Kamu Yang Kutunggu

Tanah Lot, Bali

…Kamu dikirim Tuhan untuk melengkapiku, ‘tuk jaga hatiku. Darimu aku bisa merasakan kesungguhan hati. Tak kan cemas kupercaya kamu. Ternyata kamu yang kutunggu…

Video Klip dan liriknya bikin mewek. Iya, saya lagi kangen tingkat dewa sama Mas Ewald. Nonton sambil nangis. Iya, saya memang gampang nangis.

Tinggal selangkah lagi, kemudian jarak dan waktu bukan lagi menjadi penghalang buat kami untuk menyatukan hati

301113 – Masa Dimana Semuanya Bermula

Prosesi Jawa

Hari ini setahun yang lalu…

Saya dan kamu adalah dua asing dalam ruang yang berbeda. Kamu melihat saya, tanpa ada niat untuk menyapa. Hanya memandang dari sudut ruang yang berbeda. Saya memulai menyapa kamu. Tanpa ada rasa, tanpa ada asa. Hanya sebuah sapaan biasa. Iseng tanpa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Kamu membalas sapaan saya, lugas, tegas, tanpa ada kata yang bias. Kita kemudian saling bertegur sapa, memulai percakapan yang jauh dari kata istimewa. Saya dan kamu memulai semuanya dari sepotong kata. Delapan bulan kemudian, saya dan kamu melebur menjadi kita, berucap janji setia saling menjaga selamanya dan tidak akan menyia-nyiakan yang telah dipersatukanNya menjadi ikatan yang tidak akan lepas seberapa kuat goncangan dan ujian yang ada dihadapan.

Hari ini setahun kemudian…

Saya dan kamu telah berubah menjadi kita dalam ruang yang sama. Kita yang pada awalnya memulai dengan sapa yang sederhana, melanjutkan langkah dengan sebongkah doa agar niat tetap kuat, saling bergandengan tangan sampai maut memisahkan. Meskipun saat ini kita masih terpisah oleh jarak namun selalu yakin bahwa keikhlasan hati untuk saling bersama mampu meretas rentang yang membentang. Jalan kita masih panjang dan tidak pernah tahu apa yang ada didepan. Mari kita jalani segalanya secara sederhana namun dengan langkah luar biasa. Langkah penuh cinta, saling berbagi tawa, suka dan duka dalam balutan doa.

Teruntuk kamu, suami dan teman terbaik dalam hidupku, Mas Ewald. Terima kasih sudah menemukan saya. The most wonderful thing i decided to do was to share my life and heart with you. Thank you

NB : 301113 adalah mahar pernikahan kami, sebuah penanda tentang masa dimana semuanya bermula.

Dan puisi dibawah ini saya tulis pada waktu itu untuk seseorang yang kelak akan menjadi imam saya. Sekarang coretan kata ini saya berikan untuk suami tercinta sebagai tanda mata karena yakin telah menjadikan saya sebagai istrinya.

Coretan Kata Untuk Suami Tercinta
Coretan Kata Untuk Suami Tercinta

-Surabaya, 30 November 2014-

Catatan Perjalanan – Karimunjawa

Ada bentangan pantai berpasir putih di sini dengan beragam fauna yang menakjubkan, juga hutan mangrove dan hutan tropis dataran rendah yang menyajikan pemandangan menyejukan mata.

Wonderful Indonesia

Masih dalam rangkaian jalan-jalan sebulan dari Bali dan seluruh Jawa, kali ini episode Karimunjawa. Tulisan kali ini agak panjang, jadi sabar ya membacanya. Karena pengalaman di Karimunjawa sangat sayang untuk tidak ditulis semua.

Sebelum dengan suami, saya sudah pernah ke Kepulauan Karimunjawa sebelumnya, tahun 2009, backpacker-an berenam dari Jakarta. Saat itu, Karimunjawa belum terlalu ramai seperti saat ini.

Karimunjawa adalah gugusan pulau yang sangat indah dengan hamparan pasir putih menawan, meliputi 27 pulau dalam 1 kecamatan dan terbagi dalam 3 desa. Luas tempat indah ini adalah 107.225 ha, sebagian besar wilayahnya berupa lautan (100.105 ha) sementara sisanya adalah daratan seluas 7.120 ha. Karimunjawa dijuluki Perawan Jawa, sebuah inisial yang merujuk pada perairannya begitu bening sehingga sebuah koin yang jatuh ke dalamnya akan dengan mudah ditemukan karena kejernihannya (Wonderful Indonesia)

Tidaklah susah menuju Karimunjawa. Ada dua cara melalui Jepara atau Semarang. Kalau bertanya lewat Google, maka informasi kapal menuju Karimunjawa akan sangat gampang ditemukan. Dan, tidak setiap hari ada kapal menuju pulau ini. Jadi rajin-rajin update karena jadwal bisa berubah mendadak karena kondisi cuaca, seperti yang kami alami waktu itu.

Karena sebelumnya saya menyeberang melalui Semarang, maka kali ini saya ingin merasakan melalui Jepara. Penyeberangan melalui Jepara ini dibumbui oleh drama-drama dan kejutan-kejutan. Segala informasi saya cari di google. Saya sudah memesan tiket Express Bahari (Harga tiket Rp 110.000) melalui telepon ke Agen yang (katanya) resmi. Ketika saya tanya uang harus ditransfer kemana, mas yang menerima telepon bilang tidak usah. Langsung datang ke loket pada hari H. Dari sini saja saya sudah mulai curiga kenapa uang tidak mau ditransfer. Tapi menurut mas tersebut, nama saya sudah dicatat. Jadi saya antara tenang dan tidak juga sih rasanya. Masih was-was. Sedangkan untuk tiket kembalinya, yaitu Karimunjawa – Semarang, kami menggunakan Kapal Cepat Kartini, dan saya sudah menelepon (024) 70400010 dengan Ibu Chandra. Ini adalah nomer telepon Pelni Semarang. Jadi saya lumayan tenang karena sudah mentransfer uang (Harga tiket Rp 130.000). Ibu Chandra bilang kalau tiket fisiknya mendekati jadwal kepulangan akan dititipkan kepada salah satu awak kapal.

Jadwal penyeberangan kami Jepara-Semarang Jumat 22 Agustus 2014 (14:00-17:00). Karena sebelum ke Jepara kami menginap di Semarang, maka saya memesan travel Semarang-Jepara untuk keberangkatan Jumat jam 7 pagi, dengan asumsi masih punya banyak waktu untuk jalan-jalan disekitar pelabuhan karena lama perjalanan Semarang-Jepara sekitar 3 jam. H-1 saya masih belum memesan penginapan dan kapal untuk snorkeling disana. Malamnya, ketika sedang menunggu Mas E yang sedang menjelajah Lawang Sewu (Saya tidak pernah berani masuk ke gedung Lawang Sewu, jadi saya menunggu diluar, duduk-duduk dengan bapak satpam), iseng-iseng saya menelepon salah satu penginapan yang (lagi-lagi) saya dapat dari Google. Setelah deal masalah penginapan, mas yang terima telpon saya (lupa namanya, maaf ya mas:D) bertanya saya sedang ada dimana. Saya jawab saja masih di Semarang karena penyeberangan dari Jepara jam 2 siang jadi saya baru berangkat ke Jepara jumat pagi. Masnya terkejut, dibilang kalo penyeberangan dari Jepara dipindah pagi jam 10 karena alasan cuaca buruk. Dan pemberitahuan tentang pindah jadwal ini sudah diumumkan seminggu sebelumnya. Lah, mana saya tahu. Waakk!! Saya langsung panik. Bagaimana ini? Kalau jam 10 pagi, harus berangkat jam berapa dari Semarang, dan saya tidak tahu apakah ada travel pagi sebelum jam 7 berangkat ke Jepara. Huhh!! Asli panik sekali. Saya langsung tanya sana sini, akhirnya saya memperoleh satu nama travel (lupa lagi namanya), ada pemberangkatan jam 5, dan kursi yang tersisa tinggal 2. Pas!!

Paginya sekitar jam 5 kami sudah dijemput dan jam 6 mulai meninggalkan Semarang. Sampai di Pelabuhan Jepara sekitar jam 9.30. Dan itu yang namanya pelabuhan sudah penuh dengan lautan manusia. Wisatawan asing dan wisatawan lokal memenuhi pelabuhan. Saya tiba-tiba panik. Kami kan belum membeli tiket kapal. Kami langsung menuju loket, ternyata masih tutup. Dan antrian sudah panjang. Beberapa saat, kami mendengar kalau tiket penyeberangan sudah terjual habis beberapa hari sebelumnya. Duh! Rasanya kesal sekali. Jadi yang saya pesan lewat telepon tidak berguna. Menyebalkan!. Saya bilang ke Mas E untuk menjaga tas. Saya mau keliling nyari calo (hahaha, baru kali ini rasanya saya nyari calo). 10 menit sebelum keberangkatan saya sudah pasrah saja tidak dapat tiket karena setelah keliling, para calo bilang kalau tiket sudah habis. Saya berjalan gontai. Dan ketika sudah pasrah seperti itu, ternyata keajaiban datang. Saya melewati beberapa lelaki yang bergerombol membicarakan tiket. Sayup-sayup mendengar ada 2 tiket lebih. Langsung saya berteriak kalau saya bersedia membeli berapapun harganya. Dan, diluar dugaan, tiket dijual dengan harga normal dengan syarat saya dan Mas E disuruh menginap di penginapan saudaranya. Saya langsung menyanggupi dengan konsekuensi saya harus membatalkan reservasi penginapan yang sudah saya buat sebelumnya. Yiaayy!! Saya jogged-joged India karena kesenengan dapat tiket last minute. Mas E yang tidak mengerti jalan ceritanya saya cium-cium karena saya terlalu senang. Saya bilang kalau Tuhan selalu bersama orang-orang yang sedang bulan madu 🙂

Perjalanan 3.5 jam laut kami lalui dengan lancar. Tidak ada drama mabuk laut meskipun ombak sedang tinggi. Tetapi ada drama lain didalam kapal. Kami baru sadar ternyata tiket yang sudah dibeli beda kelas. Satu VIP dan satu bisnis. Akhirnya saya yang mengalah, saya yag dikelas bisnis. Tanpa AC tentu saja, dan Mas E di VIP. Alasan saya yang mengalah, karena dia kan belum lama di Indonesia, saya takut dia merasa tidak nyaman kalau harus kepanasan tanpa AC, dan duduk berdesakan dengan penumpang yang lain. Rasanya sangat tidak nyaman duduk terpisah ruangan begitu. Biasanya runtang runtung, ngobrol dan tertawa bareng, sekarang jadi manyun sendiri. Mas E juga ternyata merasa seperti itu. Tanpa sepengetahuan saya, ternyata dia “menyuap” a.k.a dengan membayar tambahan 10.000 kepada awak kapal agar saya bisa satu ruangan. Suapan pertama yang dia lakukan, karena awak kapal yang ternyata memberi ide untuk membayar uang tambahan.

Sesampainya di Karimunjawa kami langsung dijemput mobil (sebenarnya jalan kaki juga bisa, sekitar 15 menit) langsung menuju penginapan. Ternyata penginapannya bersih dan nyaman sekali. Semalam harganya 80 ribu sekamar. Kamar mandi bersih dengan toilet duduk dan setiap pagi sore dapat minuman dengan rasa (kacang hijau, es cincau, teh, dan es apa ya satu lagi lupa). Pelayanan memuaskan. Di Karimunjawa penginapannya adalah rumah penduduk. Rata-rata sih bersih dan nyaman. Kalau mau menginap di hotel atau resort sih bisa. Harga menyesuaikan, artinya jauh lebih mahal dibandingkan penginapan di rumah penduduk, karena biasanya dimiliki oleh warga negara asing. Ada juga penginapan apung ditengah laut. Tapi saya juga tidak tahu harganya berapa. Di Karimunjawa pasokan listrik dibatasi. Dari jam 7 pagi sampai jam 17.00 sore listrik padam. Jadi kalau malam segala gadget harap di charge sebelum paginya listrik dipadamkan

HARI PERTAMA

Hari pertama langsung nyebur kelaut. Snorkeling dengan paket snorkeling yang dapatnya dadakan dengan harga Rp 150.000 per orang untuk alat snorkeling lengkap, makan siang dan sewa kapal. Jadi, untuk siapapun yang ke Karimunjawa tidak ikut paket tur, jangan khawatir. Selalu ada paket snorkeling dadakan seperti pengalaman kami. Seperti yang sudah disebutkan, Karimunjawa terdapat 27 pulau. Tetapi tidak semua pulau bisa dimasuki atau bisa menjadi tempat snorkeling karena beberapa pulau sudah dibeli oleh warga negara asing. Biasanya yang menjadi tempat snorkeling adalah Pulau Menjangan besar dan kecil, Pulau cemara besar dan kecil, Tanjung Gelam, Pulau Tengah dan Pulau Cilik. Kami snorkeling di 2 tempat, Pulau Cemara Besar dan Pulau Menjangan Besar. Setelah muter sana sini, komentar suami bagus banget pemandangan bawah lautnya meskipun biota laut tidak sebanyak di Pulau Menjangan, Bali.

Setelah puas snorkeling 2 dua tempat, kami melanjutkan ke Penangkaran Hiu. Jadi ditempat ini ada satu kolam berisi anak-anak hiu, dan kita diperbolehkan bermain-main dengan mereka asal tidak ada luka atau kalau yang wanita tidak sedang menstruasi (kata penjaganya sih begitu).

Dari penangkaran hiu, kami kembali ke penginapan karena sudah menjelang malam. Malam harinya kami menikmati suasana Karimunjawa yang tenang dengan berkumpul di Alun-alun bersama banyak pengunjung menikmati kuliner lokal. Makanan yang ditawarkan kebanyakan makanan laut pastinya dengan harga yang masih masuk akal. 1 ikan bakar ukuran besar sekali (Saya makan berdua berasa kenyang sekali dan masih sisa karena sudah kekenyangan) harganya Rp 50.000. Selain kuliner, di Alun-alun juga banyak yang menjual Souveni Karimunjawa seperti kaos, gantungan kunci, pernak pernik dari laut. Kaos yang dijual rata-rata Rp 30.000. Kami membeli di malam kedua karena kehabisan baju.

HARI KEDUA

Hari kedua Mas E mengajak mengelilingi pulau dengan menyewa sepeda motor. Dia sudah merasa cukup snorkeling karena sebelumnya sudah snorkeling di Bali. Saya sebenarnya agak cemas dengan ide Mas E untuk mengelilingi pulau dengan menggunakan sepeda motor. Sebabnya dia baru sekali naik sepeda motor ketika sedang liburan di Yunani. Jadi ini menjadi pengalaman keduanya. Waduh! Saya kan takut kalau dia tidak stabil mengendarai karena untuk mengelilingi pulau jalannya kan naik turun dan tidak semua jalan rata. Tapi kecemasan saya tidak terbukti, sepanjang jalan baik-baik saja kami. Jadi, mengelilingi pulau bisa dijadikan alternatif wisata di Karimunjawa. Dengan menyewa sepeda motor matic penduduk setempat seharga Rp 70.000 per hari plus bensin 3 liter (saat itu satu liter harganya Rp 10.000 disana) sangat cukup untuk mengelilingi pulau dari ujung sampai ujung, dari pagi sampai malam.

Pertama kali dibonceng sama suami, rasanya romantis hahaha. Karena kami santai, tidak terburu oleh apapun, maka kami banyak berhenti di pantai-pantai yang tersembunyi, misalkan Pantai Barakuda, Pantai Nirwana dan yang lainnya (lupa saking banyaknya singgah). Kami juga berhenti untuk trekking di Hutan Mangrove yag terletak di desa Kemojan. Juga menemukan bukit yang bernama Joko Tuo dimana kami bisa melihat seluruh Karimunjawa dari atas. Perjalanan kami berujung di Bandar Udara Dewandaru. Baru tahu ternyata Karimunjawa mempunyai Bandara, meskipun bukan pesawat komersil yang beroperasi melainkan beberapa pesawat pribadi dari warga negara asing dan pesawat milik pemerintah. Sepanjang perjalanan beberapa kali kami berhenti untuk makan. Mas E yang doyan banget makan kelapa muda selama di Indonesia jadi seperti merasakan surga di Karimunjawa karena bisa makan kelapa muda yang langsung dipetik dari pohon. Ketika makan di salah satu rumah penduduk, tiba-tiba kami ditawari untuk membeli tanah dengan harga per meter persegi Rp 340.000 tersedia untuk 1000 meter persegi. Woohh, murah hitungannya. Mereka bilang kalau banyak sekali warga asing yang membeli tanah di Karimunjawa untuk dijadikan resort atau sekedar tempat tinggal untuk liburan. Mas E sempat menyelutuk “untung disini ga ada ATM, kalau ada bisa langsung aku beli itu” <— Mbujuukk Mas Mas :D. Oh iya, di Karimunjawa tidak ada ATM ya, jadi bawalah uang yang cukup selama tinggal disana

Perjalanan darat kami diakhiri dengan melihat sunset di Tanjung Gelam. Rupanya pulau ini menjadi salah satu tempat terbaik untuk mengabadikan sunset di Karimunjawa selain bukit Joko Tuo. Dan memang benar, sunsetnya sungguh menghipnotis. Perjalanan hari itu sungguh menyenangkan. Banyak sekali mengunjungi pantai dan tempat yang kami belum tahu sebelumnya. Berkenalan dengan penduduk setempat, berbincang dan bercanda bersama mereka

Inilah yang kami suka dari sebuah perjalanan. Tidak hanya mengenal tempat yang baru, tetapi bisa berinteraksi dengan penduduk setempat, mengenal dan berbaur dengan mereka. Perjalanan itu bukan hanya tentang sebuah tujuan, melainkan mendapatkan pengalaman.

HARI KETIGA

Hari ini waktunya kami pulang. Kami sudah siap sejak jam 7 pagi karena kapal akan pergi pada pukul 10. Kami memutuskan untuk jalan kaki menuju pelabuhan karena kami rasa jaraknya masih normal dengan menggendong ransel yang besar. Sesampainya di Pelabuhan, kami sudah diberi tahu awak kapal bahwa ombak sedang tinggi. Ternyata benar, tidak lama setelah kami bertolak dari tepi pantai, ombak mulai membuat kapal bergoyang kesana sini. Konon waktu itu ombak sampai ketinggian 5 meter. Walhasil saya dan Mas E mabuk muntah-muntah sepanjang jalan. Saya muntah didalam kapal, dia muntah diluar kapal. Kocak banget sekarang kalau diingat. Sesampainya di Semarang, kami sudah lemas karena seluruh isi perut keluar. Lapar ujung-ujungnya. Mas E sampai bilang “aku ga akan naik kapal ini lagi. Nightmare” hahaha. Yang bikin mabuk sebenarnya bukan kapalnya, tapi ombak yang tinggi itu.

Kesan Mas E terhadap Karimunjawa adalah pulau yang menyenangkan dan ideal buat tempat liburan. Tidak rame dan alamnya masih alami belum banyak eksploitasi sana sini. Awalnya dia terpikir untuk membeli tanah dan tinggal disini. Tapi setelah melewati drama mabuk laut, jadi berpikir ulang, kecuali menuju Karimunjawa naik pesawat pribadi *berasa pejabat ya Mas 😀

Selama di Karimunjawa, saya lebih mengenal Mas E. Ya maklum saja, selama ini kami selalu menjalin hubungan jarak jauh, dan waktu 8 bulan sejak kenal sampai memutuskan menikah sangatlah singkat untuk mengenal satu sama lain apalagi dipisahkan oleh jarak. Tidak dipungkiri selama di Karimunjawa kami sering bertengkar, dari hal-hal sepele sampai yang besar. Tapi kami menyadari bahwa itu adalah proses pengenalan kami satu sama lain. Istilahnya pacaran setelah menikah. Dan saya senang telah memilih traveling selama sebulan dari Bali sampai seluruh kota-kota besar di Jawa sebagai proses kami untuk saling mengenal. Selama perjalanan, baik buruk pasangan jadi terkuak semua. Traveling adalah cara yang paling efektif untuk lebih dekat mengerti dan memahami pasangan

Perjalanan bukan hanya tentang sebuah tujuan, melainkan tentang pengalaman, termasuk pengalaman dalam mengenal pasangan

 

NB : Saya bukan pengingat dan pencatat yang baik. Karenanya saya jarang mengabadikan detail perjalanan dalam sebuah catatan. Saya hanya bisa mengingat detail kejadian. Dan saya bukan perencana perjalanan yang baik. Saya biasanya hanya merencanakan secara garis besar. Tapi tidak bisa sampai detail, karena terlalu ribet. Dan saya juga biasa menikmati perjalanan yang mengalir dengan segala kejutan-kejutannya :). Tapi saya selalu punya senjata. Mengandalkan kecanggihan teknologi dan tanya sana sini ^^. Jadi buat yang ingin pergi mandiri, jangan malas untuk cari informasi sebanyak-banyaknya dari internet ya. Jangan gampang bertanya sesuatu yang sebetulnya informasinya mudah didapat dari google. Happy traveling 🙂

Bagaimana dengan pengalamanmu?

Selamat melakukan perjalanan dengan pasangan 🙂

-Surabaya, 28 November 2014-

 

Snorkeling di Pulau Cemara Besar
Snorkeling di Pulau Cemara Besar
Karimunjawa dilihat dari atas bukit Joko Tuo
Karimunjawa dilihat dari atas bukit Joko Tuo
Kedua kali naik sepeda motor seumur hidupnya. Jadi bangga kesenengan si Mas :)
Kedua kali naik sepeda motor seumur hidupnya. Jadi bangga kesenengan si Mas 🙂
Melewati pemandangan ini sepanjang tour darat
Melewati pemandangan ini sepanjang naik sepeda motor muter pulau
Selama di Indonesia, dimana-mana yang dicari selalu kelapa muda. Tidak pernah sebelumnya makan kelapa muda yang langsung ambil dari pohonnya
Selama di Indonesia, dimana-mana yang dicari selalu kelapa muda. Tidak pernah sebelumnya makan kelapa muda yang langsung ambil dari pohonnya
Sarapan dengan Lontong Pecel super pedas. Duh! ini enak banget rasanya. Sepiring penuh harganya Rp 5.000
Sarapan dengan Lontong Pecel super pedas. Duh! ini enak banget rasanya. Sepiring penuh harganya Rp 5.000
Hutan Mangrove
Hutan Mangrove
Mangrove Karimunjawa
Mangrove Karimunjawa
Pohon Ranting berdiri kokok diatas tanah kering
Pohon Ranting berdiri kokok diatas tanah kering
Sunset di Tanjung Gelam
Sunset di Tanjung Gelam
Rawa
Rawa
Kolam Hiu di Pulau Menjangan Besar. Jadi kita bisa nyemplung dan bermain bersama bayi-bayi hiu ini. Saya dan Mas E? Duduk-duduk saja di Perahu :D
Kolam Hiu di Pulau Menjangan Besar. Jadi kita bisa nyemplung dan bermain bersama bayi-bayi hiu ini. Saya dan Mas E? Duduk-duduk saja di Perahu 😀

P1000746

Sunset Tanjung Gelam
Sunset Tanjung Gelam
Numpang Narsis :)
Numpang Narsis 🙂 … Ya ampun, nampak seperti liliput gitu, mungil disebelah Suami 😀

Pelangkah dan Langkahan, Mitos atau Fakta?

“Aku sudah pacaran bertahun-tahun. Rencananya setelah lulus S2 ini kami akan segera menikah. Tapi rencana itu sedikit terhambat. Pacarku anak terakhir. Dia masih punya Mas dan Mbak yang belum menikah. Ibu pacarku tidak mau kalau kedua kakaknya dilangkahi. Bagaimana ini?”


“Saya serius dengan anak Ibu, Saya ingin melamar secara resmi. Apakah Ibu mengijinkan?”

Sayup-sayup terdengar suara pacar adik saya berbicara dengan ibu di ruang tamu. Deg!! Hati saya tiba-tiba mencelos. Adik saya yang paling kecil sudah ada yang melamar. Dia 6 tahun lebih muda dan sedang meniti karir disebuah Bank milik Negara. Hidupnya selangkah lagi menjadi lebih sempurna, menurut doktrin yang menancap di masyarakat Indonesia. Saya sedih akan kehilangan saudara perempuan satu-satunya dan yang paling dekat dengan saya. Saya akan dilangkahi


Yang pertama, itu curhatan seorang teman tentang keresahan dia dan pacarnya yang berhubungan dengan rencana mereka untuk menikah akan tertunda karena Ibu dari pacarnya tidak mau jika anaknya yang terakhir melangkahi kedua kakaknya untuk menikah terlebih dahulu. Menurut adat jawa, itu tidak elok dan bisa menimbulkan kesialan buat kedua pihak, ataupun salah satunya.

Pada bagian kedua, Itu yang saya rasakan bulan Februari 2013. Pada saat adik saya dilamar. Terus terang saya sedih sekali. Saya merasa hubungan kami tidak akan menjadi sama lagi nantinya setelah dia menikah. Saya tidak bisa cerita apapun lagi jika dia sudah pindah dan mempunyai rumah sendiri. Saya merasa akan kehilangan dia. Apakah saya sedih karena saya dilangkahi? Sejak lama, saya menyadari bahwa usia saya sudah lewat dari masa -yang kata lingkungan saya telat- untuk menikah. Dan sejak lama juga saya selalu mengatakan pada Ibu dan kedua adik saya, tidak masalah saya dilangkahi menikah jika mereka sudah ada calon. Saya sungguh tidak merasa keberatan dan sedih, karena sesungguhnya yang saya yakini adalah jodoh itu sudah ada yang mengatur, datang tepat waktu, tidak telat maupun tidak terlalu cepat. Saya tidak ngoyo, juga tidak santai. Biasa saja. Tapi Ibu sedikit merasa keberatan karena beliau percaya bahwa jika saya dilangkahi, apalagi bagi seorang perempuan, maka akan tambah lama lagi untuk menikah karena ada kepercayaan jika dilangkahi membuat susah dapat jodoh. Namun saya selalu memberikan pengertian pada mereka bahwa jangan takut dengan mitos. Jika kita selalu meyakini hal-hal baik, maka kita akan mendapatkan yang baik. Begitu juga sebaliknya. Karena apa yang kita ucapkan berkali-kali itu sesungguhnya adalah doa.

Ketakutan ibu sebenarnya beralasan. Sudah lama saya tidak menjalin hubungan serius dengan seorang pria. Ya, karena belum ada yang cocok dihati, kenapa harus dipaksakan. Yang sibuk sendiri mengurusi hidup saya karena katanya saya telat menikah ya lingkungan, keluarga, tetangga dan beberapa kenalan. Jadi, hal tersebut yang membuat ibu semakin resah. Pada saat adik saya menikah, Mei 2013, saya memang belum mempunyai calon. Masih kosongan. Keluarga besar dan tetangga seperti ingin menjaga perasaan saya. Mereka sibuk menjaga supaya saya tidak sedih, tidak sensitif dan tidak merasa diabaikan pada saat adik saya menikah. Padahal, jujur saya lebih merasa sedih menerima kenyataan bahwa hubungan saya dan adik tidak akan menjadi sama lagi setelah dia menikah. Saya bukan sedih karena dilangkahi.

Tradisi langkahan, saya rasa ada hampir disetiap suku di Indonesia, tidak hanya Jawa. Langkahan adalah prosesi seorang adik akan melangkahi atau mendahului kakak(-kakak)nya untuk menikah. Dalam langkahan, ada simbol atau penanda berupa barang yang diberikan seorang adik untuk mereka yang dilangkahi, biasa disebut Pelangkah. Pelangkah ini merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk menolak bala, dan sebagai tanda bahwa yang dilangkahi telah memberikan ijin kepada adiknya. Biasanya si Adik akan menanyakan, barang apa yang diminta sebagai Pelangkah. Harus barang sesuai keinginan yang dilangkahi, dan masuk akal juga untuk dipenuhi adik.

Berdasarkan pengalaman, adik menanyakan kepada saya dan adik saya yang cowok mau pelangkah apa. Karena pada saat itu saya sedang mengincar buku, dan menunda untuk membeli karena harganya mahal, maka saya minta buku tersebut sebagai pelangkah. Sedang adik saya yang cowok minta sarung dan baju muslim. Pelangkah tersebut tidak langsung diberikan, tetapi melalui serangkaian proses. Saya tidak yakin proses yang pakem bagaimana. Tapi pada saat itu yang harus disediakan adalah lesung, janur, kain putih, dan kukusan beras. Lesung untuk saya dan adik saya yang cowok duduk. Tapi karena lesung susah mendapatkan, maka kami akhirnya duduk di kursi biasa. Kain putih dan kukusan nasi akan diletakkan sebagai penutup kepala. Sedangkan janur akan dipukulkan perlahan kepada adik saya yang akan menikah. Sebagai simbol bahwa saya sudah mengijinkan dia untuk melangkahi saya. Setelahnya, adik akan sungkem pada saya dan adik saya yang cowok. Lalu pelangkah akan diberikan. Prosesi ini saya anggap sebagai bagian dari tradisi, jadi saya santai saja mengikutinya.

Berikut ini beberapa foto pada saat prosesi langkahan.

Kepala saya ditutup kain putih, kukusan nasi, dan memegang janur untuk dipukulkan perlahan ke kepala adik. Saya selalu tertawa melihat foto ini. Berasa pengikut sekte apa gitu :D
Kepala saya ditutup kain putih, kukusan nasi, dan memegang janur untuk dipukulkan perlahan ke kepala adik. Saya selalu tertawa melihat foto ini. Berasa pengikut sekte apa gitu 😀
Ini adik saya yang cowok. Jadi adik saya yang terakhir melangkahi 2 kakaknya. Beneran deh, kayak pengikut aliran apa gitu.
Ini adik saya yang cowok. Jadi adik saya yang terakhir melangkahi 2 kakaknya. Beneran deh, kayak pengikut aliran apa ya.
Sungkeman sekaligus memberikan pelangkah
Sungkeman sekaligus memberikan pelangkah

Bagaimana kehidupan saya setelah dilangkahi adik menikah dan diberi pelangkah? Baik-baik saja. Beberapa bulan setelah adik menikah saya bertemu seseorang dan kami sudah merencanakan pernikahan. Namun, karena memang belum berjodoh, pernikahan tersebut tidak terjadi. Ibu kembali resah, merasa bahwa langkahan sudah membawa bala. Sebulan setelah pembatalan pernikahan tersebut, tepatnya bulan November 2013, saya mengenal Mas Ewald. 8 bulan setelahnya kami menikah. Jadi, apakah Pelangkah itu mitos, ataukah Fakta. Menurut saya, Pelangkah itu mitos, tapi karena hal tersebut ada dalam tradisi Jawa, itu Faktanya. Saya tidak mengatakan bahwa Pelangkah itu hanya isapan jempol belaka. Namun, saya selalu percaya, bahwa segala yang sudah ditentukan olehNya, akan datang tepat pada waktunya. Selalu berdoa dan berusaha, jangan mempercayai hal-hal yang jauh dari logika, apalagi percaya bahwa jodoh akan datang terlambat jika kita dilangkahi. Bersaudara kandung itu lahir berdasarkan urutan. Tetapi menikah tidaklah harus urut berdasarkan kelahiran. Siapa yang siap menikah terlebih dulu, ya dipersilahkan. Jangan jadikan tradisi Langkahan menjadi penghalang ataupun alasan untuk menghalangi siapapun yang telah siap menikah. Pelangkah hanyalah sebuah penanda. Yang nyata adalah kehidupan kita sudah diaturNya. Percaya, hal baik akan ada dikehidupan jika kita selalu meyakininya.

Jadi, apakah Pelangkah itu Mitos atau Fakta?

Punya pengalaman dilangkahi, ataupun pernah melangkahi? Mari berbagi disini 🙂

-Surabaya, 24 November 2014-

Ulang Tahun Pernikahan

Happy 56th Wedding Anniversary

Kartu diatas adalah hasil kolaborasi saya dan suami ketika Mertua memperingati 56 tahun Ulang Tahun Pernikahan pada akhir Oktober.

Saya sungguh terkagum, bagaimana sepasang suami istri bertahan dalam sebuah pernikahan dalam jangka waktu yang sangat lama. Melewati segala macam suka dan duka bersama. Sebelum menikah, sebelum menemukan dan ditemukan oleh orang yang tepat, saya selalu bertanya-tanya tentang sebuah konsep “hidup bersama dalam jangka waktu yang lama.”

Saya sering bertanya kepada Bapak dan Ibu, bagaimana mereka bisa (bertahan) tetap bersama dalam kurun waktu yang sangat lama, 32 tahun pernikahan, yang pada akhirnya Bapak dan Ibu dipisahkan oleh kematian. Bapak mendahului Ibu dan kami semua tanpa mengucapkan sebuah kata perpisahan. Mendadak, sehingga menimbulkan duka yang mendalam bagi kami yang ditinggalkan, terutama Ibu yang telah menjadi separuh jiwa dalam waktu yang tidak sebentar. Bahkan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk perlahan bangkit, melepaskan diri dari duka, dan menerima dengan sebuah keihklasan. Mereka, orangtua saya, melewati kehidupan pernikahan dengan segala naik dan turun, senang sedih, tertawa menangis, dan semua gelombang kehidupan. Dan yang saya tahu, mereka tidak memerlukan segala jenis motivator yang selalu menjual kata-kata indah , tidak pernah membaca buku motivasi tentang “Langgeng dalam dunia pernikahan” atau semacamnya, tidak pernah mencari tahu tentang kiat-kiat bertahan dalam sebuah pernikahan.

Dan ketika saya bertanya “Kok Bapak/Ibu bisa ya hidup bersama dalam waktu yang lama? apa tidak pernah merasa bosan kan tiap hari selalu melihat orang yang sama, kemana-mana selalu bersama. Rasanya kok membosankan ya.” Begitulah pertanyaan yang sering saya lontarkan kepada mereka. Ibu dan Bapak pernah menjawab dengan sederhana “Kalau kamu melewati pernikahan dengan orang yang tepat, maka waktu hanya akan menjadi sebuah bilangan, dan kehidupan didalamnya akan menjadi sebuah kesenangan. Selalu bergandeng tangan, karena hidup itu tidak pernah mudah.” Sungguh, yang saya lihat adalah sebuah keteladanan. Tidak memerlukan sebuah teori yang rumit, tidak butuh diskusi yang panjang, dan tidak menghabiskan energi untuk berdebat dan menjelaskan kepada saya tentang konsep pernikahan. Mereka memberikan contoh, bukan sekedar teori.

Umur pernikahan saya dan suami masih sangat dini jika dibandingkan dengan usia pernikahan Bapak dan Ibu, Mamma dan Pappa mertua. Jalan kami masih panjang. Pasti tidak selalu mulus. Dan kami tidak pernah tahu apa yang selalu menanti didepan. Kami hanya ingin melalui pernikahan ini dengan langkah sederhana, perlahan namun pasti, seperti yang para orangtua kami selalu contohkan. Kami ingin belajar dari sebuah keteladanan.

“Kalau kamu melewati pernikahan dengan orang yang tepat, maka waktu hanya akan menjadi sebuah bilangan, dan kehidupan didalamnya akan menjadi sebuah kesenangan. Selalu bergandeng tangan, karena hidup itu tidak pernah mudah.”

-Surabaya, 19 November 2014-

One week in Java (Day 1: Jakarta)

In 2014 I spent a considerable amount of my time in Indonesia, in Java and Bali to be more precise. Lately I got the question from a friend which things to visit if he would spend a week in Java. The most obviously answer would of course be “That’s wayyy too short”, but it made me think how I would spend a week now that I have had so many wonderful experiences. I will write down in 7 episodes how I would spend such a week.

Day 1: Jakarta

Jakarta is a ‘must see’  although probably not everyone’s piece of cake. Be prepared for a continuous flow of cars and motor cycles, day and night. When you have bad luck you end up in one of its terrible traffic jams (not exclusively something that might happen to you in Jakarta, as we will discover along the journey). The air can be heavy polluted, garbage seems to be everywhere. But nevertheless Jakarta contains a lot of interesting experiences that you simply can not experience anywhere else in Java.

Public transportion is never an expensive thing in Indonesia, but in Jakarta they made it extra attractive with a free Jakarta City Tour. This tour will take you in a double deck bus along the most remarkable sites and buildings of the Jakarta centre, like the Monas (the national monument built in the 1960’s) and the presidential residence. It will take you an hour to finish the full tour and you can drop out in between when you think you found something interesting along its route. The tour guides on the bus are very friendly and speak English excellent.

jakarta day 1 city tour jakarta
Deny in front of the City Tour bus.

After the bus tour visit the Monas, the Monument Nasional. You can go with a small elevator to the golden top and from there you will have an overview of modern Jakarta with its countless sky scrapers. Be aware though that the Monument is a very popular attraction, so there might be a long waiting line before you can go to the top. The Monas also contains an underground informative information centre where the history of Indonesia is displayed in countless three-dimensional scenes behind glass. You get a fast update on how Indonesia became the Republic it is nowadays.

Monas in the late afternoon
Monas in the late afternoon

Then visit the National Museum. The Museum is a two-part building: one is a reminiscent of the Dutch colonial days, the other part is multi store modern building. The impressive thing of the Museum is that you get a real good overview on the complexity of all the different cultures of Indonesia. For me it was an eye-opener because here I learned that Indonesia is such a diverse multi-cultural and multi-racial country (which obviously brings a lot of challenges in keeping its unity). There is a lot to see about the different races, clothing, religions, music, house constructions from its habitants.

jakarta day 1 National Museum
The National Museum – Jakarta

Now that it is afternoon visit the ‘Old City’ (Kota Tua in Bahasa Indonesia), the part of Jakarta that reminds most of its colonial past, when the Dutch were in charge for circa 500 years. In those days Jakarta was called Batavia (and Batavia refers to ‘Batavians’ one of the original tribes that lived in the Netherlands some 2000 years ago). Many of the interesting places are centred around the square where the so called Gourverneurskantoor (Office of the Governor) is situated. In front of the building you can even rent bikes and discover the surroundings on a bike. You will  surely be noticed by the local people, but be careful: pedestrians and bikers are somewhere at the bottom of the Indonesian traffic hierarchy chain! You can visit the Gouverneurskantoor, it contains a nice museum that gives you an  impression how the colonial Dutch decorated their office.

jakarta day 1 kota tua
Rented a bike, put on the heads and posed in front of the old Governmental Office.

So when you have had enough for the day and you want to relax a little bit among the local Jakarta people, return to the Monas park, sit down in the grass and order a typical Betawi (name of the local Jakarta people) meal: Kerak Telor. In the park at night there is an abundant choice of souvenirs that are being sold by local Jakarta people.

jakarta day 1 kerka telor
My part time job as Kerak Telor chef and sales man.
jakarta day 1 monas by night
Lot of activities in the night time around the Monas.

This ends our first day in Java and Jakarta! On the second day we will explore more of Jakarta.

-Den Haag, November 16 2014-

Status update on the immigration

Over the past week we have been receiving a number of letters from the IND (the Dutch Immigration Services) to inform us about the procedure. After intially sending in the 7018 form there was a notification letter that the documents had been received well. First of all there was a need to transfer 228.,- euro in order to have someone actually continue with approving the request. The IND has a maximum of 90 days (!) to treat the request so ultimately on January 25th 2015 we should receive an answer. After directly transferring the money on receiving the previous mentioned letter, today, 1 week after the money transfer I received a new notification from IND that the money transfer was received and that a person was now assigned to the request.

So there is still continuity in the process and we are now entering the most crucial phase for us: how fast will we receive a hopefully positive outcome and can we be reunited?

To get things done as soon as possible, I tried to clearly lay out all the information for the person to approve the request after sending in the 7018 form with all the attachments. It is quite a heap of papers, so there is a big chance that the person assigned on the case will get lost in all the documents. And that is something we certainly can not use at the moment :). This is an example of how i set up the index page and the character + number refers to a single piece of paper.

example of index ind
This is how I made the index to accompany the forms for IND

So to be continued …..

 

Catatan Kuliner : Mas Bule dan Sambal

Ikan Panggang Super Yummy

Terinspirasi dari Cerita Tentang Suami Part 2

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi sambal adalah sambal /sam·bal /n makanan penyedap yg dibuat dari cabae, garam, dsb yg ditumbuk, dihaluskan, dsb, biasanya dimakan bersama nasi. Jenisnya pun bermacam. Ada Sambel terasi, bawang, mangga, kecap, kemiri dan lainnya. Saya termasuk penggila sambal. Tidak bisa makan enak kalo tidak didampingi dengan sambal yang super pedas. Saya juga suka bereksperimen membuat aneka jenis sambal. Akhir-akhir ini saya suka sekali membuat sambal matah. Gampang sekali bahannya : Cabe merah kecil, bawang merah, bawang putih, kencur, sereh, seledri. Semuanya dipotong kecil-kecil, dicampur jadi satu. Banyaknya sesuai selera. Bahannya semua mentah . Terakhir dikucuri jeruk nipis. Kalau mau bisa ditambah garam sesuai selera. Penampilan sambal matah jika disandingkan dengan ikan panggang seperti foto diatas. Super sedap *dipuji sendiri 😀

 Lho kok jadi cerita resep sambal. Kembali lagi ke topik. Mas E sebelumnya pernah makan sambal di Den Haag, karena dia sering makan di restaurant-restaurant Indonesia yang banyak sekali disana. Tapi kalau makan sambal di tempat aslinya pasti akan beda sensasi. Dan level pedasnya disana pasti beda dengan Indonesia. Level aman, menurutnya. Awalnya saya tidak yakin dia akan suka yang namanya sambal, apalagi pedas. Tapi sewaktu pertama kali ke Indonesia saya membuatkan sambal terasi mentah super pedas, ternyata dia suka. Awalnya saya tanya “pedes banget ga?” lalu dijawab “nggak, biasa”. Beberapa saat kemudian baru kepedesan sampai hidung meler, keringetan, dan muka merah. Semakin dia meler-meler seperti itu, jiwa sadis dan penyiksa saya semakin terpuaskan *istrinya super sadis.

Masakan pertama yang saya buat untuk Mas E ketika pertama kalo ke rumah untuk melamar. Langsung sambel terasi :)
Masakan pertama yang saya buat untuk Mas E ketika pertama kali ke rumah untuk melamar. Langsung sambel terasi 🙂

Kalau saya membuat sambal pedasnya tidak sesuai standar dia, suka diprotes. Sekarang level pedasnya sama dengan saya *asyiikk ada partner in crime. Intinya pengalaman pertama dia dengan sambal pedas bikin ketagihan. Tidak hanya sambal, semua makanan yang saya masak buat dia, harus ada unsur pedasnya. Sop, nasi goreng, apapun itu, harus ada cabe yang nongol. Dan anehnya, perut dia baik-baik saja. Tidak pernah sakit perut.

Beberapa masakan yang saya buat selama Mas E di Indonesia

Sop sayuran pedas
Sop sayuran pedas
Nasi goreng pedas petai ikan asin. Iya, suami saya senang makan petai :)
Nasi goreng pedas petai ikan asin. Iya, suami saya senang makan petai 🙂
Sambel Tempe
Sambel Tempe
Makanan seperti ini yang biasa saya masak untuk Mas E selama dia di Indonesia. Tapi bisa bikin naik 3kg dalam sebulan :D
Makanan seperti ini yang biasa saya masak untuk Mas E selama dia di Indonesia. Tapi bisa bikin naik 3kg dalam sebulan 😀

Dan ini adalah makanan paling ekstrim yang pernah dimakan Mas E selama sebulan di Indonesia

Bebek Galak, Jember. Sambelnya juara! Mas E makan sampai habis tak bersisa.
Bebek Galak, Jember. Sambelnya juara! Mas E makan sampai habis tak bersisa.
Serius makan karena kepedasan. Karena makan pakai tangan, setelah makan tangannya kepanasan :)
Serius makan karena kepedasan. Karena makan pakai tangan, setelah makan tangannya kepanasan 🙂

Sebelum pulang ke Belanda, September lalu, dia sudah berpesan untuk dibelikan cobek dan ulekan. Katanya mau bikin sambel sendiri sebelum saya nyusul kesana. Ibu saya sampai terheran, ini kenapa ada bule kok lidahnya jawa. Akhirnya 2 hari sebelum pulang, ibu membelikan ulekan, cobek dan menggoreng terasi. Ada teman ibu yang baru pulang dari Lombok dan memberikan oleh-oleh terasi Lombok. Enak banget. Semuanya digoreng, kemudian dibungkus plastik rapat-rapat. Mas E minta diajari caranya membuat sambal. Walhasil H-1 adalah training langkah-langkah membuat sambal terasi. Saya juga mengajari caranya mengulek, bagaimana memegang ulekan, bahan-bahan apa saja yang perlu dicampurkan. Saya bilang sama dia, kalau bahannya tidak pakem, mau dimodifikasi ya silahkan. Antara terharu, lucu, bahagia ketika makan sambal hasil ulekan suami yang pertama kali.

DSC_0160-1DSC_0161 (2)DSC_8900-2

Beberapa waktu setelah sampai di Belanda, suami mulai mempraktekkan membuat sambel terasi. Saya ceritakan ke Ibu, beliau tertawa senang. Menantu bulenya sudah mandiri membuat sambal. Dan sambal favorit suami adalah sambel terasi mentah. Oh iya, sambal yang dibuat dia selama ini sambel mentah semua karena dia memang tidak terlalu suka makanan yang digoreng.

Sambel mentah terasi ala Belanda
Sambel mentah terasi ala Belanda
Sudah semakin jago membuat sambal :)
Sudah semakin jago membuat sambal 🙂

Menikah itu seperti mencari ilmu. Perjalanan tiada akhir, dan selalu menemukan hal yang baru. Termasuk saya dan suami yang selalu senang mencoba sesuatu yang belum pernah kami coba atau lakukan sebelumnya. Selalu ada yang pertama dalam hidup,  sekecil apapun itu. Nikmati, rasakan, dan bagikan jika dirasa berguna bagi orang lain. Dari secobek sambal, saya merasakan bagaimana Mas E sedang belajar untuk mencoba hal baru dalam hidupnya. Belajar mengerti kebiasaan disekitar saya, bahkan masyarakat Indonesia secara umumnya.

Punya pengalaman unik seputar sambal?

-Surabaya, 12 November 2014-

Catatan Perjalanan – Bali

Sunset di Uluwatu

Sebulan sebelum menikah, saya bertanya ke Mas E apakah setelah menikah mau jalan-jalan atau mau langsung kembali ke Belanda. Ternyata Mas E mendapat cuti selama 5 minggu dari kantor. Wah, senang sekali! Dia maunya sebulan jalan-jalan dari Bali sampai Bandung. Dia mempercayakan semua pada saya untuk mengatur mekanismenya. Terserah mau dibuat ala backpacker apa ala koper. Karena saya tidak terbiasa jalan-jalan dengan budget mahal, akhirnya saya mengatur ala backpacker. Yang pada akhirnya nanti praktek dilapangan kombinasi antara keduanya. Rute bulan madu kami adalah : Bali-Jember-Surabaya-Jogjakarta-Solo-Semarang-Jepara-Karimunjawa-Jakarta-Bandung-Surabaya-Situbondo-Bromo dari tanggal 11 Agustus 2014 sampai 7 September 2014. Mas E ingin lebih mengenal Indonesia, termasuk mengenal budaya dan masyarakatnya. Jadi bulan madu ini ada misi khusus selain memperkenalkan tempat wisata juga memperkenalkan ragam kuliner Indonesia.

Tasnya sudah mantap banget-semacam meyakinkan ala backpacker-
Tasnya sudah mantap banget -semacam meyakinkan ala backpacker

BALI

Mas E belum pernah ke Bali. Jadi dia sangat antusias pergi ke pulau Dewata. Sebelumnya Mas E sudah mencari info tempat-tempat mana saja yang ingin dikunjungi. Kami menggunakan jasa Wonderful Menjangan untuk mengatur rute perjalanan selama kami di Bali. Mereka sangat kooperatif dan fleksibel. Terima kasih Pak Rico yang menemani kami selama 4 hari 12-15 Agustus 2014. Tempat-tempat yang kami datangi tentu saja lokasi turis seperti Bedugul, Ubud, Tanah Lot, Sanur, Tampak Siring, GWK, Pantai Balangan, Kecak di Uluwatu, Jimbaran, Pantai Pendawa, Snorkeling satu hari di Pulau Menjangan.

Sangat direkomendasikan untuk mengeksplor keindahan bawah laut Pulau Menjangan yang merupakan wall diving terbaik di Bali. Taman laut dengan visibility yang baik dan kaya akan biota laut penuh warna. Mas E sangat senang snorkeling disini. Dia sangat terkagum-kagum dengan keindahan biota lautnya. Snorkeling di dua spot sampai musti diingatkan untuk mentas. Sepanjang perjalanan pulang perjalan kembali ke Denpasar yang memakan waktu sekitar 3 jam, tidak berhenti Mas E bercerita tentang keindahan bawah laut Pulau Menjangan. Suami senang, Istri bahagia 🙂

Dibawah ini beberapa foto dari beberapa tempat yang kami kunjungi :

Sunset di Uluwatu
Sunset di Uluwatu
Kecak,  Uluwatu
Kecak, Uluwatu

 

Bercengkrama
Bercengkrama

 

DSC_0032 (2)
Pantai Pandawa, Bali

Pantai Pandawa, Bali. Disini pengunjung diperbolehkan berenang karena ombak tidak tinggi. Banyak sekali wisatawan domestik

Pantai Pandawa, Bali. Disini pengunjung diperbolehkan berenang karena ombak tidak tinggi. Banyak sekali wisatawan domestik

Tanah Lot, Bali
Tanah Lot, Bali
Pantai Balangan, Bali. Disisi satunya ombak sangat tinggi. Tempat para surfer, Wisatawan domestik hampir tidak terlihat.
Pantai Balangan, Bali. Disisi satunya ombak sangat tinggi. Tempat para surfer, Wisatawan domestik hampir tidak terlihat.
Garuda Wisnu Kencana, Bali
Garuda Wisnu Kencana, Bali
Garuda Wisnu Kencana, Bali
Garuda Wisnu Kencana, Bali
Pulau Menjangan, Bali
Pulau Menjangan, Bali
Pulau Menjangan Bali
Pulau Menjangan Bali
Snorkeling Pulau Menjangan, Bali
Snorkeling Pulau Menjangan, Bali

 

-Surabaya, 8 November 2014-

Basis Inburgeringsexamen (MVV Examen)

Paket Naar Nederland

Sebelum saya lupa, saya akan berbagi pengalaman tentang segala seluk beluk Basis Inburgeringexamen atau MVV Examen atau ujian dasar kemasyarakatan di luar negeri. MVV Examen adalah ujian dasar bahasa Belanda dimana harus dilakukan bagi mereka yang ingin tinggal di Belanda lebih dari 90 hari. Saya ujian pada 28 Oktober 2014, maka saya mengikuti sistem ujian yang lama. Karena per tanggal 1 November 2014, sistem ujiannya sudah baru. Untuk lebih jelasnya tentang sistem ujian yang baru, silahkan ke Naar Nederland

Apa itu Basis Inburgeringexamen atau MVV Examen atau Ujian Dasar Kemasyarakatan di Luar Negeri?

Sejak 15 Maret 2006 sebagian dari pendatang baru yang ingin datang ke Belanda untuk jangka panjang (lebih dari 90 hari) dan memerlukan MVV (Machtiging tot Voorlopig Verblijf : Ijin tinggal sementara) harus mengikuti ujian dasar kemasyarakatan sebelum kedatangan ke Belanda. Ujian dasar kemasyarakatan adalah ujian yang menguji pengetahuan bahasa Belanda dan kehidupan kemasyarakatan  Belanda. Ujian dilakukan dengan tata cara Belanda di kedutaan Belanda atau konsulat jenderal di negara asal atau di negara tempat menetap. Negara tempat menetap adalah negara dimana orang asing boleh tinggal lebih lama dari tiga bulan atas dasar izin tinggal. Ujian di lakukan dengan tata cara untuk tinggal di Belanda (Sumber : Website Kedutaan Belanda di Indonesia). Alasan tinggal di Belanda dalam waktu lama bisa bermacam-macam. Berobat, bekerja, mengikuti keluarga ataupun yang lainnya. Kalau saya, karena ingin mengikuti suami yang warga negara Belanda, maka sertifikat lulus MVV Examen nanti akan disertakan untuk pengajuan visa MVV yang diajukan di IND Belanda. Ujiannya sendiri dilaksanakan di Kedutaan Besar Belanda di Jakarta. Tes ini terdiri dari 3 bagian, dan ketiganya harus lulus. Salah satu saja tidak lulus, maka wajib mengulang. Jadi harus lulus ya bagi yang akan mengikuti ujian ini, karena jika tidak, maka harus mengulang, membayar lagi (mahal banget). Boros waktu dan tentu saja boros biaya.

Belajar Bahasa Belanda

Setelah suami datang ke Indonesia dan melamar pada Februari 2014, saya mulai mencari informasi tentang apa saja yang diperlukan untuk pindah ke Belanda (karena kesepakatan kami, saya yang akan pindah), selain informasi untuk mendaftarkan pernikahan tentunya. Ternyata salah satunya MVV Examen ini. Waktu itu saya mikirnya, wow saya musti belajar dari nol nih. Ga ngerti apa-apa saya tentang bahasa Belanda. Mencari informasi di internet tempat kursus bahasa Belanda di Surabaya, muncul satu nama : Caraka Mulya. Setelah saya telepon kesana, ternyata saya harus membeli paket buku Naar Nederland (seperti foto diatas). Buku tersebut dibelinya langsung dari Belanda, jadi Caraka Mulya tidak menyediakan. Akhirnya saya bilang sama Mas E. Dan dia langsung beli bukunya seharga sekitar 110 euro. Tapi sebelum kursus untuk MVV Examen, saya diwajibkan untuk Kursus dasar bahasa Belanda. Secara singkat, Kursus yang harus diikuti untuk persiapan MVV Examen sebanyak 30 kali pertemuan @1.5 jam. Kalau mau nambah lagi, silahkan itu dibicarakan kemudian dengan gurunya. Akhirnya buku Naar Nederland sampai bulan April awal, kemudian awal Mei saya ke Belanda selama 2 minggu untuk perkenalan dengan keluarga disana. Sepulangnya dari Belanda, yaitu Mei akhir saya mulai kursus bahasa Belanda dasar sebanyak 10 kali pertemuan. Guru saya waktu itu adalah Pak Mario dan Ibu Inge. Setelah kursus dasar ini selesai, saya tidak bisa langsung lanjut ke kursus persiapan MVV karena saya kejar tayang untuk seminar proposal tesis dan maju sidang. Jadi kursusnya ditunda.

Pada akhirnya sidang tesis tidak bisa dilaksanakan yang artinya kuliah saya molor, nambah 1 semester. Akhirnya saya lanjutkan lagi kursus persiapan pada awal Juli 2014. Kursus kali ini langsung saya lakukan di rumah Ibu Inge (dan Pak Mario, karena mereka Ibu dan Anak). Jadi privat tidak terikat lagi dengan Caraka Mulya. Kursus kali ini saya lakukan sebanyak 10 kali pertemuan. Pada akhir kursus, hasilnya masih belum memuaskan sehingga Ibu Inge memutuskan saya harus menambah 10 kali pertemuan lagi. Karena pada saat itu sudah dekat dengan hari pernikahan dan lebaran, maka kursus lebih lanjutnya ditunda lagi. Dengan harapan saya belajar mandiri supaya lebih bisa menguasai materi. Bulan Agustus menikah, dilanjutkan jalan-jalan sebulan dari Bali sampai Bandung, saya tidak belajar sama sekali. Kalau suami mengingatkan, ada saja alasan saya menolak untuk belajar. Maleslah, capeklah. Saya mikirnya, masak iya bulan madu musti belajar juga.

Belajar mandiri yang saya lakukan
Belajar mandiri yang saya lakukan

Setelah suami kembali ke Belanda awal September, saya langsung tancap gas belajar. Tidak hanya dari buku Naar Nederland saja, tapi dari beberapa sumber di Internet, sering nonton film di Youtube, sering mendengarkan percakapan dalam bahasa Belanda. Intinya saya tidak bergantung dengan buku yang sudah ada. Memperbanyak referensi untuk tambahan bahan belajar.

Pada dasarnya bahasa Belanda itu susah, apalagi untuk pelafalannya. Tetapi saya terbantukan dengan fakta bahwa bahasa Indonesia banyak memakai kata serapan dari bahasa Belanda. Jadi banyak kosakata yang mudah diingat. Misalkan rok, tas, jas, handdoek, klaar, dan banyak lagi. Tipsnya : banyak baca, banyak mendengarkan percakapan bahasa Belanda, banyak nonton film untuk melatih pendengaran, memperbanyak kosakata. Saya jarang belajar sama suami. Entah kenapa, bawaannya selalu ga PD. Padahal dia tidak pernah mentertawakan atau mengkritik. Justru selalu menyemangati bahwa saya bisa lulus ujian ini. Tetapi secara keseluruhan, belajar dengan partner sangat membantu.

Selama sebulan menjelang ujian, selalu ke kampus numpang wifi karena mau belajar secara online
Selama sebulan menjelang ujian, selalu ke kampus numpang wifi karena mau belajar secara online

Pendaftaran MVV Examen

Awalnya saya berencana mendaftar akhir September untuk ujian. Tapi pada tanggal 11 September Ibu Inge bilang kalau mau mengejar ujian dengan sistem lama (maksimal 31 Oktober, karena per 1 November 2014 sistem ujiannya menggunakan yang baru, dan konon lebih susah) saya harus segera mendaftar, karena sudah penuh sampai 14 Oktober. Wah, saya panik. Langsung saya minta tolong suami untuk segera mendaftar. Kamis malam suami mendaftar melalui IND (Immigratie- en Naturalisatiedienst / Dinas Imigrasi dan Naturalisasi). Jumat ada email konfirmasi tentang pembayaran. Biaya untuk ujian ini 350 euro. Mahal kan, makanya harus lulus. Suami langsung membayar dan kami menunggu konfirmasi berikutnya untuk membuat janji dengan Kedutaan. Senin sore ada email konfirmasi, saya langsung telepon ke Kedutaan Belanda. Ternyata waktu tercepat yang kosong untuk ujian 28 Oktober jam 14.00. Wah, lagi rame sekali rupanya. Akhirnya sepakat tanggal itu saya akan ujian. 1.5 bulan lagi dari waktu pembuatan janji. Ujian di Kedutaan ini seminggu ada 3 kali. Selasa, rabu, dan Kamis. Satu hari ada 2 kali, jam 12.00 dan 14.00.

Saat Penentuan. Tes di Kedutaan Belanda Jakarta

Saya berangkat dari Surabaya ke Jakarta hari Sabtu. Sengaja berangkat jauh hari untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dan supaya punya waktu untuk mengulang materi ujian. Saya tinggal di tempat teman kuliah daerah Rasuna Said, tidak berapa jauh dari Kedutaan Belanda.Satu hari sebelum ujian saya tidak belajar. Sengaja supaya pikiran tidak terlalu capek. Saya datang satu jam sebelum waktu ujian. Terlalu antusias :). Ini juga penting datang tidak terlalu mepet waktu ujian supaya kita bisa mengenali lingkungan dan tidak diburu waktu. Yang perlu dibawa untuk ujian hanya Passport. Tas dan lain-lain akan ditinggal di loker yang sudah disediakan. Awalnya sebelum berangkat ujian tegang banget. Saya gangguin suami berkali-kali (padahal masih waktu tidur di Belanda), kirim sms ke Ibu berkali-kali untuk mendoakan saya, sampai Ibu jadi ikut-ikutan tegang dan berkali-kali telepon saya. Bahkan Pappa dan Mamma (Mertua) ikut-ikutan senewen dengan mengirim email berkali-kali. Tapi entah kenapa sejak sampai Kedutaan, saya menjadi tenang. Ada isyarat yang makin membuat saya tenang (saya tukang baca isyarat. Iseng sih, tapi terkadang benar). Saya menerima kunci loker nomer 26. Ada satu bagian ujian namanya TGN, bagian ini paling susah. Syarat lulusnya adalah skor minimal 26. Jadi menerima kunci loker 26 menjadi semacam isyarat buat saya kalau akan lulus.

Isyarat yang saya maksud
Isyarat yang saya maksud

Mengutip dari sini , Jadi yang namanya Inburgering Examen itu terdiri dari 3 bagian :

Part 1. Pengetahuan Kemasyarakatan Belanda (KNS – Kennis van de Nederlandse Samenleving)

Ini sih paling gampang karena di paket Naar Nederland sudah ada bahan disertai jawaban pula. Dari 100 bahan soal dari Fotoboek yang keluar cuma 30 soal acak. Pertanyaannya disertai foto. Mendingan jangan menghapal foto dan jawaban deh. Tips dari saya pahami pertanyaan dan jawabannya karena ada 100 foto yang harus dihapal dan beberapa foto ada yang mirip. Dari 30 soal itu minimal harus benar 70% atau 70 dari skor maksimum 100.

 Part 2. Tes Berbicara Dutch (TGN – Toets Gesproken Nederlands)

Ini bagian paling susaahh karena kalimat-kalimat soal cepet banget dan yang ngomong orang Belanda asli melalui komputer. Tes ini dibagi lagi menjadi 5 bagian dan diawali dengan contoh soal dan jawaban. TGN terdiri dari :

  • Repeat the sentence or Nazeggen 14 sentences (mengulang kalimat)
  • Answer the questions or vragen 10 questions (menjawab pertanyaan)
  • Another repeat the sentence 14 sentences (mengulang kalimat kembali)
  • Opposite words or tegenstellingen 10 words (kebalikan kata, misal : hoog – laag)
  • Repeat the story or verhalen 2 stories (mengulang cerita)

Tips : jangan diam atau menjawab “Ik weet het niet” (saya tidak tahu) meski pun kamu tidak tahu jawabannya. Pokoknya jawab sebisa-bisanya. Saat mengulang kalimat kalau cuma bisa menangkap satu kata ya ucapkan satu kata itu supaya tetap ada skor. Begitu juga saat bagian mengulang cerita, di mana dalam satu paragraf itu kita mungkin hanya mengerti beberapa kata. Nah, dari beberapa kata itu kembangkan saja cerita sendiri yang penting jangan ada jeda hening karena kita diam. Ga gampang memang, makanya harus rajin menambah kosa kata dan pengucapan yang benar.

Tips tambahan : kalau benar-benar tidak mendengar apa yang diucapkan pada bagian ini, tetap tirukan intonasi dari native. Saya menerapkan itu. Tips ini juga saya dapat dari teman-teman yang pernah mengikuti ujian ini sebelumnya. Jadi selama belajar, selain saya belajar kosakata dan mendengarkan pelafalan dalam bahasa Belanda, saya juga belajar menirukan intonasi. Intinya tetap tenang, tidak usah panik. Sekalinya panik, bubar jalan deh. Karena ngomongnya cepet banget pada bagian ini.

Skor minimum untuk lulus adalah 26 dari maksimum skor 80. Ga tinggi kan jadi jangan panik yah…

Part 3. Tes Pemahaman dan Membaca Dutch (GBL – Geletterheid en Begrijpend Lezen)

Untuk GBL tingkat kesulitannya medium. Yang penting bisa membaca bahasa Belanda dengan baik maka pasti lulus. Untuk tes ini kamu akan mendapat lembar tes. Sekali lagi dengan petunjuk baik-baik ya. Jangan menjawab sebelum mendengar nada ‘peep’. Tes ini dibagi menjadi beberapa bagian :

  • Reading words (Woordrijen oplezen) – you will get 8 words in 4 lines
  • Reading the sentence (Zinnen oplezen) – there are 8 of short and long sentences to read
  • Read the short story/article(Teksten oplezen) – you will have to read aloud to the 2 printed story and 1 hand written text.
  • Completing the sentences (Zinnen oplezen en aanvullen) – 28 sentences to be fill the correct word that can be choose from 3 different choices.
  • Answer the questions from the story – there are 3 stories  and each has 4 questions to answer. You do not have to read but speak only the correct answer after hearing the peep sound.

Skor minimum untuk lulus saya tidak tahu tapi skor maksimumnya adalah 35 (sempat diberitahu Pak David, tapi lupa). Jadi dapet skor 30 juga udah bagus banget.

 Total waktu yang diperlukan dari awal sampai pembuatan sertifikat selesai sekitar 2 jam. Setelah perjuangan sejak bulan Mei sampai Oktober, belajar selama 5 bulan dengan mood yang naik turun, dan benar-benar belajar sungguh-sungguh 1.5 bulan menjelang ujian, akhirnya saya lulus dengan skor 100/53/34. Senang sekali nilai TGN saya tinggi, dan kalau di convert, saya mencapai level B1. Untuk pemula, level B1 termasuk tinggi, menurut penjelasan Pak David dan surat hasil ujian dilembar kedua. Jangan takut, banyak kok yang mendapatkan skor yang tinggi, lebih tinggi dari saya juga banyak. Jadi santai saja, bagi yang akan ujian, pasti bisa!. Terima kasih untuk Pak David, petugas Kedutaan, yang benar-benar membuat tenang dengan segala macam penjelasan selama ujian. Yiaaayyy!! Senang banget. Pengen lompat-lompat rasanya. Seperti pecah bisul, lega! *padahal ya ga pernah bisulan. Segala senewen Ibu, Suami dan Mertua langsung berganti senang. Setelah tes berakhir, saya diminta menunggu sebentar untuk pembuatan sertifikat. Dan Pak David memberitahu bahwa sertifikat yang asli saya simpan untuk keperluan pengambilan MVV visa di Jakarta kalau sudah turun suratnya. Sementara untuk memasukkan berkas di IND Belanda cukup scan dan kirim via email ke Suami.

Penampakan hasil Basis Inburgeringsexamen
Penampakan hasil Basis Inburgeringsexamen

 Jadi bagi yang melihat dan memantau kalau menikah dengan pria WNA itu selalu enak, tolong dilihat lagi bagaimana perjuangan dibaliknya, atau behind the scenenya. Setelah ujian MVV ini selesai, kami masih harus menunggu visa MVV turun yang entah berapa lama waktu yang diperlukan. Jika beruntung, 2 minggu sudah turun. Jika tidak beruntung, bisa berbulan-bulan bahkan sampai setahun. Dan selama visa MVV belum turun, saya tidak diperbolehkan melakukan kunjungan ke Belanda. Tapi kalau mau keluar negeri lainnya masih bisa. Sekarang saatnya was-was tahap selanjutnya buat kami :). Berhenti sampai disini? oh tentu tidak. Setelah sampai Belanda, ujian bahasa Belanda tahap lanjut sudah menanti. Satu-satu dulu dijalani. Pada saatnya nanti, pasti akan terlewati. Ujian tidak perlu dihindari, tapi dihadapi ^^.

Bagi yang akan mengikuti ujian ini dengan sistem yang baru, saya ucapkan selamat ya. Semoga lulus dan berhasil.

Belanda, tunggu saya datang yaa ^^
Belanda, tunggu saya datang yaa ^^

 

Beberapa link online yang membantu saya belajar mandiri :

1. http://studeersite.nl/

2. http://www.basisinburgeringsexamen.nl/

3. http://www.naarnederland.nl/ <– untuk perkembangan terbaru tentang MVV examen

4. http://adappel.nl/en/

5. https://www.facebook.com/groups/basisexamen/ <– Grup Basis Inburgeringsexamen di Facebook untuk memantau perkembangan terbaru dan testimoni

6. Jangan malas untuk memperbanyak kosakata, melatih pendengaran lewat film-film di youtube, atau berlatih dengan pasangan

(Jika ada yang ingin menambahkan, silahkan)

 

-Surabaya, 7 November 2014-