Tangga yang tinggal di rumah. Karir, bukan lagi tujuan saya saat ini. Saya pernah bekerja kantoran di Indonesia selama 13 tahun. Dari level bawah sampai posisi atas yang saya inginkan. Dari gaji kecil sampai gaji yang cukup untuk membeli rumah dan sawah. Karir saya sekarang adalah membersamai suami dan mendampingi anak – anak sampai mereka bisa mandiri.
Dua tahun saat mudik ke Indonesia, disitulah saya merasa, kalau Belanda adalah rumah saya. Mudik pertama kali setelah 7 tahun pindah ke Belanda, rasanya sudah beda. Indonesia masih menjadi rumah bagi saya karena di sanalah keluarga besar berada. Hanya saja, rasanya sudah beda saat saya terakhir meninggalkan 7 tahun sebelumnya. Lalu saya tersadar, bahwa Belanda memanglah rumah saya. Di sinilah keluarga saya berada. Suami, anak – anak, dan diri saya sendiri. Teman – teman baik, para tetangga, Mama dan para ipar, segala kegiatan sehari – hari, tempat saya belajar banyak hal, serta orang – orang yang saya kenal dari sekolah anak – anak. Merekalah yang ada di hidup saya sehari – hari.
Saya bahagia di Belanda dengan segala naik turunnya, dengan segala hiruk pikuk yang ada, dengan segala suka dukanya.
Saat di Cyprus, Februari 2024
Saya bisa menyebut sekarang, bahwa Belanda adalah rumah saya. Negara di mana semua orang – orang yang saya sayangi berada, tempat mereka yang peduli dengan saya selama di sini. Negara yang tidak sempurna namun membuat saya lebih berkembang secara individu maupun kedewasaan.
Dan juga, tempat saya ingin menjalani waktu bersama yang saya cintai dan sayangi dengan sepenuh hati, yang bisa menerima saya dengan segala kekurangan, yang tak pernah berhenti melimpahkan cinta yang tulus kepada saya : suami dan ketiga anak saya. Merekalah hidup saya saat ini.
Sembilan tahun di Belanda, inilah hidup saya sekarang. Semoga semakin banyak berkah, berlimpah cinta dan makin bisa memberikan manfaat untuk diri sendiri dan orang – orang yang membutuhkan. Terutama keluarga, teman – teman, dan siapapun yang pernah beririsan hidup selama ini.
Kembali lagi ke tulisan tentang olahraga. Pelan tapi pasti, saya kembali ke dunia lari. Sempat tersendat karena hamil melahirkan yang beruntun, sakit, mudik dan segala alasan dari yang betulan maupun yang mangada-ada (alias males). Tahun ini saya canangkan sebagai tahun lebih fokus pada lari, jalan kaki, bersepeda dan ˆ angkat beban di rumah.
Saya menjadi finisher 10km NN CPC Loop Den Haag 2024 dengan catatan waktu 1 jam 29 menit. Pace cimit : 8 menit 57 detik. Lumayan bukan menjadi yang terakhir sampai finish. Setelah tahun lalu dengan perut besar, jadi 3 orang terakhir yang sampai finish haha. Untuk kategori perempuan usia 40an, saya ada diurutan ke 384 dari 395 peserta.
Ini menjadi medali ke 3 saya untuk kategori 10km di event lari tahunan CPC Loop Den Haag. Pertama mengikuti tahun 2015. Total punya 4 medali di event ini, tahun kemaren saya ikut yang kategori 5km saat sedang hamil. Sekarang bayi yang dikandung badan, mulai belajar jalan. Sempat mellow sebelum start. Tahun lalu dengan perut berisi janin usia trimester dua ikutan lari 5km. Tahun ini pas saya lari, bayinya di rumah sama Papa dan kakak2nya. How time flies.
Bulan November 2023 saat pendaftaran mulai dibuka, saya optimis mendaftar untuk Half Marathon (HM = 21km). Sudah latihan intensif juga. Sempat terhenti latihan karena terkena Covid dan sakit sinusitis paraj. Kemudian lanjut latihan lari secara teratur lagi. Lalu saya tersadar, waktu startnya tidak singkron dengan jam tidur bayi sore hari. Akhirnya saya revisi ke 10km saja. Demi bayi bisa tidur nyenyak. HM bisa tahun depan.
Cuaca hari minggu 10 Maret 2024 lumayan hangat. 7°C tidak hujan, tidak berangin dan sedikit mendung. Saya mulai di startwave 3. Tau diri kalau larinya lelet, jadi pada startwave 3 kupercaya. Startwave ini adalah waktu perkiraan bisa menyelesaikan race. Harus diisi saat mendaftar.
Selama lari, tidak ada hambatan yang berarti. Medan lari pun lumayan menantang ya ada beberapa kali tanjakan. Walhasil betis mulai kram saat 3km terakhir. Ini yang bikin saya mulai lari selow asal sampai finish dengan selamat. Secara perlahan, saya disalip 3 Oma Oma dengan berurutan. Pace lari saya kalah dengan pace jalan cepat para oma tersebut. Menangis dalam betis kram :)))) Saya takjub sekali dengan semangat olahraga di negara ini. Para Oma Opa yang sudah umur 70 tahun bahkan lebih dari 80 tahun, tetap aktif berolahraga sampai ikut event lari 10km, 21km bahkan 42km. Inspirasi buat saya untuk tetap berolahraga sampai usia senja.
Sepanjang perjalanan, seperti biasa sorak sorai dari orang – orang baik di pinggir jalan maupun dari balkon rumah masing – masing yang memasang musik. Meneriakkan nama dari masing – masing peserta. Memang kemeriahan seperti ini yang selalu dirindukan kalau ikutan race dalam skala yang besar. Mereka yang dipinggir jalan inilah secara totalitas menyemangati kami yang sedang berlari.
Bangga sekali dengan diri sendiri saat sampai di garis finish dan menerima medali. Berapapun jaraknya, ada usaha keras dibaliknya. Latihan teratur, jaga makan, tidur yang cukup. Menyusui bayi dulu supaya dia bisa tidur sebelum saya tinggal ke tempat event. Sampai ke rumah, waktunya dia tidur sore, saya kembali menyusui dan menemani tidur. Kalau punya bayi, memang harus tau prioritas dan pintar bagi waktu.
Apresiasi terbesar saya haturkan buat suami yang mendukung apapun hobi dan cita2 saya dengan mengurus anak2 dan bayi di rumah. Tidak pernah melarang saya untuk berkegiatan di luar rumah, travelling sendirian, bertemu teman2, nonton konser, ikut kursus ini itu, ikut ujian apapun. Tau kalau istrinya tidak bisa diam dan sayapun tau diri tentang skala prioritas : tidak lalai dengan kewajiban saya sebagai Ibu, peran sebagai istri dan tidak meninggalkan identitas saya sebagai individu. Mencoba menyeimbangkan, seiring sejalan.
Semoga tahun depan bisa terlaksana mulai serius ikut beberapa event lari untuk Half Marathon (21km). Supaya 2 tahun lagi bisa ikut Full Marathon (42km) *semoga bukan hanya angan semata dan tidak nggedabrus saja 😅
Suatu malam, disalah satu pembicaraan kami sebelum tidur, saya tiba – tiba teringat sesuatu :
Saya : Kapan – kapan pengen deh nulis khusus tentang kamu. Semacam apresiasi buat kamu atas semua yang sudah kamu lakukan selama kita menikah. Jadi nulis yang baik – baiknya. Semacam yang indah – indah gitu. Segala hal baik yang sudah kamu lakukan *lalu yang baca nahan – nahan mual di perut.
Suami : Oh ya bagus itu, biar aku sesekali tampil lah jadi pemeran utama di blog kamu. Bukan sekedar bayangan *huahaha bayangan, ngakak waktu itu. Tulis ya yang bagus – bagus, yang banyak *lah rikues Pak Suami.
Saya : Eh tapi, nanti dipikir kita ada lagi ada masalah. Kan aku ga pernah nulis panjang lebar tentang kamu. Tiba – tiba membahas kamu, semacam mencurigakan. Biasanya kan gitu, kalau ada pasangan yang jarang atau bahkan ga pernah ngomongin hubungan mereka secara terbuka, trus tiba – tiba sering muncul dengan foto dan cerita yang indah – indah, biasanya kan ada sesuatu yang disembunyikan. Lalu akhirannya, terjadi sesuatu.Kamu pernah mengamati hal itu ga?
Suami : oh ya, bener juga. Aku juga seringmemperhatikan hal ini. Sama pemikiran kita…….. *pembicaraan pun berlanjut makin seru.
Saya pada dasarnya suka mengamati sekitar, apapun itu, manusia, hewan, bahkan kerikil – kerikil. Sejak kecil sudah seperti itu. Makin bertambah umur, makin terasah apalagi sejak nyemplung di dunia riset (kualitatif). Makanya saya lebih senang tidak terlalu berisik kalau sedang dalam suatu kelompok, karena saya sibuk mengamati. Lalu dari hasil pengamatan tersebut, biasanya kepala saya akan sibuk menganalisa, cari – cari referensi semacam jurnal atau artikel. Atau ya hanya sekedar mengamati dan menganalisa di kepala saja. Ujung – ujungnya, jadi bahan tulisan. Pernah beberapa teman ngomong seperti ini : hati – hati loe – loe pada sama Deny, otaknya tuh ga pernah berhentimikir. Kelihatannya dia diem, tapi kepalanya penuh ide buat nulis. Daun ga gerak aja bisa dibuat tulisan panjang sama dia. Jadi, hati – hati sama gelagat kalian, bisa – bisa jadi bahan tulisannya.
Saya ngakak parah sih kalau ada yang komentar seperti itu, karena benar adanya. Saya tidak menggosip kelakuan secara personal, tapi saya suka mengamati, menganalisa, dan ujung – ujungnya hasil analisa pribadi jadi bahan tulisan. Senang saja saya mengamati tingkah laku manusia.
Tapi pada hasil amatan dalam tulisan ini, cuma sekedar amatan tanpa ada bukti ilmiah yang mendukung. Hanya sekedar mengamati fenomena sosial yang terjadi sejak saya mulai ngeh dengan media sosial, diantara kalangan pertemanan, pesohor, ataupun saudara sendiri. Ini tentunya tidak bisa gebyah uyah atau pukul rata ya, hanya beberapa yang tak luput dari amatan saya, kok ya pas kejadian. Dan sekali lagi, tidak ada yang salah dalam membagikan cerita romantis dan foto – foto bahagia dengan pasangan. Sama sekali tidak salah karena itu hak setiap orang. Pada dasarnya memang media sosial diciptakan untuk berbagi hal apapun kan.
Banyak pasangan yang memilih untuk berbagi cerita kehidupan sehari – hari, cerita percintaan, ataupun foto – foto mesra yang diunggah ke khalayak umum. Tak sedikit pasangan juga memutuskan hal sebaliknya, menyimpan dan tidak mau berbagi hal – hal ke media sosial, yang mereka anggap masuk ranah pribadi, dengan alasan menjaga privasi. Yang memilih berbagi foto mesra dan cerita kehidupan bersama pasangan, alasannya banyak. Ada yang memang hanya sekedar berbagi cerita, berbagi momen bahagia, syukur – syukur bisa menginsipirasi yang melihat dan membaca. Ada beberapa juga yang ternyata sedang menyembunyikan gundah gulana lalu ingin menunjukkan pada dunia bahwa mereka sedang baik – baik saja dengan menuliskan hal – hak baik tentang pasangan, mengunggah foto yang ceria, ataupun memuji setinggi langit apa yang sudah dilakukan pasangan.
Untuk mereka yang masuk pada kelompok terakhir, biasanya yang tidak pernah atau sangat jarang muncul hadir di media sosial bersama pasangannya, lalu mak bedundug ikut meramaikan jagad media sosial dengan segala cerita indah dan puja puji untuk pasangan. Biasanya saya langsung curiga wahh ini ada apa ya. Insting langsung berbicara. Tapi yah, itu kan hanya Suudzon saya saja. Meski banyak juga yang akhirnya terbukti seperti hipotesa awal saya.
Saya sendiri, sudah lama sekali tidak pernah menampilkan foto suami di akun media sosial maupun di blog. Apalagi follower twitter saya makin banyak, jadi tidak bisa sebablas dulu lagi untuk menuliskan dan menampilkan foto di sana. Bagus juga seperti itu. Jadi saya punya rem cakram. Punya filter. Hanya 2 tahun pertama kalau tidak salah, saya menampilkan foto suami di blog. Setelahnya tidak sama sekali. Kalau untuk bercerita, ya pasti masih saya ceritakan.
Sama halnya dengan anak – anak. Baru beberapa tahun terakhir saya mulai membuka diri untuk mengatakan bahwa saya adalah seorang Ibu yang punya anak tiga. Sebelumnya, saya lumayan tertutup tentang anak – anak. Sekarang saya ceritakan beberapa kali di media sosial tentang anak – anak, secara umum, tanpa menyebutkan umur, jenis kelamin, dan foto. Dan yang saya ceritakan pun, bukan hal yang spesifik.
Banyak yang bertanya (ya beberapa oranglah, ga banyak banget) kenapa saya tidak terbuka tentang keluarga, paling tidak pamer foto anak dan suami. Jawabannya simple : saya menghargai privasi mereka dan saya takut kejahatan mengintai. Itu saja. Toh saya tidak harus membuktikan apapun kepada dunia tentang keluarga saya. Mereka yang saya jumpai di dunia nyata mengetahui dengan pasti, itu saja sudah lebih dari cukup. Selebihnya saya memilih menyimpang dan tidak membagikan pada dunia luas yang saya tidak tau seberapa aman di luar sana.
Kembali lagi ke pembahasan tentang pasangan yang tiba – tiba memunculkan foto berdua atau cerita kemesraan, padahal sebelumnya tidak, ya biarkan saja. Bukan hak saya untuk menghakimi kalau mereka sedang ada masalah atau memang sedang dalam masa romantis. Meski menganalisa dan membahas dengan sirkel terdekat tetap berjalan. Saya sudah tidak adil sejak dalam pikiran.
Mau pamer untuk membuktikan sesuatu silahkan. Mau pamer ya karena sedang jatuh cinta bertubi dengan pasangan ya silahkan. Tidak usah kepikiran nanti orang lain mikir ini dan itu. Yang tau kebenarannya, ya cuma kamu.
Kalian sendiri bagaimana, apa tipe yang ga masalah menampilkan foto pasangan dan anak – anak di media sosial? atau ya sudah disimpen saja, ngapain ditampilkan.
-29 Februari 2024-
*Tulisan ini intinya apa? Ya ga ada hahaha. Saya sedang meneruskan tulisan yang ada di draft saja. Daripada cuma tersimpan ga jelas, sayang. Jadi saya teruskan, meski ngalor ngidul ga jelas. Lumayan kan, blog jadi terisi lagi :))))
Ikut lomba lari saat sedang hamil, pernah saya cita – citakan sejak kehamilan pertama. Tapi, tidak pernah terlaksana karena selain kondisi badan yang tidak memungkinkan, pun tidak bertepatan dengan diselenggarakan CPC Loop di Den Haag. Tahun ini, saya diberikan kesempatan hamil (lagi), yang memang sebuah kehamilan yang direncanakan. Cerita tentang hamil, akan dibuatkan postingan terpisah.
Saat CPC Loop Den Haag bulan Maret 2023, usia kehamilan menuju trimester tiga. Saya pikir, pas banget waktunya karena kehamilan di trimester dua biasanya lebih bersahabat dibandingkan dua trimester lainnya. Meski begitu, hamil kali ini, tantangannya sungguh luar biasa. Jadi meski saya sudah latihan lari rutin 2 bulan menjelang CPC, tapi belum berani mendaftar. Saya tunggu sampai H-1. Suami tidak keberatan saya ikut lomba lari, hanya dia bilang tolong dipikirkan ulang. Tentu dia khawatir kondisi saya dan janin. Meski begitu, dia tidak berani melarang, karena tau istrinya semakin dilarang semakin nantang haha! Dokter dan bidan sudah saya kasih tau sebelumnya kalau saya akan ikut lomba lari. Mereka malah senang kalau lihat Ibu hamil tetap aktif olahraga.
Hari H pagi hari, saya yakin kalau badan dan perut dalam keadaan yang prima, langsung saya mendaftar. Pagi itu, di Den Haag cuacanya hujan, dingin, dan berangin. Saya berangkat ditemani suami dan anak – anak. Suami ikut karena setelah saya selesai lomba, dia lanjut ada kegiatan dengan kantornya. Biasanya dia ikut yang 10km, tapi karena kali ini ada kegiatan lain, jadi tidak bisa. Lumayan bisa jaga anak – anak sementara saya ikutan lari.
Waktu pengambilan nomer, petugasnya memastikan kalau saya tidak masalah saat berlari nanti. Saya bilang kalau kondisi saya baik. Salut, mereka malah menyemangati saya. Perut saya yang nampak lebih besar dibandingkan usia kehamilan, memang membuat orang khawatir apa benar akan ikut lari 5km.
Bahkan saat di garis start, beberapa orang menunjukkan rasa kagum pas lihat saya hamil. Sampai sungkan jadi pusat perhatian haha. Lomba pun dimulai. Saya ya lari semampunya kecepatan, maklum bawa perut besar bukanlah hal yang mudah. Tidak berapa lama, ada mobil yang jalan di sebelah. Ternyata mobil petugas kesehatan. Satu orang turun dan lari di sebelah. Mereka bilang akan mendampingi saya sampai finish. Saya terharu sekaligus merasa tidak enak. Berasa merepotkan orang saja. Padahal ya saya baik – baik, tidak ada keluhan apapun. Hanya saja, mereka ingin memastikan semua aman.
Pertengahan lari, tiba – tiba hujan deras sekali. Ditambah angin kencang. Saya sampai kelabakan karena kacamata jadi burem parah. sekitar 10 menit, hujan mereda. Basah jelasnya baju dan jilbab. Sempat terpikir ingin berhenti saja. Karena sebelum lari, saya bilang ke janin,”Nanti ikut Ibu lari 5km ya. Kita santai saja larinya. Kalau memang tidak sampai finish, tidak masalah. Yang penting sudah mencoba”. Lalu saya rasakan, badan saya masih kuat. Ok dilanjut.
Sepanjang jalan, orang – orang yang memang menyemangati yang ikut lari, melihat saya makin keras teriakan mereka, “Knap hoor!” atau “goed gedaan” atau “trots op jou!” beneran makin semangat untuk melanjutkan lari.
Alhamdulillah, tulisan finish terlihat dari jauh. Meski waktu sampai selesai lebih lama dari biasanya, saya tetap bersyukur, bisa sampai finish dalam keadaan sehat dan sampai keesokan harinya, tidak ada keluhan dari saya maupun janin.
“Suatu hari saat dia sudah besar, saya akan tunjukkan medali 5km ini dan foto – foto saat berlari. Saya akan bilang ke dia : Waktu kamu di perut Ibu, kita sama – sama lari dan berhasil sampai finish”
Pencapaian saya tahun ini. Bangga dengan diri sendiri dan janin. Terima kasih pada suami yang selalu mendukung apapun yang ingin saya lakukan. Terima kasih pada anak – anak, yang ketika melihat saya di garis finish langsung berlari memeluk trus bilang, “Ibu, selamat! kamu sudah sampai. Aku bangga sama kamu”
Sampai race tahun depan. Mungkin saya akan ikut yang 10km sambil mendorong Stroller.