Dua minggu lalu, Saya dan anak – anak mengikuti lomba lari yang diadakan di Pijnacker – Zuid Holland.
Untuk anak – anak, mereka ikut kelompok yang sesuai usia yaitu jarak 600 meter. Sedangkan saya, ikut yang 10km. Foto di bawah ini adalah medali yang saya dan anak – anak dapatkan.
Dua minggu sebelum hari H, tulang di betis terasa agak sakit. Saya coba untuk lari santai, tetap sakit. Saya mulai ragu untuk mendaftar lomba itu. Takut kalau makin cedera. Suami sudah menyarankan untuk dibawa ke Fisioterapi saja, hanya saya menunda. Merasa kalau bisa sembuh dengan sendirinya. Seminggu sebelum lomba, sakit mulai berkurang. Saya mencoba mendaftar online, sudah tutup. Masih bisa mendaftar dengan datang langsung. Akhirnya saya menitip ke suami untuk mendaftarkan saat dia menemani anak – anak ke tempat lomba.
Ini race 10km ke-empat yang saya ikuti ditahun 2024 dan yang berpuluh kali selama lebih dari 10 tahun ikut lomba lari. Harusnya mudah ya karena sudah terbiasa. Nyatanya, masing – masing lomba lari punya tantangan tersendiri. Kali ini, tantangan saya adalah lari melawan angin yang kencang dan rute yang dilalui naik turun jembatan, jadi nafas saya kocar kacir. Lalu di km ke 8, betis saya mulai kram jadi makin cimit2 lah lari sejauh 2km terakhir. Walhasil, total waktu kali ini adalah terlama kedua setelah race 10km di Bromo Marathon 2014. Dan kali ini, saya yang terakhir masuk finish untuk kategori 10km. Baru kali ini terakhir masuk finish. Memanglah ya, semua selalu ada kali pertama. Termasuk pertama kali untuk jadi yang terakhir.
Tetap saya bangga dengan diri sendiri karena sudah berlari sejauh ini. Non-stop tidak berhenti untuk jalan sama sekali (Selama ini juga saya tidak pernah berhenti saat ikut race 10km). Meskipun pace siput, tapi sampai finish dengan gembira, sehat, dan tanpa cedera. Total waktunya, saya ukir di belakang medali.
Saya bangga punya suami yang juga suka olahraga dan lari. Apalagi bisa menginspirasi anak – anak karena melihat saya dan suami rajin ikut lomba lari. Mereka mulai tertarik ikut lomba lari sejak umur 4 dan 3 tahun. Mulai jarak 500 meter sampai bulan lalu sudah naik ke 750 meter dan 1.5km sesuai pertambahan usia mereka. 3 minggu lalu, mereka ikut lomba lari di kampung kami tinggal untuk jarak 750 meter dan 1.5km.
Dulu saya dan suami selalu ikut lomba bareng. Meski kategorinya berbeda. Sekarang karena sudah ada anak – anak, kami biasanya bergantian ikut race. Kalau bulan ini saya sudah ikut race, saya tanya suami apakah dia bulan depan ada rencana ikut race. Kalau iya, berarti bulan depan saya tidak ikut. Kenapa bergantian? Karena harus jaga anak – anak.
Rajin ya ikut lomba lari? Iya, lumayan jadi motivasi mengumpulkan medali….kalau dapat 😅dan bisa berlari bersama seluruh keluarga. Bonus lainnya, ya apalagi kalau bukan untuk dipamer di media sosial 😄 tapi yang terutama adalah badan sehat dan bugar. Saya ingin menua dengan sehat bugar bahagia, jika memang jatah umur saya panjang.
Harusnya sudah bisa ikut Half Marathon (21km) ya. Harusnya sih, saya juga pengen sekali merasakan bagaimana rasanya lari 21km. Tapi di dunia ini kan tidak semua hal itu pakai rumus Harus. Kalau saya sudah yakin dan mampu, pasti saya akan mendaftar. Siapa tau tahun depan bisa ikutan.
Pulang ke rumah, saya langsung makan soto ayam dan mocca cake. Selalu senang setelah race karena bisa makan super banyak!
Semangat olahraga untuk kita semua dan sehat selalu💪🏽
Sampai dicerita lomba lari berikutnya.
-20 Oktober 2024-