Sepuluh Tahun Pernikahan

Salah satu hasil fotonya

Pagi ini kami terbangun dengan saling bertatap mata. Tersenyum dan saling mengucapkan, “Gefeliciteerd!” lalu kami berpelukan.

Sepuluh tahun rumah tangga ini kami jalani. Sebelas tahun lalu kami pertama berkenalan.

Sepuluh tahun yang penuh keseruan. Naik dan turun namun kami tidak pernah meninggalkan. Tetap saling berpegangan tiap kali ada masalah yang datang. Kami memegang prinsip yang sama bahwa masalah itu untuk dihadapi, diselesaikan, bukan ditinggalkan. Sama – sama dijalani dan dibicarakan jika ada rintangan yang datang.

Sepuluh tahun dengan tiga anak yang sehat, lucu dan pintar. Yang selalu heboh tiap hari, mewarnai rumah kami. Tidak mudah tapi tetap penuh suka cita untuk dijalani sebagai orangtua. Untuk anak – anak, jika suatu saat nanti kalian baca tulisan di blog ini, Ibu dan Papa ingin bilang hal yang sama yang selalu kami ucapkan tiap hari untuk kalian : Kami bangga dengan kalian. Tumbuhlah dengan bahagia dan selalu dipenuhi banyak cinta. Apapun pilihan hidup kalian nanti, kami akan selalu mendukung. Sejauh apapun kalian melangkah, Ibu dan Papa di rumah akan selalu membuka pintu dan menyambut kalian saat datang berkunjung, atau ingin tinggal sejenak. Berbagi cerita dan melepaskan penat. Semoga sampai kapanpun, kalian merasa cukup dan dicukupkan dengan keluarga kita. Tumbuhlah dan terbanglah jauh dengan segala cita kalian. Ibu dan Papa akan selalu di sini, mengiringi dengan doa, cinta kasih dan tak akan pernah meninggalkan. Kami cinta kalian tanpa tapi.

Sepuluh tahun akan terasa singkat jika dijalani dengan pasangan yang menyenangkan dan setara, tidak berat sebelah. Sepuluh tahun seperti sekedipan mata meski didalamnya tak selalu penuh bahagia. Pertengkaran, perbedaan pendapat, air mata, dulu selalu ada. Bertambah tahun, porsi bahagia lebih besar dibandingkan kesedihan. Semakin lama, perbedaan itu hanya kerikil kecil yang tidak mengganggu perjalanan kami. Semua bisa dibicarakan, diselesaikan. Apa yang seharusnya di dalam rumah, cukup di dalam rumah saja. Tidak perlu seluruh dunia tau. Jika butuh pertolongan, kami percayakan pada professional. Kami sebarkan berita bahagia ke seluruh penjuru dunia, supaya mereka yang membaca juga merasakan kebahagiaan. Kisah sedihnya, cukup untuk kami saja. Tidak perlu merepotkan orang lain.

Untuk suami, kamu pasti membaca tiap tulisanku di blog, aku akan bilang : Tidak ada yang lebih baik darimu untukku. Lelaki yang sangat memuliakanku, mendukung tiap keputusan yang kubuat, menjagaku sepenuh hati, dan mencintaiku tanpa banyak basa basi. Kamu selalu ada saat suka dan dukaku, yang selalu memberikanku kebebasan untuk menjalani apa yang terbaik dalam hidupku. Kamu selalu memberikan segala yang terbaik untukku dan anak – anak. Papa terhebat untuk anak – anak kita. Semoga kamu sehat selalu dan bahagia dengan apapun yang sudah diputuskan kedepannya. Aku dan anak – anak tak akan berhenti mengagungkan dan menyayangimu.

Merayakan sepuluh tahun pernikahan, kami memutuskan untuk road trip satu bulan ke 6 negara : Jerman – Austria – Slovenia – Slovakia – Hungaria – Polandia. Keputusan yang muncul mendadak, 3 minggu sebelum keberangkatan, karena awalnya kami berencana merayakan hanya dengan makan malam dan liburan akhir pekan saja. Kami baru mudik ke Indonesia, belum terpikir akan ada liburan lagi dalam waktu dekat saat musim panas. Eh ternyata malah ke 6 negara dalam waktu sebulan. Benar – benar seru pindah 6 negara bersama bocils dan satu bayi. Nanti akan saya tuliskan terpisah.

Selain itu, kami membuat foto keluarga yang benar – benar terencana, dengan sorang fotografer yang hasilnya sangat kami suka. Sepuluh tahun lalu kami berfoto dengan menggunakan jasa fotografer juga saat pernikahan, 10 tahun kemudian kami berfoto sekeluarga sudah bertambah 3 anggota keluarga, jadi berlima. Sangat istimewa.

Salah satu hasil fotonya
Salah satu hasil fotonya

Kami sedang ada di Zator, kota kecil di Polandia, satu jam dari Krakow. Menginap di sini selama 5 hari. Hari ini kami benar – benar menikmati dengan leyeh-leyeh saja karena tadi malam baru sampai dari perjalanan yang melelahkan, sempat terkena badai selama di jalan dari Hungaria dan Slovakia. Pagi menemani anak – anak yang sedang berenang, anak bayi yang main pasir, saya membaca buku, suami olahraga lari. Saat makan siang, kami ke restaurant Italy yang terletak di pusat kota. Setelah urusan perut selesai, kami jalan – jalan ke taman kota yang sangat bagus, besar dan super bersih. Polandia dan Slovenia, sejauh ini jadi negara di Eropa yang kami tasbihkan paling bersih yang pernah kami kunjungi, bukan hanya di kota kecil saja, pun di Ibukota.

Setelah kembali ke penginapan, kami duduk – duduk santai sambil mengingat 10 tahun lalu. Waktu benar – benar sangat cepat berlalu. Sering kami merasa terkejut bahwa ijab kabul itu sudah 10 tahun yang lalu. Bahwa sekarang kami punya anak 3 dan 2 anak lainnya yang terlahirkan dengan tidak selamat.

!0 tahun berlalu, kami makin dan semakin cinta satu sama lain. Saya yang masih suka tersipu dan pipi menghangat saat suami memuji. “Kamu makin cantik” dan suami yang masih suka senyum salah tingkah saat saya berbisik, “I love you.” Kupu – kupu itu masih beterbangan di perut. Kami masih merasakan sayang yang bertubi. Alhamdulillah, banyak perubahan yang terjadi, menuju baik dan semakin baik secara pribadi dan hubungan suami istri.

Doa kami selalu sama tiap tahun, semoga kami berjodoh panjang dalam keadaan sehat, bahagia, dan pernikahan kami membawa banyak berkah untuk keluarga kami dan orang banyak. Kami tetap saling bersama, berpegangan, berpelukan dan tak pernah sekalipun meninggalkan. Semoga kami bisa membersamai anak – anak sampai waktunya mereka ke luar dari rumah dan kami tetap membersamai dari jarak jauh saja. Memberi kepercayaan kepada mereka untuk hidup tanpa kami setiap hari.

Semoga kami tetap jatuh cinta yang tak ada habisnya sampai berpuluh tahun kedepan, tetap bersama penuh dengan rasa sayang.

*mudah – mudahan video di bawah ini bisa diputar. Saya unggah di IG pribadi saat hari H ulangtahun pernikahan. Perjalanan 10 tahun pernikahan kami dalam durasi 1.5 menit.

-9 Agustus 2024-

Ditulis di Zator, Polandia. Diberikan penambahan tulisan di Belanda.