Satu Decade Lulus S2

10 tahun lalu, saya dinyatakan lulus S2 dari Teknik Industri ITS. Tepatnya tanggal 9 Januari 2015. Salah satu kebanggaan dalam hidup saya dan akan selalu saya ceritakan kebanggaan ini kepada siapapun, kapanpun. Perjuangan yang berakhir indah. Tulisan saat lulus, bisa dibaca di sini.

Setelah hari – hari dilalui dengan tidur yang tidak nyenyak, revisi yang seperti tak pernah terlihat akhirnya, hampir menyerah karena metode yang harus berubah, dan menahan rindu yang membuncah karena 6 bulan berjauhan tidak bisa bertemu suami setelah kami menikah, semuanya dibayar tuntas saat hasil sidang tesis (yang salah satu pengujinya adalah Professor) menyatakan saya lulus dengan minim revisi.

Leganya luar biasa. Sujud syukur saya lakukan.

Masih teringat jelas, sebelum masuk ruang sidang, saya sholat Dhuha di Musholla jurusan, lalu menelepon Ibuk minta didoakan. Kemudian saya menelepon suami yang tidurpun tidak nyenyak karena menunggu kabar dari saya (di Belanda masih jam 5 pagi).

Di dalam ruang sidang, semua rasa cemas lenyap begitu saja. 3 penguji dan 2 dosen pembimbing menyertai dengan segala pertanyaan yang bisa saya jawab dengan baik.

Menengok ke belakang, saya memutuskan untuk kuliah S2 setelah jadi pekerja kantoran selama 11 tahun dan mendapatkan beasiswa parsial (lupa dari Dikti apa Diknas ya).

Saya bosan kerja di Jakarta selama 7 tahun. Bosan dengan macet dan rutinitasnya. Meski saya senang sekali dengan rekan2 kerja di kantor tersebut, terutama kalau sudah mau membahas makan siang di mana 😅

Saya butuh tantangan baru. Saat resign, saya baru dipromosikan untuk posisi yang lebih tinggi. Akhirnya saya kuliah S2 dan bekerja paruh waktu. Sekaligus memenuhi janji pada Almarhum Bapak bahwa saya akan lanjut S2.

Memang, dalam hidup akan ada banyak pilihan.

Termasuk saat saya memilih untuk menjadi Ibu Rumah Tangga selama 7 tahun terakhir setelah bekerja 2 tahun di sini. Memilih pindah ke Belanda dan memulai semua dari awal. Meninggalkan teman, sahabat, keluarga dan karir yang sudah saya bangun di Indonesia. Meninggalkan pengalaman kerja selama 15 tahun. Keputusan yang tidak pernah saya sesali. Salah satu keputusan terbaik dalam hidup.

Memilih untuk membersamai 3 anak & suami, dengan ilmu saya. Ilmu di perkuliahan maupun ilmu yang saya dapatkan saat saya bekerja baik kantoran maupun saat di rumah jompo. 

Memilih untuk belajar apapun termasuk membuka usaha baked goods, belajar baking, belajar nyetir mobil, belajar ngedit video, belajar renang, belajar apapun tiap harinya yang membuat saya semakin kaya akan ilmu dan tetap haus untuk mencari ilmu yang lain. 

Termasuk belajar jadi Ibu dan Istri yang makin baik tiap hari. Belajar untuk semakin baik sebagai individu. Mencintai diri sendiri dan memberikan apresiasi sebesar2nya karena saya tak pernah lelah untuk bertumbuh secara positif. Dan bertambah BB 😅

Memilih menjalani hidup yang saya inginkan. 

Hidup yang menyamankan dan menentramkan hati. 

Hidup yang penuh syukur dan cukup.

Hidup yang bahagia.

Next, S3? Mungkin kalau anak – anak sudah besar. Sekarang saya fokus ke mencari beberapa sertifikasi keilmuan dan belajar bahasa baru.

*lalu saya rindu teman2 kuliah yang dalam situasi tertekan pun tetap kompak dan kocak, teman2 yang selalu ada di ruang S2, teman2 yang mendampingi saya dari awal kuliah sampai menunggu di depan ruang sidang. Teman2 tersebut sekarang sudah banyak yang lulus S3 dan sedang kuliah S3. Ada yang juga berprofesi di perusahaan. Ada juga yang seperti saya, Ibu Rumah Tangga.

  • 9 Januari, 2025-