Tahun lalu saat kami membatalkan rencana mudik ke Indonesia, lalu tercetuslah ide untuk ke Kroasia saat musim dingin. Menghindari cuaca dingin sesaat di Belanda. Namun rencana tersebut pun berubah, akhirnya malah kami ke Malta. Negara yang tak kalah indahnya. Akhirnya tahun ini kesampaian juga ke Kroasia.
Seperti yang sudah saya tuliskan pada postingan sebelumnya, saat pergi saya sempat tertahan di Bandara Schiphol terkait dengan paspor dan visa. Jadi, Kroasia ini adalah negara yang tidak masuk dalam daftar negara Schengen tapi bisa dikunjungi jika kita mempunyai visa Schengen. Untuk hal ini lebih lengkapnya bisa baca di website resmi yang membahas tentang visa Kroasia. Saya mempunyai kartu ijin tinggal di Belanda dengan batas waktu tertentu (bisa diperpanjang menjadi tak terbatas waktu setelah lima tahun sejak mendapatkan kartu ijin tinggal, asal sudah memenuhi persyaratan), jadi bisa digunakan untuk bepergian ke negara-negara Schengen maupun ke negara-negara non Schengen tapi bisa menggunakan visa Schengen, salah satunya Kroasia.
Dari pihak maskapai, ketika melihat paspor saya dan kartu identitas, mereka memastikan terlebih dulu apakah saya bisa terbang ke Kroasia. Lama sekali mereka cek sana sini, telpon sana sini. Wah saya mulai deg-degan, takut kalau saya yang salah informasi dan terlalu PD bisa ke Kroasia tanpa visa. Setelah kira-kira 20 menit, ternyata benar, bahwa saya bisa ke Kroasia dengan menggunakan ijin tinggal di Belanda. Ok, permasalahan pertama selesai.
Saat di Imigrasi, lagi-lagi pihak Imigrasi Belanda harus melakukan pengecekan yang lumayan lama. Telpon sana sini sambil dahi mengernyit, cek di komputer mereka, tanya beberapa hal ke saya. Sampai sekitar 20 menit, akhirnya saya diperbolehkan lewat. Artinya valid informasi yang saya baca. Pfiuuhh, begitu saja sudah membuat lutut bergetar lho. Padahal jelas-jelas ada di website resmi informasi hal ini, tapi gara-gara cek sana sini yang lama, sempat membuat saya jadi tidak PD juga.
Akhirnya, bisa juga saya pergi sekeluarga ke Kroasia. Ya, tidak lucu kalau misalkan saya harus pulang balik ke rumah sementara yang lainnya bisa terbang haha.
PULA
Pula adalah kota terbesar di wilayah Istria dan kota kedelapan terbesar di Kroasia. Kota ini dikenal dengan bangunan Romawi kuno. Yang paling terkenal diantaranya adalah Pula Arena. Beberapa hal tentang Pula sudah saya tuliskan pada postingan sebelumnya.
Di bawah ini adalah beberapa tempat yang kami datangi selama di Pula.
- VERUDELA
Tempat kami menginap adalah wilayah tepi laut yang bernama Verudela. Wilayah ini indah sekali. Karena saya mempunyai ikatan emosi dengan yang namanya kapal (maklum, saya ini anak pesisir. Rumah orangtua memang daerah pesisir), kalau melihat kapal rasanya senang bukan kepalang. Nah, selama di Verudela, setiap saat bisa melihat kapal lalu lalang hilir mudik, juga kapal yang sedang bersandar, girangnya bukan main.
Kegiatan kami kalau sedang tidak ke mana-mana, selain berenang di pantai (dan kolam renang) juga jalan-jalan sepanjang pinggiran laut sampai menuju ke Pelabuhan. Meskipun ya panas tidak karuan, tapi semua senang melihat birunya laut dan bermain air laut.
- PULA ARENA – ROMAN AMPHITHEATRE
Pula Arena adalah Roman Amphitheatre, yang merupakan terbesar nomer 6 di dunia. Amphitheatre ini memang besar sekali dan masih terawat dengan baik. Letaknya persis di sebelah laut, makin membuat Amphitheatre ini nampak cantik. Setiap mengunjungi Amphitheatre, saya dan suami selalu duduk sambil memandang sekeliling lalu kami membayangkan bagaimana para Gladiator dulunya bertarung di sana, lalu terdengar sorak sorai dari penonton. Tidak terbayangkan.
- TEMPLE OF AUGUSTUS
- ARCH OF THE SERGII
- BRIJUNI
Jika sedang berada di Pula dalam waktu yang tidak sebentar (paling tidak minimal 2 hari), sempatkan juga untuk mengikuti tour kapal yang bisa singgah ke beberapa pulau yang ada di sekitar Pula. Kami naik kapal, ikut tour selama 5 jam. Dalam rentang waktu tersebut, kami singgah ke Pulau di dekat Brijuni, sebuah taman nasional. Selama di pulau tersebut, selain berenang, kami juga bisa menjelajah seluruh pulaunya, melihat beberapa binatang dan juga masuk ke dalam hutan. Konon, kata pemandu tournya, Angelina Jolie mempunyai property di pulau ini berupa hotel. Tour yang kami ikuti dikenakan biaya €30 per orang dewasa dan diberi makan siang (memilih apakah menu ikan atau daging). Paket – paket tour ini banyak dijumpai di pelabuhan di dekat Pula Arena.
- PULA AQUARIUM
Pula Aquarium adalah Aquarium terbesar di Kroasia, letaknya di Verudela. Lumayan dekat dengan apartemen tinggal kami, jalan kaki hanya 10 menit. Pula Aquarium cukup unik karena letaknya berada dalam benteng Austro-Hungaria yang dibangun pada tahun 1886. Benteng ini mengalami proses revitalisasi sejak tahun 2002 sampai saat ini. Beberapa bagian dari benteng dipergunakan untuk kunjungan umum, sedangkan bagian lainnya masih dalam proses untuk dipergunakan kebutuhan aquarium dan pengunjung.
Aquarium Pula terkenal unik karena selain memperlihatkan dan memperkenalkan hewan-hewan laut Adriatik, juga memperlihatkan sejarah tentang benteng. Pada beberapa dindingnya ada foto-foto dan keterangan tentang sejarah benteng Austro-Hungaria “Verudela”. Pengunjung tidak hanya belajar tentang hewan laut, juga belajar tentang sejarah. Untuk masuk, pengunjung dewasa dikenakan biaya 100 kuna dan anak-anak dibawah 3 tahun gratis.
Ada satu ruangan yang khusus memperlihatkan tentang sampah-sampah plastik yang ada di laut mediterania. Berapa banyak sampah, bagaimana cara supaya kita bisa mengurangi sampah plastik, juga diperlihatkan penyu-penyu yang mati karena memakan sampah plastik. Suasananya sangat menyentuh karena lagu yang diputar cukup mendayu. Saya sampai mbrebes mili saat di ruangan itu.
ROVINJ
Jika datang ke Istria Peninsula, yang tak boleh dilewatkan adalah Rovinj. Kota yang mendapat julukan “The Blue Pirl of Adriatic” memang mempunyai daya tarik khusus bagi turis salah satunya adalah bangunan yang berwarna warni dan letak kota yang melingkar dengan ikon gereja. Menurut saya, Rovinj kotanya lebih turistik dibandingkan Pula. Jangan lupa untuk menyusuri kota tuanya karena kita seperti diajak membayangkan kehidupan masa lalu di kota ini. Sangat menyenangkan menyusuri jalan setapak dengan batu jalan yang sangat apik. Jika mempunyai waktu lebih, bisa menyeberang ke pulau terdekat dari Rovijn, duduk-duduk menikmati makanan lokal sambil menyesap wine atau minum bir, atau hanya sekedar melepas lelah duduk di bangku dermaga sambil melihat deretan kapal yang berjajar rapi serta kapal yang datang dan pergi.
UMAG
Umag terletak 2.5 jam perjalanan menuju utara dari Pula dengan menggunakan bus. Sekitar 10km dari perbatasan Slovenia. Kami tertarik pergi ke Umag karena tidak ada alasan khusus sebenarnya. Hanya tertarik saja dengan kota yang dikenal “the Croatian gate to Europe”. Setiap tahun, pada bulan Juli, Umag adalah tuan rumah turnamen Tennis ATP Croatian Open. Kami jalan-jalan seputar Umag tidak terlalu lama. Hanya disekitar pusat kota, pelabuhan, menyusuri kota tuanya, membeli roti sebagai makan siang, makan di taman kota, lalu kembali ke terminal bus untuk kembali ke arah Pula tetapi mampir ke Rovinj.
Kota tua Umag mengingatkan saya akan tipe kota-kota yang ada di Italia. Gang yang tidak terlalu besar, banyak jemuran baju (tapi tetap nampak apik gangnya), resik, dan menarik.
Seperti itulah gambaran liburan kami selama di Istria Peninsula, Kroasia. Benar-benar masih melekat di hati, indah laut dan pantainya serta makanannya. Saat kembali ke Belanda, saya pikir semua lancar-lancar saja. Lagi-lagi saya harus kembali berurusan dengan Imigrasi dalam waktu yang lama. Sebelum itu, saya terkena random check. Jadi sewaktu masuk bagian check yang seperti tabung, nah satu petugasnya mengajak untuk minggir. Saya pikir akan diperiksa dalamnya jilbab, seperti biasanya. Eh, ternyata tidak. Dia bilang saya terkena random check, jadi diperiksa lebih dalam. Ada satu lembar kertas dioles-oles ke kulit tangan, lalu kertas tersebut dimasukkan ke alat deteksi. Saya tidak asing lagi dengan hal ini karena sering melihat diacara Border Security. Wah itu beneran lutut saya langsung lemes. Biasanya saya melihat di TV hal seperti ini, lalu mengalami sendiri, deg-degannya luar biasa. Selama satu menit menunggu hasilnya rasanya kayak beberapa tahun lamanya. Walaupun saya tahu kalau hasilnya tidak bermasalah, tapi yang namanya alat kan bisa saja error ya. Syukurlah, baik-baik saja. Setelah di ruang tunggu, saya tanya suami, dia tahu ga saya terkena random check tadi. Eh ternyata dia tidak tahu karena ribet sendiri dengan barang-barangnya. Hadeh! padahal istrinya sudah mau pingsan rasanya karena deg-degan.
Urusan check selesai, eh pas di Imigrasi lagi-lagi petugasnya lama sekali mengecek paspor dan kartu ijin tinggal saya. Dia telpon sana sini, nanya ke kolega sebelahnya sambil menunjuk paspor dan kartu identitas saya, klak klik komputer sambil dahi berkerut, lalu setelah 20 menitan selesai juga. Paspor dan kartu ijin tinggal diberikan kembali ke saya. Lika liku mempunyai paspor hijau, jadi banyak cerita.
Selesai sudah liburan di Kroasia. Banyak cerita, banyak hal-hal yang bisa dibagikan, dan tentu saja menambah pengalaman kami sekeluarga dengan segala hal-hal yang terjadi selama liburan. Semoga kalau ada rejeki uang dan waktu bisa kembali ke Kroasia untuk mengunjungi taman-taman nasionalnya yang terkenal sangat indah.
-Nootdorp, 8 Juli 2019-