Dalam waktu beberapa minggu kedepan (sudah berjalan seminggu ini juga sih) saya akan menjadi pemandu wisata pribadi adik yang sedang berlibur ke Belanda. Yap!! akhirnya saya bertemu juga dengan adik yang selama 2.5 tahun tidak pernah saling berjumpa muka. Walaupun diawali dengan drama pesawat dan imigrasi, akhirnya adik sampai dengan selamat di Belanda seminggu lalu dengan -tentu saja- membawa barang titipan saya yang jumlahnya tidak seberapa banyak. Barang titipan yang didominasi oleh buku-buku berbahasa Indonesia (lebih dari 20 buku). Sedangkan titipan makanan hanya beberapa saja, salah duanya yang tidak boleh lupa adalah petis madura dan keju Kraft. Jangan heran kalau saya minta Ibu untuk memasukkan keju Kraft ke koper adik karena sudah kangen makan keju itu sejak lama. Ibu saja sampai bingung kenapa saya yang tinggal di negara keju malah minta dibelikan keju Kraft. Yah, namanya selera lidah, saya tidak terlalu cocok dengan keju Belanda. Sudah mencoba beberapa jenis, yang cocok hanya keju asap. Untuk makanan yang lainnya, saya tidak terlalu kepingin. Oh iya, bandeng asap dan otak-otak bandeng juga tidak ketinggalan diangkut. Yummm, terpuaskan sudah keinginan makan bandeng asap dan otak-otak bandeng.
Nah, karena adik akan lumayan lama liburan di Belanda (dan nanti ke beberapa negara tetangga juga), maka saya sudah menyiapkan daftar tempat mana saja yang akan dikunjungi. Tentu saja saya ikut mengantar disesuaikan dengan jadwal kerja dan cuaca di Belanda. Beruntung juga kerja paruh waktu sehingga bisa menemani adik berkeliling ke beberapa tempat wisata. Tapi yang jadi agak hambatan adalah cuaca. Akhirnya kalau hujan sedangkan saya tidak jadwal kerja, kami hanya berdiam di rumah. Tapi berdiam di rumah akhirnya jadi ajang cerita seru, banyak bercerita yang terlewatkan selama 2.5 tahun tidak saling bertemu karena kalau cerita di telfon kan terbatas waktu.
Minggu lalu saya mengajak adik ke tempat kerja karena mumpung cuaca cerah jadi saya berencana ke tempat wisata yang selama ini saya ingin kunjungi tetapi malas kalau sendirian ke sana. Sedangkan suami tentu saja tidak mau ke sini karena menurut dia terlalu turistik. Suami bilang nanti saja kalau Adik dan Ibu ke Belanda, saya bisa pergi sama-sama ke sini. Jadi setelah selesai kerja, saya dan adik langsung ke tempat wisata yang nampaknya wajib dikunjungi kalau ke Belanda atau paling tidak kalau berkunjung ke Den Haag. Tempat ini tidak jauh dari rumah kami bahkan beberapa kali saya selalu melewati depan bangunannya kalau sedang bersepeda dengan suami ke arah pantai Scheveningen. Akhirnya ada kesempatan juga mengunjunginya.
Saya dan Adik mengunjungi Madurodam. Jadi tempat ini adalah lokasi yang memajang miniatur tempat-tempat dan bangunan-bangunan bersejarah dan terkenal di seluruh Belanda. Entah kenapa sejak pertama datang ke Belanda saya selalu penasaran dalamnya Madurodam itu seperti apa. Untuk mencapai Madurodam, dari Den Haag Centraal bisa ditempuh dengan menggunakan tram no.9 arah Scheveningen dan berhenti di halte Madurodam. Saran saya, untuk membeli tiket masuk Madurodam, lebih baik membeli secara online karena akan mendapat potongan harga sebesar €3 sekaligus tidak perlu lagi mengantri panjang apalagi kalau musim liburan sekolah atau sedang musim panas. Waktu kami ke sana, sedang musim liburan sekolah. Tak heran isinya anak-anak kecil di mana-mana. Tapi itu tidak mengurangi ke khusyukan saya mengelilingi area Madurodam meskipun tidak bisa semuanya karena cuaca yang sangat panas sekali. Tak kuat saya, lelah akhirnya menunggu adik yang berputar ke seluruh area sambil makan popcorn dan memperhatikan anak-anak kecil kegirangan melihat beberapa miniatur yang bisa bergerak jika ada koin yang dimasukkan.
Masuk ke Madurodam ini seperti membangkitkan kenangan masa kecil yang selalu kegirangan jika melihat mainan. Apalagi melihat miniatur bangunan yang saya bayangkan seperti mainan yang bisa digerakkan. Melihat miniatur bandara Schiphol dengan pesawat KLM yang bisa bergerak, pabrik klompen yang bisa mengeluarkan klompen sungguhan, pabrik coklat yang mengeluarkan coklat mini. Saya jadi tidak berhenti menyunggingkan senyum selama di sana. Entah kenapa, girangnya bukan main. Apalagi kalau melihat mini kereta api yang sedang melintas, senang bukan kepalang. Kalau tidak karena cuaca panas yang bikin saya gerah, mungkin selama 3 jam kami di sana, bisa berkeliling ke seluruh area. Adik saya yang mengelilingi seluruh area yang memang tidak terlalu luas, juga merasa senang dengan Madurodam. Fasilitas di dalam Madurodam juga sangat membuat pengunjungnya nyaman. Toilet bersih dan tidak bau (penting bagi saya) serta gratis, beberapa tempat makan, kursi-kursi yang nyaman untuk beristirahat, disediakan stroller gratis juga bagi yang punya anak kecil dan tidak membawa stroller. Jalan setapaknya juga ramah bagi penyandang disabilitas.
Jadi jika ada yang sedang berkunjung ke Den Haag dan tertarik melihat miniatur negara Belanda, bisa berkunjung ke Madurodam. Meskipun buat saya tiketnya terbilang tidak murah, tapi wajib saya kunjungi karena tinggal tidak jauh dari sini. Buat bahan cerita, gitu haha. Saya sampai mengirim foto di depan Madurodam ke teman jalan di Belanda dengan keterangan. “Sah jadi turis dan sah tinggal di Belanda karena sudah berkunjung ke Madurodam!!”
-Nootdorp, 23 Juli 2017-